Ads Top

Photo : The Story Cianjur Train Station

Gambar : atthecrossroads.org
To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe

Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya
~ Kata Motivasi, Anatole France

Cerita dan Stasiun Kereta Cianjur
Stasiun Cianjur mempunyai ceritanya tersendiri, begitu pun untuk saya. Tak terasa. Kini saya masih mampu untuk mampir ke Stasiun ini. Dulu kala, saya yang masih "ingusan" belum cukup umur, karena masih sekolah dasar (SD) sudah belajar membantu ibu belanja kebutuhan warung kami ke Cianjur. Dari rumah (Gunung Manik) ke Cianjur tentunya naik kereta api. Dan tentunya kereta berhenti di stasiun kereta, Cianjur punya Stasiun Cianjur.

Begitu pun saat kereta "mogok" dan terpaksa tak ada angkutan favorit masyarakat ini. Stasiun Cianjur menjadi tempat mangkal mobil angkot yang membawa kami pulang pergi Gunung Manik - Cianjur. Hanya sekali dalam sehari.
View Stasiun Cianjur

Gedung Bioskop di Jalan Sinar, Seberang Stasiun Cianjur


Stasiun Cianjur terletak di Jalan Yulius Usman, Cianjur dan berhadap-hadapan dengan jalan wisata kuliner Sinar. Tempat ini berada strategis di pusat kota Cianjur. Dekat dengan jalan utama yang menghubungkan dengan Bandung, dekat pula dekat Pasar Bojong Meron.

Saat ini, di tahun 2012, Stasiun Cianjur hanya melayani rute Cianjur ke Bandung. Itupun hanya sekali dalam sehari dan tentunya dalam jadwal pagi ataupun sore. Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama, terutama tentang transportasi. Banyak sekali yang harus dibenahi.

Dulu, kereta dari Bandung bisa melayani sampai Sukabumi. Dikerakan terjadi hambatan di terowongan Lampegan yang longsor, maka jalur terputus dan hanya sampai Lampegan. Daerah Lampegan masih bagian dari Cianjur wilayah timur yang berbatasan dengan Cireunghas (Sukabumi).

Selain itu, saya ingat betul bagaimana suasana dalam keretanya. Warna kombinasi merah dan biru. Karena waktu yang terus berjalan, warna merah sang kereta memudar menjadikannya agak oranye. Begitu pun dengan posisi tempat duduknya, pada awalnya kursi saling berhadapan paralel, dua-dua. Untuk efisiensi, maka kursi seluruh gerbong menjadi seri melintang hanya di pinggir yang menjadikan ruang terbuka di tengah-tengah gerbong. Hal itu dikarenakan agar mampu memuat banyaknya penumpang dalam alat transportasi yang ekonomis ini.

Saya sempat merasakan fase tersebut. Sampai kereta hanya melayani rute Bandung - Cianjur seperti sekarang ini. Namun, stasiun Cianjur masih eksis meskipun tak seramai dulu.

Taman & Gudang Stasiun Cianjur
Angkot Melintas di Depan Stasiun Cianjur
Halaman Stasiun Cianjur yang sepi
Bagian Dalam Stasiun
Rel Kereta
Berpose di Depan Kantor Masinis Stasiun Cianjur


Foto : Fikri Audah
---

Iwan Fals
Kereta Tiba Pukul Berapa Lyric diambil dari Album Sumbang (1983)


Hilang Sabar di hati
Dan tak terbendung lagi waktu itu
Lama memang kutunggu
Kedatanganmu sobat karibku

Datang telegram darimu
(Tiba kabar darimu)
Dua hari yang lalu (tunggu aku)
Di stasiun kereta itu pukul satu

Kupacu sepeda motorku
Jarum jam tak mau menunggu maklum ridu
Traffic light aku lewati
Lampu merah tak peduli jalan terus (asyik)

Di depan (dimuka) ada polantas
Wajahnya begitu buas
Tangkap aku

Tawar menawar harga pas tancap gas

Sampai stasiun kereta pukul setengah dua
Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa?

Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa (rusak lo)

Biasanya kereta terlambat
Dua jam cerita lama

---
Hatur Nuhun Pisan

No comments:

Powered by Blogger.