Ads Top

Kritik terhadap dunia pendidikan


Ilustasi : movieposterdb.com
Mungkin bisa jadi benar pepatah tentang ‘lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali’ berlaku pada diri saya. Bahwa bisa jadi sekarang aku ada semacam gairah lagi untuk terus belajar, sampai ajal menjemput yang akan menghentikannya. Semua ini berkat aku telah menyimak apa yang ada dalam film ‘3 Idiots’. Saat film ini keluar kalah booming dengan adanya film lainnya yang hebat dalam visualisasi dan menyandang film termahal. Selanjutnya aku sangat bersyukur karena bisa menyaksikan 3 Idiots, akan kujadikan pelajaran dan cambuk untuk terus belajar.

Kisah persahabat yang sangat kental dalam dunia pendidikan khusunya di sebuah kampus yang berlatar belakang tekhnik di India. Memang tidak jauh berbeda seperti halnya nama Indonesia dan India, masih sama-sama saudara lah. Toh tinggal beda ‘ones’ saja. India-ind’ones’ia. Pada awal menyaksikannya memang tidak akan menyangka bisa seperti perjalanan selanjutnya yang akan menimbulkan tanda Tanya dan menunggu untuk detik-detik selanjutnya yang penuh makna. Penuh akan inspirasi, dalam latar belakang 3 actor utamanya, Farhan, Raju dan Amir Khan (Wangdu, Rancho) dalam mengejar cita-cita dalam suatu tujuan hidup.

Hidup bukan untuk mencapai kesuksesan. Hidup untuk membuat kesempurnaan meskipun mustahil sebagai manusia itu mencapai kesempurnaan. Terbungkus dalam aksi solidaritas antar sesama kawan, tidak melihat dia itu siapa dan berfikir selalu positif. Kesan mendebarkanpun akan kita rasakan dalam solidaritas, karena apa yang dikerjakan belum tentu sejalan antara akal pikiran satu orang dengan yang lainnya.

ALL IZ WEL (all is well). Kalimat itulah yang menjadi spirit untuk terus berusaha tanpa mengeluh. Menjadi cambuk pula terhadap apa yang selalu dikatakan oleh pesimis. Selalu optimis apa yang akan dihadapi kedepan. Penuh dengan pelajaran bagi semua yang ingin menatap masa depan dengan harapan mulia.

Ada yang keliru dalam dunia pendidikan saat ini menurut cerita yang ada dalam film ini, jika tidak mau dibilang dunia pendidikan sekarang adalah salah. Tetapi itu terlalu ekstirim. Ketika orang sekolah sekarang adalah hanya untuk mengejar ijazah saja. Tanpa memperdulikan yang lainnya, yang penting cita-citanya tercapai (halal ataupun tidak). Anak sekarang didoktrin bagaimana untuk menjadi sesuatu yang hanya menurut apa yang diajarkan ‘si pengajar’ dan hanya terpaku kepada buku tanpa mengkritisi. Selama ini dalam pendidikan diajarkan bagaimana untuk menghafal bukan untuk belajar apa itu esensi dalam sebuah pelajaran.

Dilemma. Sesuatu yang didambakan terpaksa harus dikesampingkan untuk membahagiakan orang tua yang ingin anaknya seperti yang dia inginkan (tapi itu tidak berarti yang terbaik/yang dia inginkan). Namun, pada akhirnya dengan kesungguhan sesuatu yang agak enggan untuk diperbaiki bisa diluruskan dengan pengertian, berbicara dari hati ke hati serta kejujuran. Pembuktian bagi kita semua sebagai anak Indonesia harus jujur mengejar cita-cita yang benar serta berbakti pada orang tua.

Materi bukanlah segalanya. Perhatian yang memang menjadi fokus beberapa cara pengajaran adalah ‘race’ (berlomba) hanya mengejar ‘nilai’ yang ternyata semu. Dalam realitas sekarang yang kita alami memang seperti yang tergambar disana, dan yang baiknya patut untuk kita contoh. Seperti halnya karya manusia lainnya, pasti terdapat celah kelemahan dan kekurangan yang tentunya kita harus bersikap selektif karena ini memang tidak berasal dari bangsa kita sendiri.

Secara keseluruhan kita memang akan tergugah menyaksikan 2 jam yang penuh makna. Serta tidak dapat dipungkiri cerita lucu dan cinta yang menjadi bumbu perasa sebuah film menjadi perhatian kita tentunya. Disamping inti dari perhatian yang sangat mendalam untuk mengubah dunia pendidikan.

Pendidikan itu membebaskan. Tidak ada paksaan di dalamnya. Mulai dari sejak dini semuanya harus mengenal apa yang ada di dalam dunia pendidikan bisa bermanfaat dan tidak menjadikan seseorang menjadi ‘pecundang’ atau ‘keledai’ seperti yang ada didalam film dengan ego sebagai tuhannya.

Kedepan, meskipun tujuan akhir kita untuk bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, itulah pegangan saya. Dunia pendidikan harus sempurna.

Pada akhirnya semua akan sadar dan terbangun dari lelap tidurnya dunia pendidikan sekarang. Banyak yang harus dilakukan oleh kita sebagai umat manusia agar pendidikan sebagai wadah menjadikan generasi yang berilmu serta berakhlak mulia dapat terwujud.
Nuun walqolami wamaa yasthuruun.

No comments:

Powered by Blogger.