Ads Top

Media Sosial dan Politik

socialfirm
Media sosial disini berarti media jejaring sosial, bisa seperti Facebook, Twitter, Pinterest, MySpace, dsb. Ini merupakan sedikit tentang pendapat saya saja, tentunya berdasarkan pengalaman. Sebagaimana saya berkecimpung dalam media yang memanfaatkan dunia maya ini (internet).

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat telah memunculkan cara berkomunikasi yang baru : melalui jejaring sosial. Melalui media ini kita bisa melakukan interaksi dengan lebih efektif, bisa menjangkau orang-orang di seluruh pelosok dunia secara realtime (baik audio maupun visual/gambar). Dan yang lebih penting dengan biaya yang nyaris 0 rupiah, alias gratis. Asalkan memiliki koneksi internet.

Jejaring sosial bukan saja meliputi orang-orang yang berada di depan komputer. Tetapi sudah go mobile. Bisa digunakan kapan pun dan dimana pun. Digunakan kalangan muda, pria, wanita, bisa anak-anak sampai orang tua sekalipun.

Dengan jangkauan dan penggunaanya yang sudah mencapai ratusan juta (hanya meliputi facebook & twitter), sebuah kondisi dalam dunia baru telah muncul. Yaitu zamannya informasi. Hal ini merupakan perkembangan dimana semuanya bertahap dari mulai zamannya primitif, berladang, agraris, industri, dan sampai zaman informasi seperti sekarang ini.

Dalam dunia politik, media jejaring sosial memiliki perannya tersendiri. Terutama dalam hal penggiringan opini (pendapat) masyarakat. Kita tau dalam twitter terdapat "trending topic" dimana orang-orang mampu membicarakan satu topik yang populer, bebas siapapun mampu mengeluarkan pendapatnya dan berekspresi.

Hal itulah yang menjadi titik balik munculnya berbagai perjuangan menggulingkan berbagai rezim di Timur Tengah. Contohnya seperti (diawali) dengan runtuhnya kekuasaan Presiden Ben Ali di Tunisia, mundurnya kekuasaan keluarga Husni Mubarak di Mesir, sampai kekuasaan yang panjang Moamar Khadaffi di Libya. Itu semua di luar dugaan. Kekuatan oposisilah yang menang.

Media sosial mempunyai perannya tersendiri. Dibantu oleh pemberitaan yang masiv oleh berbagai media, baik lokal maupun internasional. Para pemuda yang tergabung dalam oposisi secara simultan menggalang kekuatan melalui jejaring sosial. Maka, runtuhlah para penguasa yang "dibilang" rezim tersebut.

Di Indonesia pun fenomena jejaring sosial pernah muncul dalam kasus Cicak versus Buaya. Pelakunya adalah antara KPK dan Polri. KPK yang diasosiasikan sebagai kekuatan kecil (cicak) telah "terdzolimi" oleh Polri, dimana dua pemimpinnya Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah ditahan karena diduga menyalahgunakan kekuasaan.

Pada saat itu, satu juta pengguna facebook, melalui suara mereka 1.000.000 Facebooker Mendukung Chandra-Bibit bebas berhasil mewujudkan perjuangan mereka.

Jika dalam kampanye, kita tahu dalam pemilihan Presiden AS tahun 2008, Barack Husain Obama, menggunakan jejaring sosial mengumpulkan pundi-pundi melalui donasi dan dukungan para pemilih pemula. Hasilnya? Dia menang. Begitupun hari ini, pencitraan melalui media jejaring sosial gencar dilakukan Timses (Tim Sukses) Obama yang berencana mempertahankan kursi Presiden AS lima tahun mendatang. Kali ini media yang digunakan adalah Pinterest.

Siapa yang menguasai informasi, ialah yang menguasai dunia.

No comments:

Powered by Blogger.