Ads Top

Kisah Hidup Tukang Rongsokan

agussyafii.blogspot.com
Dalam siang yang terik itu saya melewati jalan yang lenggang, tepat dibawah pohon-pohon yang teduh dimana saya hendak pergi beribadah ke mesjid. Tampak wajah sayu sang tukang rongsokan dengan gerobak yang ia pegang. "Ada barang rongsokan di rumah dek?" tanya bapak dengan kumis tipis dan menggunakan topi dikebelakangkan sambil memelas. Dengan suara yang berat bercampur haru, saya terpaksa mengatakan "tidak ada pak, maaf". Sontak saja, pikiran ini berkecamuk melihat orang tua itu. Begitu hebat perjuangannya, walaupun hanya melihat sekilas, serta belum tentu saya akan kembali menemuinya atau tidak.

Tak lama setelah itu, selang beberapa waktu setelah selesai sholat, saya melihat bapak-bapak tua senasib dengan tukang rongsokan tadi begitu bahagianya bercengkrama di teras belakang mesjid, yang memang dijadikan tempat berkumpul para pedagang, tukang becak, pengurus mesjid yang notabene mereka memiliki emosinal. Melihat suasana seperti itu, saya menjadi terharu, begitulah kehidupan orang tua dengan segala sikap 'legowo' atas hidup mereka yang diberikan tuhan.

Aku melanjutkan dengan membaca dan melantunkan ayat-ayat suci, tentunya setelah melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah kala itu. Saat itu, si tukang rongsokan pun melaksanakan ibadah sholat. Betapa tabahnya dia dengan keadaan yang ada. Karena, dibelakangnya ada keluarga yang selalu memberi dukungan dan mendoakannya.

Bapak tukang rongsokan tak takut gerobaknya dicuri orang. Begitulah yang terjadi, ketika hendak masuk ke mesjid, dia taruh saja dengan rapih di halaman samping, tanpa khawatir apapun. Berbeda dengan kita, dengan apa yang kita punya baik itu kendaraan, motor, mobil, sendal, sepatu dll. setidaknya, dalam sholat, ada rasa cemas atau apalah itu namanya. Tukang rongsokan percaya, bahwa masa depan yang cerah akan ada untuknya dan keluarganya, terutama anak-anaknya yang akan menjadi harapan hidupnya kelak. Karena dengan berjuang keras sesuai dengan kejujuran akan menghasilkan buah yang manis.

Tukang Gerobak

No comments:

Powered by Blogger.