Public Relations
Profesi Public Relations
Public Relations adalah fungsi dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan bagi mereka yang terkait atau mungkin ada hubungan dengan penelitian opini publik diantara mereka[1].
Berkenaan dengan definisi PR, banyak referensi yang tersaji. Masalahnya, mengenai definisi-definisi tersebut apakah akan terus menerus relevan ataupun tidak, menjadi hak persepsi publik. Public Relations bila dalam bahasa Indonesia bisa disebut humas, juga biasa disingkat PR atau Purel (Oemi, 1968).
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu yang membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi[2].
Public Relations Sebagai Objek Studi Ilmu Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu unsur dasar dari Public Relations. Komunikasi yang efektif berlangsung jika terjadi komunikasi dua arah (two-way communication). Selain itu, komunikasi bisa juga disebut sebagai suatu proses penyamaan persepsi.
PR sebagai komunikasi dua arah mengindikasikan bahwa terjadi proses interaksi antara seorang PR dengan orang lain dalam bentuk komunikasi. Model komunikasi dua arah juga menjelaskan bahwa terjadi timbale balik antara komunikator dan komunikan, walaupun tidak jelas batasan antara komunikator dan komunikan dalam model ini. Seorang PR berusaha menyamakan persepsei atas apa yang dipahaminya dan organisasi bisa menjalankan kebijaksanaannya sesuai dengan keinginan dan tidak membentur pihak lain. Perlu keahlian komunikasi yang baik bagi seorang PR untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk menyamakan persepsi dengan pihak lain. Keahlian ini antara lain seorang PR harus mampu memahami kondisi masyarakat yang beragam, budaya yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, kepantingan organisasi, dan kepentingan public. di atas tidak diperhitungkan.[3]
Dalam diktat telah dipaparkan tentang berbagai macam komunikasi bagaimana yang digunakan. Termasuk dalam kategori ini adalah komunikasi persuasif. Bila dilihat lebih mendalam tentang PR, meskipun jauh dari bahasa marketing, bahasa PR meskipun tidak menonjol secara persuasif, tapi erat hubungannya dengan bahasa persuasif baik yang tertulis maupun tersifat.
Peranan Public Relations
Bila dua pembahasan sebelumnya membahas tentang hal-hal yang mendukung keberlangsungan PR, baik sebagai profesi dan penggunaan komunikasi. Dalam pembahasan implementasi, PR memiliki peranan merujuk pada kondisi ketika yang dikatakan seorang PR mampu memecahkan masalah terkait.
Ada 2 bidang kerja PR yaitu, mengurus hubungan ke dalam (internal) dan membina hubungan ke luar (eksternal). Dalam kaitannya dengan hubungan ke dalam, harus ada 3 kerja yang diurus oleh bidang PR, yaitu horizontal (jabatan sejajar), vertikal (atasan-bawahan)dan diagonal (antar jabatan dan divisi).
PR memiliki peran penting dalam membantu menginformasikan pada public internal (dalam organisasi) dan public eksternal (luar organisasi) dengan menyediakan informasi yang akurat dalam format yang mudah dimengerti sehingga ketidak-pedilan akan suatu organisasi, produk, atau tempat dapat diatasi melalui pengetahuan dan pengertian.[4]
Berhubungan dengan peran di atas, PR harus melakukan sinkronisasi bila dalam organisasi dari atas sampai bawah, juga dengan publik sebagai orang eksternal. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan oleh PR harus berjalan optimal. Dalam tatanan pimpinan perusahaan, PR memiliki substansi komunikasi untuk mempertimbangkan kebijakan umum, instruksi penugasan, serta berhubungan dengan keputusan/peraturan perusahaan dan pimpinan.
Masih pada jajaran instansi terkait, PR diharapkan mampu mempengaruhi motivasi, pembinaan, pengendalian dan perubahan attitude (sikap) karyawan dalam tubuh perusahaan/organisasi. Tentunya dengan strategi PR.
Manajemen Public Relations
Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada pertumbuhan yang teratur mengenai manajemen. Suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan manajemen dengan pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum.
Bila dilihat manajemen dalam persfektif seni, maka seni diibaratkan sebagai pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Oleh karena itu, keberadaan PR difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen PR berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi dapat berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit (Sri Desti P,M.Si).
Managing PR means researching, planning, implementing, and evaluating an array of communication activities sponsored by organization (mengelola PR berarti meneliti, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi). Secara harfiah manajemen berarti mengendalikan, menangani, memimpin dan mengelola (MC. Farland, 1979).
Berkaitan dengan hal di atas, manajemen dalam PR memiliki peran seperti menyediakan layanan teknis komunikasi, mendengar aspirasi public yang diperlukan manajemen, membantu manajemen menemukan pemecahan masalah (problem solving), dan ikut sebagai penentu kebijakan manajemen.
Teori dan Model Komunikasi Public Relations
Dari sekian banyak teori dan model komunikasi, praktisi PR tentunya berpegang teguh kepada pengembangan (development) model komunikasi dengan terjun langsung menghadapi situasi (practice). Selain sebagi perantara, PR mempunyai tugas untuk menjaga kualitas dan kuantitas alur komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya dan tentunya dalam tubuh organisasi itu sendiri.
Model komunikasi yang dibangun oleh PR harusnya senantiasa menjadi fasilitator. Seperti yang ditulis dalam diktat, model komunikasi dari komunikator ke komunikan melalui model dua arah agar berjalan efektif. Berkenaan dengan model komunikasi tentunya akan berhubungan dengan tujuan dan arah komunikasi. Tentunya tidak terlepas juga dari teori komunikasi. Setidaknya ada dua pendekatan komunikasi dalam PR, yaitu komunikasi sinkronis dan komunikasi diakronik.
Komunikasi sinkronis (synchronic communication) mempunyai tujuan untuk melakukan penyelarasan atau menyesuaikan (sinkronisasi) perilaku public terhadap organisasi sehingga organisasi dapat melakukan apa yang diinginkan tanpa campur tangan dari publiknya. Sedangkan komunikasi diakronik mempunyai tujuan untuk menegosiasikan kebutuhan antara organisasi dengan publiknya.
Public Relations dalam Menangani Krisis Perusahaan
Kepercayaan dan citra yang baik di mata masyarakat merupakan salah satu yang terpenting bagi eksistensi di sebuah perusahaan. Pada era persaingan sekarang ini, bukan public yang membutuhkan perusahaan.[5]
Peran PR sangat besar dalam penanganan krisis kepercayaan dan penurunan citra perusahaan. PR ini mempunyai tujuan universal yaitu menciptakan public understanding, public confidence, public support, dan public cooperation (pemahaman publik, kepercayaan masyarakat, dukungan publik, dan kerjasama publik).[6]
Dalam perannya, PR ini mempunyai metode untuk menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu penelitian (research), perencanaan (planning), pelaksanaan (action), dan penilaian (evaluation). Citra perusahaan terletak pada praktisi PR. Oleh karena itu, PR sebisanya menjalin koordinasi, melakukan hal yang integrative, antisipatif dan solutif untuk menjaga citra perusahaan. Selain itu praktisi PR harus tetap bertahan menjaga citra perusahaan dalam keadaan apapun.[7]
[1] Drs. Sholeh Sumirat,M.S & Drs. Elvinaro,M.Si. 2007 Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : Rosdakarya, hal 14
[2] (en) Philip Henslowe, Public Relations- A Practical Guide To The Basics. Crest Publishing House 2003.
[3] Anasazwars.blogspot.com/public-relations
[4] Wikipedia.org
[5] Elvinaro Ardianto, Public Relation. 2004 hal 3
[6] Testanirwana.wordpress.com : Peran PR dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan
[7] Idem
No comments:
Post a Comment