Ads Top

Desember dan Realita di Dalamnya

Desember dan Realita di Dalamnya. Aku dilahirkan pada bulan Desember ini, tepatnya tanggal 3, di hari Sore yang katanya kelam. Nan jauh disana, Sukabumi Selatan, Jampang, Taman Jaya tepat 21 tahun yang lalu. Aku menjalin hubuyang yang akan menjadi yang terakhir pada bulan Desember ini. Pertama kali kami menjalin Cinta dengannya di Bulan ini. Dan masih banyak lagi.

Esok adalah hari ibu. Di Indonesia pada tanggal 22 Desember menjadikan hari yang spesial untuk mengucapkan terimakasih kepada Ibu yang diasosiasikan dengan Sang Surya yang menyinari dunia. Nama Ibuku Sri Rahayu, namanya secantik rupanya. Dialah wanita tercantik dan terbaik yang telah ada. Sampai akhirnya akupun tak ingin menyakitinya. Setiap anak hanya ingin membuat ibunya bangga. Begitupun aku.


Mungkin ini akan terdengar sangat personal. Tak ada yang bisa menggantikan dirimu dihatiku. Seperti halnya aku mencintai ibu. Desember dari tahun ke tahun memang akan menjadi Desember yang sama. Penuh dengan kenangan. Bukan hanya bagi kita, namun mempunyai makna yang berbeda-beda bagi setiap orang di dunia ini.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi semuanya tentu kita ketahui baik dari media maupun obrolan-obrolan di warung kopi. Desember adalah bulan akhir tahun untuk mengawal resolusi baru di tahun yang baru. Desember penuh dengan, mungkin, dengan tragedi. Sedikit flashback kebelakang, bencana yang pernah melanda negeri ini seperti Tsunami di Aceh, terjadi di Bulan ini. Sudahkah kita mencatat tentang peristiwa-peristiwa itu? Menyayat hati, namun itulah yang akan kita ceritakan kelak.

Desember penuh dengan inspirasi. Sebarkan semangat untuk menyambut hari yang lebih baik. Desember membantu semua untuk sadar, bahwa dari akhir akan bertemu dengan awal kembali. Begitu sebaliknya, bahwa awal akan bertemu dengan akhir. Suatu proses yang kukira tak akan berhenti.

Desember adalah untuk berbagi, menghormati, menyayangi dan peduli. Kita semua tau, orang-orang memperingati pada Desember ini. Mungkin bisa dikatakan lebih untuk saling menyadarkan, bahwa yang ODHA (orang dengan HIV aids) bukan untuk dijauhi namun untuk diayomi dan tetap semangat untuk menjalani hari-hari. Selain itu, kita dituntut untuk sadar dan belajar dari semua yang telah terjadi agar kita mampu untuk saling mengisi satu sama lain.

Desember adalah Anti Korupsi. Tersiar kabar bahwa seorang mahasiswa nekad membakar diri karena kasus korupsi di negeri ini tak urung tuntas. Memang ironis dan tragis. Ada yang bilang konyol, dan berbagai tanggapan lainnya. Katanya ini adalah hal yang baru di Indonesia. Bakar diri ini. Semua itu dalam kacamata politik, memiliki unsur politis. Entahlah apakah ini suatu fenomona gunung es, yang kecil dipermukaan namun didasarnya sangatlah besar. Ataukah suatu kejadian yang akan menjadi bola salju, yang seiring berjalannya waktu akan semakin besar.

Desember adalah waktu yang tepat untuk berdoa dan merefleksikan perjalanan yang telah berjalan sepanjang tahun. Dengan refleksi, kita bisa menyusun strategi untuk mengawal dan menjadi bahan untuk berjalan sesuai dengan koridor-koridor dan menjadi insan yang lebih baik. Seperti yang menjadi moto diriku, memutar otak, memeras keringat dan banting tulang. Semua itu asalkan dikerjakan dengan cerdas dan ikhlas.

Desember adalah HAM (Hak Asasi Manusia). Dalam bahasa kerennya, Human Rights. Pada dasarnya semua bulan adalah sama, untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Menganggap manusia benar-benar sebagai manusia ciptaan Sang Yang Maha Kuasa, Tuhan Maha Esa.

Begitu banyaknya cerita dalam Desember. Tak akan mampu kita ceritakan satu per satu. Marilah kita menjernihkan pikiran bahwa Desember adalah waktu yang tepat untuk bersyukur. Betul?

Desember adalah natal dan perayaan serta berkumpul bersama keluarga. Selamat bagi yang merayakannya.

No comments:

Powered by Blogger.