Ads Top

Know Our Self for Never Ending Study

1290734952367360423
Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Paling sempurna pula, sadarkah kita? Kedudukan manusia pun di mata Sang Pencipta semuanya sama, itu bila dalam konteks antar manusia. Akan berbeda ceritanya bila dalam hal derajat manusia dengan makhluk lainnya. Bisa jadi kedudukan manusia lebih tinggi deratnya dari pada malaikat, atau yang parah bisa jadi kedudukan manusia lebih rendah daripada hewan. Nah, itu semua tergantung kepada kita dalam mampu tidaknya mengendalikan hawa nafsu. Manusia diberikan akal pikiran untuk mengendalikan hawa serta nafsunya itu. Sama-sama dua kata yang tidak bisa dipisahkan : hawa nafsu dan akal pikiran.
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali berbunyi “Iqro”, artinya bacalah. Kata perintah yang memang secara langsung memerintahkan kepada umat manusia untuk membaca, bisa dikatakan juga belajar atau menuntut ilmu. Sejak masih di dalam kandungan, sampai akhir hayat, belajar hukumnya adalah wajib. Belajar dimulai dari diri sendiri, dan sebarkan kepada semua orang apa yang kita ketahui agar bisa lebih bermanfaat. Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna/bermanfaat bagi orang lain (annas anfauhum linnas).
Seperti yang kita ketahui, sebagai ciptaan-Nya di dalam diri kita sendiri terdapat banyak sekali, sampai-sampai tidak akan dapat terhitung kebesaran dan kekuasaan-Nya. Betapa Allah menciptakan manusia agar dapat melihat indahnya alam ini, dapat mendengar suara-suara yang mengagungkan nama-Nya, dapat mencium harumnya bunga, merasakan lembut serta sejuknya air di sungai. Itu hanya merupakan sebagian kecil nikmat yang diberikan-Nya.
Marilah Bersyukur, Mengenali Diri sendiri untuk Belajar Terus Tanpa Henti.
Belajar dari Ketertinggalan
Pernahkah kita merasa puas akan sesuatu? Seberapa seringkah kita bersyukur? Apakah sebagai bagian dari masyarakat saling tolong menolong? Apakah Mungkin manusia dapat hidup sendiri tanpa berdampingan dengan orang lain? Hanya diri kita pribadi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Perkembangan dunia teknologi saat ini sedang mencapai puncaknya. Ketika semua informasi dapat diakses dengan sangat mudah, sangat cepat dan bisa dikatakan sangat murah. Apalagi sekarang ini dengan revolusi TI (Technology Information) seluruh dunia ada di dalam genggaman, seperti moto sebuah perusahaan telekomunikasi domestik kita, the world in your hand. Tetapi, seperti halnya manusia dengan sifatnya yang tidak pernah puas, dengan majunya perkembangan teknologi ini menjadikannya kritis dalam hal pemikiran. Ternyata, kita masih tertinggal jauh sekali dengan bangsa barat.
Bukan berarti kita membanding-bandingkan kita dengan bangsa barat yang cenderung lebih maju dalam dunia teknologi. Tetapi, ini adalah fakta bahwa umat Islam dan angkatan mudanya kurang akan motivasi belajar dalam mengejar ketertinggalan. Budaya kebanyakan masyarakat yang tradisional pun mempengaruhi kepada motivasi belajar. Dalam pandangannya bahwa belajar hanya dilakukan di sekolah. Sudah di luar sekolah ya namanya bukan belajar. Selain itu, masyarakat kita yang sedikit-sedikit jika melihat berbau barat itu kafir. Tanpa melihat apakah ada sisi baiknya ataupun tidak. Contoh saja kasus facebook yang sempat diharamkan. Padahal disana kita bisa menambah informasi dan wawasan asalkan mempergunakannya dengan baik.
Melihat trend yang memang selalu muncul dari barat inilah yang seharusnya kita sebagai umat Islam bangsa Indonesia lebih banyak belajar. Kemudian, dengan sikap optimisme dan melihat terus maju kedepan pasti semua impian akan terwujud serta akan mampu untuk mengejar ketertinggalan. Tanpa melupakan kewajiban yang harus dilaksanakan kepada Allah SWT. Serta dalam hidup berdampingan ada juga yang dinamakan pendidikan moral. Karena, untuk apakah suatu kemajuan umat jika tidak memperdulikan sesama.
Mengamalkan Al-Qur’an dalam Kehidupan
Seorang muslim haruslah mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam seluruh kehidupannya baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, maupun kehidupan internasional. Baik aspek ekonomi, politik, budaya, pendidikan maupun aspek hidup lainnya (7;3, 45;7-8, 24;51, 5;44-47, 4;105).[1]
”Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)” (Al-A’raf, 7;3)
Menganggap apa yang dilakukan adalah belajar menjadikan kita peka terhadap lingkungan sekitar. Hidup berdampingan itu menyenangkan, apalagi bila dibarengi dengan akhlak Al-qur’an. Sampai saat ini yang menjadi kendala mengapa bangsa kita belum mengalami kemajuan dikarenakan kurang peka dan peduli terhadap sesama. Kalaupun rasa solidaritas itu ada hanya waktu-waktu tertentu, dan dilatarbelakangi oleh isu-isu. Masih ingat berita tentang Prita Mulyasari? Begitu kompaknya seluruh masyarakat mendukung dan menyumbang demi membela keadilan serta saling bekerjasama. Ada yang bertugas menggalang dana, memerikan pinjaman tempat sebagai posko dan yang menjadi relawan penghitung jumlah dan nominal uang yang terkumpul. Luar biasanya semua adalah koin yang mencapai 200 jutaan dan beratnya bisa mencapai 1 ton.
Dari cerita di atas sadarkah kita, di dalam tubuh yang diciptakan Allah ini pun terdapat suatu sistem yang saling bekerja sama luarbiasa kompaknya. Terhitungkah kita dalam sehari berapa kali bernafas? Pertanyaan yang konyol. Tetapi ini pecutan bagi kita, dalam satu kali hirupan nafas seluruh organ tubuh bekerjasama dan mendapatkan hasilnya. Idealnya kita bernafas dengan hidung, sebelum udara masuk pastinya disaring dulu oleh bulu-bulu yang ada di lubang hidung. Oksigen masuk dan keluar karbondioksida. Oksigen masuk kembali terus menerus, diikat oleh darah yang dipompa oleh jantung termasuk paru-paru, darah beredar ke seluruh tubuh tanpa terkecuali. Hati berfungsi menetralisir toxin (racun) pada darah, termasuk ginjal sebagai organ penting dalam tubuh. Proses pernafasan menghasilkan energi untuk melakukan aktifitas dan manusia dapat tumbuh.
Andai saja di dalam tubuh ini tidak ada kerjasama, misalkan saat flu. Hidung tersumbat yang mengakibatkan kita agak sulit untuk bernafas dikarenakan virus. Seluruh tubuh akan merasa lemas, karena pasokan oksigen kurang. Apalagi jika yang mengalami gangguan adalah organ hati. Tubuh tidak lagi atau terganggu dalam menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh. Akan sangat berpengaruh sekali, maka untuk itu marilah kita senantiasa terus belajar serta mencintai diri kita sendiri.
Belajar Muhammadiyah
Sebagai gerakan sosial keagamaan, selama ini Muhammadiyah telah menyelenggarakan pelbagai kegiatan yang bermanfaat untuk pembinaan individual maupun sosial masyarakat Islam di Indonesia. Pada level individual, cita-cita pembentukan pribadi Muslim dengan kualifikasi-kualifikasi moral dan etika Islam terasa sangat karakteristik. Gerakan untuk membentuk keluarga ”sakinah”, untuk membentuk ”jama’ah”, untuk membentuk ”qaryah thayyibah”, dan pada akhirnya untuk membentuk ”ummah”, juga mendominasi cita-cita gerakan sosial Muhammadiyah. Pelbagai bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah jelas sekali membuktikan hal itu.[2]
Bahwa dengan berbagai amal usahanya, Muhammadiyah telah membuat anak-anak didiknya berbakti di masyarakat. Seperti konsep belajar, bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan bersama-sama belajar agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Belajar bersama-sama dan sama-sama belajar ditekankan sekali oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai bapak Muhammadiyah. Sekian banyak pelajaran yang patut dicontoh, adalah semangat belajar yang tiada henti serta belajar dari siapa saja, sampai dapat kesempatan untuk belajar di tanah Arab mendalami ilmu agama. Gagasan untuk mendirikan gerakan atau organisasi Muhamamdiyah pun dimulai sejak masih mudah, umur 21 tahun. Belajarlah kawan dari diri sendiri.
Tidak Ada Apa-apanya
Bila dikatakan, sebenarnya tidak ada satu dasar pun bahwa manusia dapat bersikap sombong. Keengganan untuk belajar mencirikan kesombongan manusia. Kapan lagi bila tidak dimulai sejak saat ini, menunggu sampai ada ujian? Melihat akan kenyataan sekarang yang ada, sepertinya kita harus optimis bahwa generasi-generasi muda diharapkan jadi tumpuan bangsa selain umat secara luasnya. Motivasi belajar harus ditingkatkan, karena bila dibanding-bandingkan dengan bangsa lain kita masih tertinggal.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, bahwa didalam diri manusia sendiri ada banyak sekali pelajaran yang perlu untuk diperdalam. Sebagai persembahan rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat masih bisa diberi akal pikiran untuk terus-menerus belajar tanpa henti dan saling tolong-menolong adalah hal kecil. Lebih besar lagi anugerah yang tidak dapat terhitung dari-Nya harus dibalas dengan belajar.

Iqro” (Al-Alaq;1). Bacalah. Bagian terkecil dari belajar adalah membaca. Baik itu membaca buku, alam, ataupun membaca diri sendiri. Di dalam diri kita sendiri banyak sekali pelajaran. Intinya belajar adalah proses tiada henti. Tingkatkan Minat belajar kita untuk mendapat ridho-Nya. Studi is study is study is study is … (Belajar adalah belajar adalah belajar adalah belajar …)
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan belajar dari diri sendiri. Dalam diri manusia terdapat banyak sekali pelajaran. Baik dalam tubuh secara jasmani dan rohani. Belajar terus tanpa henti sampai ajal menanti.
Dalam sebuah obrolan ringan dengan kakak senior di IPM, bahwa sebagai manusia yang diamanatkan untuk terus belajar harus mempunyai ciri khas. Sebagai generasi terpelajar, jika tidak selalu membaca maka setidaknya yang menjadi ciri khas adalah selalu membawa buku kemana pun. Budayakan membawa dan membaca buku.
Teima kasih, semoga bemanfaat bagi diri pribadi khususnya dan seluruh pembaca umumnya. Demi Pena dan Apa yang Dituliskannya. Bermanfaat bagi orang lain sekecil apa pun.
Wallahualam Bishawab
Jakarta, Mei 2010

[1] Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah , Buku Pedoman Dakwah Pelajar Muhammadiyah, (Yogyakarta : Bidang KDI PP IPM, 2009), hal. 37
[2] Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interpretasi Untuk Aksi, 1991, h. 445

No comments:

Powered by Blogger.