Ads Top

Bersyukur Walaupun Ragu, atau Sebaliknya

140610

Hari ini aku ragu untuk memulainya. Hari yang tanda tanya meskipun aku sudah memantapkan untuk melaksanakan ibadah yang sunnah itu : puasa sunnah. Mohon maaf apabila ada kesalahan di awal-awal ini kawan. Sepertinya Petualangan Dewantoro harus dimulai di hari yang mempunyai matahari yang cerah bagaikan seperti hari-hari yang aku idam-idamkan.

Pasti. Dengan percaya diri memperbaiki dan mengambil yang menjadi milik aku itu harus dilaksanakan. Tahu kan kalau ke gedung-gedung penting itu kita harus meninggalkan identitas di pos satpam ditukar dengan kartu pengunjung. Nah, ketika aku ke gedung ”itu” namanya aku lupa untuk mengambil kembali kartu identitas diriku. Padahal sudah seminggu sebelumnya identitas berupa surat ijin mengemudi aku ditahan juga oleh polisi karena melanggar saat membonceng yang tidak menggunakan penutup kepala yang tidak standar.

Satu-satunya akses untuk aku ke gedung atau tempat penting lainnya adalah identitas. Tanpa itu maka dipersulitlah untuk masuk. Konsekuensinya aku harus mengambil dulu yang kemarin tertinggal sudah lebih dari satu minggu karena aku keluar kota. Ke Malang. Acara Lokakarya Materi Muktamar IPM di Rusunawa Universitas Muhammadiyah Malang 8-10 Juni 2010. Tanggal 7 itu aku ke gedung itu kan. Karena terburu-buru ketinggalan kereta pukul dua. Sedangkan di gedung itu jam 1 masih disana. Karena hujan derasss seeekali. Hujan yang menyebabkan kita tidak bisa kemana-mana. Hujan deras yang bisa mengakibatkan jalanan di Ibu Kota banjir dalam setengah jam.

Masih di gedung itu, sang receptionist yang jutek itu mempersulit proses pengantaran suratku. Selalu bersabar itulah kuncinya pada hari ini. Jalani kawan. Ok.

Memang, khawatir sekali aku. Menyimpan motor di luar gedung itu. Saat tengah mengikuti bapak yang baik hati itu ke dalam gedung untuk menandatangani surat pernyataan bahwa telah meniggalkan identitas selama mungkin satu minggu beserta materai enam ribu rupiah. Di dalam gedung itu di bilang ah orang Cianjur, beras ya. selalu seperti itu saja orang-orang menilaiku. Tapi aku bersyukur motorku ada dan identitasku sudah diambil walaupun sebelumnya saat sudah mengambil materai yang diberikan sekretaris eksekutif pp ipm kang nana itu dari dompet sempat terjatuh, dan aku mencarinya dulu di buku yang sudah aku tandatangani, di meja, eh tau-taunya ada di bawah kursi yang sedang aku duduki.

Saat sudah keluar, motorku atau yang biasa aku bilang sang belalang tempur hijauku itu sudah ada yang menjaga dua orang. aku bukannya berprasangka buruk tapi sepertinya ada yang mengincar mengambil motorku. Pasti.

Perjalanan ke luar kota itu memakan enambelasjam. Pengalaman yang menyenangkan dan menyesakkan hati. Aku bersyukur sekali akan karunia-Nya.

No comments:

Powered by Blogger.