Ads Top

Resensi The Imitation Game, Bukan Sekedar Permainan



Benedict Cumberbatch as Alan Turing (Image : IMDB.com)
Behind every code is an enigma

Dalam perang dunia kedua, Inggris dihadapkan perang melawan Jerman yang saat itu dipimpin oleh Adolf Hitler dan Nazi-nya. Kekuatan militer Jerman yang sangat ditakuti di seluruh dunia, peralatan militer dan pasukannya siap melawan siapapun yang menghadang. Termasuk strategi perang Jerman yang sangat handal, setiap penyerangan dilakukan dengan strategi matang dan protocol yang menggunakan intelejen tingkat tinggi.

Namanya Alan Turing (Benedict Cumberbatch), doctor matematika dari Cambridge, Inggris. Dialah yang berhasil memecahkan sandi rahasia militer Jerman yang dinamakan Enigma. Dia bersama tim-nya membuat mesin revolusioner untuk mengungkapkan sandi rahasia dari berbagai protocol (perintah) yang digunakan militer Jerman dalam perang dunia kedua. Sangat sulit untuk membongkar kode Enigma, satu protokol saja bisa sebanyak 159 juta juta kemungkinan.

Sebelum Turing terlibat, pihak Inggris sebenarnya sudah mengetahui bahwa Jerman menggunakan sandi intelijen dalam aksi militernya. Inggris mempekerjakan banyak orang untuk memecahkan kode Enigma setiap hari secara manual. Meskipun teknologi penyadapan telah digunakan Inggris, hanya saja kode Enigma hanya dimengerti militer Jerman saja. Disinilah Turing tertantang membuat alat (mesin) untuk menerjemahkan sandi Enigma. Dengan banyaknya kemungkinan dalam sandi Enigma, kemampuan manusia sangat terbatas. Jerman saja menggunakan mesin untuk membuat Enigma. Mengapa Inggris tidak?

Turing tidak bisa bahasa Jerman. Inilah yang menjadi keraguan pimpinannya. Turing pun sama sekali belum pernah memecahkan satu kode Enigma. Tapi Turing meyakinkan pimpinannya agar memberikan kesempatan membuat mesin yang kelak dinamakan “Christopher”. Kemampuan manusia memiliki keterbatasan dalam mengungkap rumitnya sandi Enigma, manusia perlu istirahat, sementara itu mereka tak bisa menghentikan serangan-serangan lawan, ataupun menyuruh musuh untuk menunda serangan.

Christopher dibuat dalam berbagai tekanan. Keraguan dan ketidaksukaan atasannya beberapa kali membuat Turing sempat putus asa. Kemampuan dan kecerdasan Turing memang sangat mengesankan. Tapi dibalik itu dia memiliki kekurangan yaitu sulit bergaul dengan rekan-rekannya. Sejak sekolah dasar Turing sering menyendiri dan dikucilkan. Sampai akhirnya Joan Clarke (Keira Knightley) yang direkrut Turing menyakinkannya untuk tetap berusaha. Emosi manusia memang pasang surut. Sebelumnya, Joan sempat berkeinginan mundur dari proyek pembuatan Christopher.

Teori peluang dan logika menjadi dasar pembuatan Christopher. Turing merekrut orang-orang cerdas yang mampu menyelesaikan teka-teki silang dengan batasan waktu yang singkat. Dalam seleksinya pun, Turing menggunakan cara tak biasa. Hanya mereka yang faham saja dan yang menyelesaikan kode rahasia, teka-teki silang (TTS) yang ada di koran menuntun mereka.

Setelah sandi Enigma terpecahkan. Tapi masalah belum selesai. Strategi militer Jerman berhasil dipetakan, terjadi dilema, militer Jerman tak boleh tau. Hasil kerja keras Turing dan rekannya-rekannya harus dimulai dari nol lagi jika kode Enigma dirubah lagi. Belum lagi ada saudara rekan Turing yang sedang bertempur di medan perang tengah menunggu waktu saja dihancurkan pasukan Jerman, karena sudah dalam bidikan. Namun itulah harga mahal yang harus dibayar dalam peperangan, banyak pengorbanan apalagi nyawa.

Mesin karya Turing berkontribusi memperpendek waktu perang, yang artinya banyak nyawa yang diselamatkan. Setelah perang berakhir, membawa angin segar perdamaian. Suasana yang kondusim membuat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Salah satunya komputer yang kita gunakan saat ini terinspirasi dari karya Turing.

Kegemilangan Turing dan karyanya adalah pencapaian yang luar biasa. Sejak kecil dia memang sudah sering berkomunikasi menggunakan kode rahasia dengan sahabatnya, Christopher. Saat sekolah dasar, hanya Christopher yang mau berteman dengan Turing. Christopher yang menyadari Turing memiliki kelebihan dengan bahasa sandi. Sampai akhirnya Turing jatuh cinta dengan Christopher. Namun naas, Christopher meninggal. Kasih terlarang yang kandas itu menyisakan luka di hati Turing hingga akhir hayatnya. Di masa akhir perang ia dijatuhkan hukuman karena tindakan perilakunya yang terlarang.

The Imitation Game adalah sebuah film yang terinspirasi dari kisah nyata Turing. Istilah the imitation game pun merupakan teori Turing dalam jurnal yang ia buat. Permainan itu dilakukan dengan logika kata, melalui pertanyaan. The Imitation Geme, sebuah permainan pengujian sesuatu untuk menentukan apakah sesuatu digolongkan sebagai mesin atau manusia. Bagaimana cara bermainnya? Ada seorang penilai dan sebuah subyek. Penilai akan mengajukan pertanyaan, dan bergantung pada jawaban dari si subyek, menentukan dengan siapa dia bicara, apa yang dia bicarakan, dan yang harus dilakukan hanyalah bertanya.

Komunikasi bisa disampaikan secara langsung dengan cara tidak langsung. Sepertinya halnya disini kode ataupun sandi. Saat pramuka mungkin kita mengenal sandi morse, rumput, peluit, ataupun asap. Nah, angka ataupun huruf sebagai media komunikasi bisa diacak menjadi sandi. Misalkan tidak berurutan abcde... tapi bisa dibalik menjadi zyxwv.... ataupun bagaimana variasinya menggunakan angka maupun simbol. Kecerdasan manusia maupun mesin tetap saja terlampaui dan bisa terungkap dimana ada kemauan dan keyakinan untuk memcahkannya. Dengan catatan semua dilakukan untuk kebaikan bersama. Salam perdamaian

No comments:

Powered by Blogger.