Ads Top

Untuk Sebuah Rutinitas

Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan. (Kommer, 199)
~ Pramoedya Ananta Toer


Telah lama tak ku goreskan pena. Begitu juga ketukan jemari pada papan ketik. Hanya untuk bercerita pada diri sendiri, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Kita tentu sering merasakannya. Suatu keadaan dimana dalam perjalanan kehidupan serasa berada pada titik yang selalu sama. Mengulang hari, mengulang waktu.

Senin bertemu Senin, esoknya Selasa, lusa Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu hingga Minggu, kembali ke Senin. Dalam satu minggu (week) itu terdiri dari 7 hari dengan jumlah waktu (time) yang sama, satu hari satu malam selama 24 jam.

Sebenarnya untuk apa sih kita hidup di dunia ini? Setiap waktu yang bergulir bagaikan angin yang berhembus, entah kemana. Biarlah pertanyaan ini selalu menjadi renungan dan kita sendiri dan Tuhanlah yang tahu jawannya.

Dalam sebuah rutinitas, yaitu kegiatan yang kita lakukan dalam waktu setiap hari dan berulang-ulang, kita mesti percaya bahwa hidup tak selamanya akan begini saja. Ada banyak jalan yang harus kita tau, ada banyak kawan yang harus kita sapa, ada banyak taman yang harus kita bersihkan dari semak belukar.

Mungkin, pola berpikir kita bisa saja berbeda dari yang kemarin. Ini bisa terjadi karena lingkungan dan orang-orang di sekeliling kita. Ada sisi positif dan negatifnya. Kelebihan dan kekurangannya.

Semoga Tuhan senantiasa berikan kita petunjuk agar selalu dalam lindungan-Nya. Semoga sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang meluruskan niat kita, memperbaiki perilaku kita dari kesewenang-wenangan dan dari segala 'kemunafikan'.

Itulah do'a. Aku pernah membaca pepatah atau kata mutiara yang berbunyi seperti ini "Seperti halnya bernafas, jika kita selalu berdo'a maka niscaya itu akan menjadi kebiasaan". Jadikan do'a (pray), ibadah, sembahyang (sholat) sebagai rutinitas yang tak akan pernah putus. Itu merupakan kewajiban. Tapi jangan anggap kewajiban itu sebagai suatu peringatan bahwa kita takut akan siksa-Nya dan menginginkan 'surga-Nya'. Melainkan hanya ingin memperoleh keridhoan Tuhan.

Karena berkat segala nikmatNya, hingga saat ini dan seterusnya kita bisa melakukan 'rutinitas' itu sendiri.

No comments:

Powered by Blogger.