Ads Top

Friendship 5 Menara "Man Jadda Wajada"

21cineplex.com
Gunakanlah setiap kesempatan untuk berbuat kebaikan semaksimal mungkin. Jangan biarkan ia berlalu seperti angin berhembus yg hanya meninggalkan penyesalan di kehidupan akhirat.
~Pepatah

Man Jadda Wajada yang artinya siapa yang berusungguh-sungguh (berusaha) maka ia akan sukses. Itulah spirit yang disampaikan dalam film yang menginspirasi ini. Sebagai suatu kisah yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya A. Fuadi, Negeri 5 Menara mampu memberikan point of view yang baru kepada kita semua, terutama saya bahwa pendidikan Islam (khususnya dunia pesantren) tidak monoton "tok" ilmu agama saja. Dalam pesantren modern, disini diceritakan Pesantren Madani yang berada di tanah Jawa, mengajarkan ilmu agama (Islam) yang bersinergi dengan ilmu umum baik itu pengetahuan alam, sosial, kemandirian bahkan bahasa asing.
---
Mungkin rasanya "terlalu" terlambat saya menyampaikan tentang isi dari kisah Film Negeri 5 Menara ini. Namun tak ada salah nya untuk berbagi, dan saling mengingatkan. Karena untuk itu tak ada kata terlambat.
---
Awal latar dari film Negeri  Sumatera Barat, dengat logat minang yang khas, Alif Fikri Chainago beserta temannya si Sakurta baru saja lulus Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara SMP di sebuah daerah di Maninjau. Alif dan Sakurta bersama-sama memiliki cita-cita setelah kelulusan ini akan melanjutkan sekolah SMA di Bandung dan melanjutkan kuliah ke Institute Teknologi Bandung (ITB).

Namun apa di kata, orang tua Alif (yang diperankan David Chalik) serta istrinya memiliki rencana lain tentang masa depan Alif dengan akan memasukkannya ke Pondok Pesantren Madani di Jawa. Meskipun Alif sempat menolak, akhirnya dia menerima tawaran tersebut.

Ketika masuk dan daftar di Ponpes Madani tersebut, Alif sempat ragu. Dengan keyakinan yang diberikan serta dorongan moril dari ayahnya yang jauh-jauh mengantarnya, akhirnya Alif lulus seleksi masuk. Di pesantren Alif satu kelompok dengan berbagai anak-anak "asing" dari berbagai daerah di Indonesia.

Mengapa dinamakan Negeri 5 Menara? Karena dalam "geng" atau satu kelompok Alif yang terdiri dari 6 orang. Yaitu Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep Madura, Atang dari Bandung dan Baso Salahudin dari Gowa Sulawesi Selatan. (wikipedia)

tribunnews.com
Mereka ber-6 saat istirahat dan waktu luang selalu berkumpul di bawah menara dalalm lingkungan mereka. Sampai akhirnya ada yang memanggil mereka "Sohibul Menara" atau sahabat menara atau teman-teman menara. Dan mengapa 5? mereka kan ber-6. Dalam suatu moment mereka membayangkan langit yang biru di sertai "hiasan" awan-awanya, dan mereka membayangkan bahwa mereka ada di negeri yang berbeda-beda. Ada yang bilang di Eropa (London), ada yang bilang di Afrika (Mesir), ada yang bilang di Amerika, Ada yang bilang di Asia dan dua orang yang bilang di Indonesia. Maka jumlahnya 5 dan disebutlah Negeri 5 Menara.

Negeri 5 menara ini adalah tentang kesungguhan belajar, menjaga amanah dan tentunya persahabatan. Berbagai peristiwa dan kejadian mereka telah lewati. Mulai dari senang sampai susah.

Prestasi yang mereka dapatkan pertama kali sebagai "tim" adalah lomba pidato yang didapatkan Baso. Sebagai seorang yang paling rajin dan pintar, Baso memiliki intelektual lebih, namun ada satu kekurangannya yaitu tentang pengetahuan umum seperti bahasa Inggris yang kurang. Dengan kerjasama dan berusaha yang sungguh-sungguh akhirnya dia bisa juara.

Setiap karakter dari persahabatan menara berbeda-beda. Atang yang dari Bandung cenderung humoris tapi tetap memiliki kelebihan tersendiri, dimana ia memiliki kemampuan memperbaiki mesin. Ia pun memiliki cita-cita sebagai aktivis ataupun politikus. Makanya dalam obrolan-obrolannya pasti ada sangkut-pautnya dengan dunia itu, misal nama Sohibul Menara itu menarik dan bisa dijadikan nama partai ataupun LSM. Ada-ada saja.

Teman Alif lainnya, yaitu Raja, memiliki sifat keras dan konsisten, sebagaimana ia berasal dari Medan. Baso adalah anggota sohibul menara yang paling pandai. Selain memiliki motivasi yang tinggi, ia pun memiliki beban di pundaknya untuk terus berusaha, dan juga ia paling rajin beribadah. Itulah yang saya dapat ilhami, bahwa dengan banyak beribadah, baik siang-malam tak akan mengurangi kemampuan belajar dan pengetahuan kita. Namun semua itu akan bertambah.

Perjuangan mereka menuntut ilmu diselingi dengan kebahagiaan dan kesedihan. Ketika mereka mampu bekerja sama, itulah karunia. Alif sempat merasa senang ketika akan bisa berfoto bareng dengan keponakan kepala pondok. Alif melakukan taruhan dengan temannya. Dan muncullah nasehat Baso bahwa janganlah melakukan hal itu karena kalah menjadi abu dan menang jadi arang (tak ada faedahnya).

Suasana berbalik sedih, ketika Baso harus meninggalkan perjuangan di pondok karena dijemput pamannya dari Gowa. Neneknya sakit parah. Dan yang hanya bisa merawat beliau serta yang diinginkannya adalah Baso. Itulah saat-saat yang paling mengharukan.
---
Tak banyak yang dapat saya kabarkan. Akan lebih "afdhol" jika kita menontonnya langsung ataupun membaca novelnya. Sebenarnya banyak cerita lainnya dan juga berbagai pesan yang terkandung dalam Negeri 5 Menara.

Begitupun tentang apa yang disampaikan oleh guru kelas mereka (yang diperankan Dony Alamsyah) dengan semangatnya memberi motivasi "Man Jadda Wajada" "Man Jadda Wajada" "Man Jadda Wajada" "Man Jadda Wajada" "Man Jadda Wajada" "Man Jadda Wajada" berulang ulang. Itulah yang menjadi semangat para sohibul menara.
Wallaualam Bishawab
Terimakasih
Man Jadda Wajada

No comments:

Powered by Blogger.