Ads Top

Ngaji Bareng Pak Dahlan Rais

Foto : muhammadiyah.or.id
Aku merasakan hal yang berbeda. Tak seperti biasanya, dalam pengajian aku tak dilanda kantuk yang luar biasa. Kantuk sedikit sih wajar saja, karena seharian bekerja dari pagi hingga petang. Dilanjutkan malam menghadiri pengajian bulanan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta di Mesjid Mujahidin Kramat Raya. Meskipun berat untuk melangkah, tetapi Alhamdulillah saya berangkat juga. Selesai sholat Isya, begitu keluar dari mesjid saya langsung saja berangkat dari Matraman ke Kramat tanpa persiapan apapun. Bahkan HP pun tak saya bawa.

Pengajian malam tadi berjudul "Kepemimpinan dalam Muhammadiyah" yang disampaikan oleh Pak Dahlan Rais, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam dua minggu ini sudah dua kali saya mendengar ceramah beliau. Pada tanggal 14 September kemaren beliau menyampaikan seminar di RSIJ Cempaka Putih dalam acara Silaturahmi Nasional dan Lokakarya Materi Muktamar XIX IPM.

Dalam ceramahnya Pak Dahlan tidak banyak menyinggung ranah yang sudah sering kita dengar tentang pemimpin atau kepemimpinan seperti kriteria Shidiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah. Yang membuat ceramah Pak Dahlan menarik, meskipun dengan aksen suara datar yang khas dan tidak menggebu-gebu, adalah berbagai perspektif beliau tentang kepemimpinan yang berdasarkan pengalamannya. Selain itu berbagai istilah dan ilmu baru saya dapatkan dari Pak Dahlan.

Muhammadiyah memiliki tantangan yang sangat banyak, terutama dalam berdakwah. Bagaimana persyarikatan mampu mengelola pengajian dengan cara yang kreatif. Bukan hanya dalam segi kuantitas jamaah, tetapi juga kualitas pengajiannya. Sebagai penceramah, Pak Dahlan tak usah diragukan lagi, dalam segi materi beliau memahami banyak hal, dalam sisi jam terbang beliau telah kemana-mana, seluruh pelosok Indonesia bahkan mancanegara.

Begitu juga dalam hal pendidikan, Muhammadiyah harus meningkatkan kualitasnya. Apakah itu sekolah atau universitas. Kata Pak Dahlan malam tadi, dari ranking universitas yang ada di dunia, sekelas UGM saja berada di urutan 600-an, adapun UI atau ITB ada di peringkat 900-an. Perguruan tinggi Muhammadiyah yang masuk daftar ada UM Malang, UM Solo, dan UM Yogya, itupun di urutan 1.400-an. Jauh banget ya?

Untuk sekolah dasar Muhammadiyah sendiri mungkin agak bisa lebih berbangga diri. Banyak yang telah berprestasi di tinggal nasional dan internasional. Selain itu di berbagai tempat SD Muhammadiyah menjadi pilihan dan salah satu unggulan. Salah satu yang beliau sampaikan adalah SD Muhammadiyah yang berada di Pontianak, Kalimantan Timur.
---
Dalam periode kepemimpinan Muhammadiyah, kata Pak Dahlan, perlu ada peningkatan ke arah yang lebih baik, growth (pertumbuhan) dan change (perubahan). Beliau menceritakan pengalamannya dalam berdakwah dan memimpin Muhammadiyah. "Dalam satu periode setidaknya harus ada sesuatu yang menjadi kenangan (peninggalan)" kata Pak Dahlan. Ketika menjadi Pimpinan Wilayah di Jawa Tengah, beliau mencontohkan dengan pendirian Baitul Mal yang eksis hingga kini. Kemudian perjuangan beliau dengan rekan-rekan mendirikan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), pengkolaborasian Unimus dengan Stikes Muhammadiyah Semarang yang telah dulu mapan dan lain sebagainya.

Satu hal yang paling menarik yang disampaikan beliau adalah ketika permusyawaratan dalam Muhammadiyah. Sistem pemilihan pimpinan di Muhammadiyah menggunakan sistem formatur 13 orang. Pemilihan ketua tidak berdasarkan suara terbanyak. Itulah musyawarah untuk kebaikan bersama.

Ketika dulu Musyawarah di Solo, Pak Dahlan mendapatkan suara terbanyak, tetapi melihat ada senior yang masih bersemangat, beliau mempersilahkannya untuk menjadi ketua. Meskipun sudah tentu perolehan suara yang didapat senior Pak Dahlan itu ada di bawahnya. Cerita lainnya, Muktamar Muhammadiyah dulu di Purwekerto telah menghasilkan 13 formatur terpilih. Dari 13 orang tersebut tidak ada yang mau menjadi ketua. Lalu? Kemudian mereka membujuk Buya AR. Sutan Mansyur di Padang pindah ke Jakarta atau Yogyakarta untuk menjadi ketua Muhammadiyah dan dipersilahkan memimpin persyarikatan. Subhanallah

Wallauaalam bishawab
Bisakah kita mencontoh dan menjadikannya teladan?

No comments:

Powered by Blogger.