Sepi dari Tanggapan, Terus Menulis. Apa Saja
Tulisanku pertama di bulan yang penuh dengan sejarah ini. Bulan Juli. Untuk pertamakalinya mengikuti acara dengan skala nasional, yaitu muktamar. dengan segala kontroversinya, dengan segala kegalauan dan pikiran yang menumpuk didalam otak aku mantapkan untuk terus melangkah karena ada semacam kewajiban yang harus aku penuhi dan tidak bisa ditunda-tunda dan diserahkan kepada orang lain. yang terpenting dengan kedatangan aku mampu untuk membuktikan tidak lari dari tanggung jawab. Meskipun aku harus menanggung malu karena kata orang bilang diriku ini kurang mumpuni atas apa yang telah aku lakukan dengan kawan-kawan dalam menyusun materi muktamar ke tujuh belas Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Perjalanan pulang menjadi perjalanan yang penuh dengan mimpi. Karena sepanjang perjalanan aku tertidur di dalam kereta dingin itu. Ya, memang menyenangkan. Tuhan biarkan aku ini menjalani hidup dengan gembira. Tapi aku akan terus hadapi apapun yang terjadi. Seperti hari ini, apa yang aku lakukan akan menjadi dipertanggung jawabkan. Pasti, semakin hari aku tidak bisa lari dari kenyataan. Apa yang menjadi perjanjian itu aku harus mencoba untuk mencabutnya, karena yang namanya perjanjian itu bukan kitab suci yang tidak bisa dirubah-rubah. Aku merasa dirugikan disini.
Banyak orang bilang, apa yang aku tulis atau yang aku ucapkan selalu tidak nyambung, tidak sinkron. Sifat anak kecil itu memang masih lekat didalam diriku. Berjalan terus, aku terus belajar bagaimana untuk menjadi seseorang yang bisa memberikan yang terbaik untuk semua orang. Harusnya ada sih yang membantu diriku. Tapi, yang menjadi pujaan hati tidak bisa memberikan apa-apa. Aku maklum akan hal itu. Dan aku sadar betul semua ada kekurangan dan kelebihan.
Bagaimanapun hari-hari yang telah berlalu beberapa hari kebelakang menjadi pelajaran yang berharga. Semakin hari semakin aku mengerti, kadang aku jatuh kedalam lubang yang hampir sama. Entahlah mengapa. Jalani hidup ini terus sang Rizki. Aku ingat kemarin pas di tempat kerja yang menjadi aku semakin tidak suka adalah ketika aku membaca buku langsung dihimbau untuk tidak membacanya, dan dia menyodorkan bacaan yang memang bukan baru untuk diriku, yaitu tentang jaringan yang berhubungan dengan kerjaanku. Semua itu aku benar-benar tidak suka. Itu seakan-akan diharuskan dan namanya itu adalah pemaksaan apapun namanya. Karena aku suka, maka aku baca. Membaca itu apa saja. Di bulan ini akan aku habiskan waktu luangku untuk membaca, agar beberapa tahun kedepan akan aku petik hasilnya. Pastinya hidup tidak akan selalu seperti ini kawan.
Permainan yang dimainkan ketika aku kecil terjadi pula hari ini, meskipun dengan semacam modifikasi dan modernisasi. Itu adalah permainan rumus kubik, aku tau permainan itu sejak dari kecil. Ayahku yang memberikan permainan itu, bulan ini aku melihat berbagai macam modifikasi dari mainan tersebut di acara pesta buku Jakarta. Jakarta book fair. Ada yang tidak simetris bahkan semacam tokoh kartun dijadikan mainan ini. Memang kreatif. Apakah kalian mengerti dari apa yang aku tulis kawan. Tolonglah beri aku masukkan. Aku sadar banyak sekali yang harus aku pelajari. Dan di bulan ini aku bertekad untuk berubah. Terus belajar dan belajar. karena ini adalah pertengahan tahun. Sebelum aku terlambat. Terimakasih telah membaca dan memberi masukan untuk aku. Semoga tuhan membalas semua kebaikan yang kita lakukan. Aku percaya dengan memberi kita akan semakin diridhoi. Nuun Walqolami Wamaa Yasturuun.
No comments:
Post a Comment