Ads Top

SEJARAH MUHAMMADIYAH DKI JAKARTA

SEJARAH
MUHAMMADIYAH BETAWI (JAKARTA)
TAHUN 1921-1965'

Mungkin timbul pertanyaan di antara kita, mengapa Muhammadiyah di DKI (Betawi) berdiri. Bukankah Muhammadiyah sudah sejak tahun 1912 didirikan? Memang Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sejak 18 November 1912 bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330H. Akan tetapi baru mendapat rechtpersoon dari pemerintah Hindia Belanda pada 1914, itupun dalam lingkungan yang terbatas di kota Jogjakarta saja. Kemudian pada tahun 1920, izin ini sudah agak diperluas untuk daerah kepresidenan Jogjakarta.

Baru pada tahun 1921 inilah izin dari pemerintah Hindia Belanda keluar, di mana Muhammadiyah diperkenankan bergerak pula di luar daerah Jogjakarta.

Dalam tahun 1920 K.H. Ahmad Dahlan dalam perjalanannya ke tanah suci, pernah singgah di Betawi (Jakarta). Dalam kesempatan ini K.H. Ahmad Dahlan dapat melakukan kontak dengan tokoh-tokoh yang kemudian hari ternyata menjadi pelopor berdirinya Muhammadiyah di Betawi (Jakarta), meskipun diantranya ada pula yang telah pernah mengadakan kontak dengan K.H. Ahmad Dahlan, baik dengan secara berkorespondensi maupun pernah menerima pelajaran dari beliau sendiri.

Akan tetapi pertemuan di Betawi (Jakarta) kali ini benar-benar sejarah, karena sehabis pertemuan dengan K.H. Ahmad Dahlan api Muhammadiyah mulai berkobar di setiap dada angkatan perintis. Dalam tahun 1920 K.H. Ahmad Dahlan berkenan memberi wejangan kepada para perintis, di antaranya Bapak Kartosudarmo, Sardjono, dan Wirjosudarmo di atas jalan kereta api Tanah Tinggi pada jam 02.00 malam. Sepeninggal dari kunjungan K.H. Ahmad Dahlan, mengingat bahwa izin bagi Muhammadiyah dari pemerintahan masih terbatas hanya di kota Jogjakarta saja. Maka tidaklah mungkin bagi Betawi (Jakarta) segera di buka Cabang. Maka dalam tingkat pertama, sebagaimana telah kita utarakan di atas, di bukalah sekolah. Baru setahun kemudian, pada tahun 1921 sesudah izin dari pemerintahan diperbaharui dengan keluarnya Besluit No. 36 tentang 2 September 1921.

Sekarang timbul pertanyaan, pada bulan apakah Cabang Betawi (Jakarta) itu didirikan dengan resmi? Menurut hemat kita, mengingat bahwa Besluit dari pemerintah Hindia Belanda itu keluarnya pada tanggal 2 September 1921, besar kemungkinan Muhammadiyah Cabang Betawi resminya didirikan bertepatan dengan hari jadi Muhammadiyah ke-9, yaitu pada tanggal 18 November 1921.

Berdirinya Muhammadiyah cabang Betawi (Jakarta) ini kemudian disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jogjakarta dengan surat ketetapan No. 10.B.TTG.1 Juli 1928.

Jadi 7 tahun kemudian baru mendapat pengesahan dari Pusat Pimpinan di Jogjakarta. Dalam hubungan ini menurut keterangan yang diperoleh dari bapak Kartosudarmo, salah seorang pelopor dan tokoh tua yangikut mendirikan Muhammadiyah cabang Betawi (Jakarta), mengatakan bahwa Besluit pengesahan cabang Betawi (Jakarta) diberikan oleh Pusat Pimpinan Muhammadiyah di Jogjakarta jauh sebelum tahun 1928, melainkan pada masa K.H. Ahmad Dahlan masih hidup.

Sebagaimana diketahui K.H. Ahmad Dahlan wafat adalah pada tanggal 23 Februari 1923, sedang dalam Besluit yang ada dan tersimpan dalam kantor Muhammadiyah cabang Betawi (Jakarta) sekarang yang menanda tangani K.H. Ibrahim sebelumnya sebagai Ketua Umum. Besar kemungkinan Besluit yang dikeluarkan pada zaman K.H. Ahmad Dahlan adalah masih berbentuk sangat sederhana, sehingga sangat perlu disempurnakan.

Pada masa Muhammadiyah cabang Betawi (Jakarta) mula-mula yang didirikan yang bertindak sebagai pengurus adalah?

1. Bapak K.R. Padmo - Ketua
2. Bapak R. Mangunsumarto - Wakil Ketua
3. Bapak Djajakukarta - Penulis
4. Bapak K.H. Djajadirja - Pembantu
5. Bapak Sumosendjaja - Pembantu merangkap Bag. Bendahara
6. Bapak R.H. Hidajatullah - Pembantu merangkap Bag. Tabligh
7. Bapak K.H. Nurdin - Pembantu
8. Bapak Kartosudarmo - Pembantu merangkap Bag. Pengajaran

No comments:

Powered by Blogger.