Ads Top

Catatan Idul Adha 1434 H

Gambar : ads-id.com
Idul adha biasa disebut Idul Qurban. Ya, di negeri saya Idul Adha lebih dirayakan bersama untuk menyembelih hewan Qurban seperti kambing, domba, sapi atau pun kerbau. Kalo Onta sih jarang bahkan tidak pernah disembelih di Indonesia, karena memang bukan habitatnya.
Berbeda dengan di Indonesia, Idul Adha disebut juga lebaran haji, bahkan di Arab disebut Idul Akbar (hari raya yang besar) karena memang, di tanah arab, khususnya di Arab Saudi pada bulan Dzulhijjah ini para jamaah haji melaksanakan rukun islam kelima ini.

Alhamdulillah pada tahun ini saya bisa merayakan Idul Adha di rumah bersama ibu dan adik-adik. Berbeda dengan tahun lalu yang terpaksa melaksanakannya di tempat kerja.Hal ini patut saya syukuri, karena pada tahun ini pun saya mendapat berkah yang sangat besar yaitu mampu menyelesaikan studi strata satu.

Itulah perjuangan, dan melalui proses yang lumayan panjang. Serta yang patut saya sadari semua hal yang mampu saya raih adalah hasil dari do’a orang tua dan bantuan dari orang-orang di sekitar saya. Tak mungkin saya bisa berjalan sendiri tanpat bantuan orang lain, dan tentu nya karunia Tuhan, Allah SWT.

Begitu juga dengan tulisan saat Idul Adha tahun lalu, saya menulis tentang adanya kebersamaan dalam Spirit Idul Adha. Betapa orang-orang mampu bekerja sama, bergotong-royong untuk saling membantu menyukseskan penyelenggaraan penyembelihan hewan Qurban. Semua didasari rasa ikhlas untuk berbagi kepada sesama.

Dalam idul adha, ada spirit tersendiri, ada berkah, dan ada hikmah yang harus kita amalkan dalam
kehidupan. Kita semua tentunya tau bahwa Idul Adha dengan segala yang berhubungan dengannya tak bisa terlepas dari kisah Ibrahim AS. Tapi setelah dipelajari ternyata bukan tentang Ibrahim semata, namun seluruh keluarganya, mulai dari orang tua, istri, dan anaknya. Namun tetap semuanya bermuara terhadap suratan Allah terhadap salah satu Rasul Ulum Azmi ini.

Idul adha tahun ini saya berkesempatan bersilaturahmi dengan teman-teman di tempat tinggal saya saat kecil. Saya kembali bernostalgia, merefleksikan segala perjuangan dalam menuntut ilmu dan pendidikan. Meskipun bukan merupakan tempat kelahiran, inilah tempat yang sangat bersejarah bagisaya. Sekian kali idul adha sering saya lewati di tempat ini. Apalagi memang disini setiap idul adha mempunyai tradisi yang positif  :berbagi dan kebersamaan.

Malam Idul Adha, ketika orang-orang telah istirahat karena tadi siang yang lelah menyembelih hewan Qurban dan membagikannya, saya dan sahabat baru bisa membakar daging yang ditusuk-tusuk bambu alias sate. Berkesan sekali malam itu, setelah sekian lama meninggalkan tanah ini dan juga tak bertemu kawan lama. Ternyata kami sadari bahwa meskipun hidup jauh dari kota, di tempat ini kami bisa merasakan damai, merenungkan segala nikmaNya.

Status twitter saya pada Idul Adha 1434 H :
“… jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (Q.S. Ibrahim [14] : 34)

Kita tau bahwa dalam surah Ibrahim, Allah SWT banyak mengingatkan kita tentang bagaimana untuk bersyukur. ...lain syakartum laadzidanakum walainkafartum innaadzabilasyadid, begitu tertulis dalam ayat ketujuh surah Ibrahim.

Status saya yang lainnya :
Kucing pun kebagian berkahQurban. Alhamdulillah, peningkatan kesejahteraan ^^

Selain itu pelajaran dari Ibrahim adalah tentang bagaimana bersabar. Betapa ia harus merelakan anak yang sekian lama ia tunggu-tunggu kehadirannya harus rela dikorbankan. Begitu juga bagaimana membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warohmahala Ibrahim dengan selalu berdo’a kepada Allah SWT agar diberi keturunan yang selalu taat kepadaNya.

Banyak pelajaran lain dan belum kita ketahui. Oleh karena itu kita harus selalu belajar. Selamat idul adha, selamat menjadi teladan untuk orang-orang di sekitar.

Malam itu kami terlarut dalam nikmat kebersamaan, bersyukur atas perjuangan membakar sate : ) Nyammm
Inicerita saya, bagaimana ceritamu?

No comments:

Powered by Blogger.