MMBRUMM
090610
Makan Malam Bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
Ditengah kesibukan aktivitas lokakarya materi muktamar IPM, tuan rumah sekaligus rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bapak Muhajir Effendy mengundang segenap peserta untuk berkenan makan malam bersama beliau di gedung rektorat yang di lantai dua itu. Perjalanan yang lumayan jauh dari arena sidang dan medan jalannya yang menanjak dan menurun itu menjadi kesan tersendiri. Makan malam yang berkesan pikirku pertama kali dalam perjalanan. Seorang petinggi Muhammadiyah yang tidak usah diragukan lagi telah tiga periode memimpin UMM setelah periodesasi bapak Malik Fadjar.
Sebelum menginjak pada acara makan malam itu, dipandu oleh saudara Ajo untuk memoderatori semacam diskusi tapi lebih kepada sambutan atau saling mengucapkan terimakasih antara IPM dan rektor UMM tersebut. Sambutan oleh IPM disampaikan oleh salah satu ketua PP IPM, ipmawan Putra Batubara. Dalam sambutan yang benar-benar yang singkat tersebut namun bersubstansi atas penjamuan bapak rektor dan apresiasi atas kegiatan IPM difasilitasi secara ramah. Sang moderator yang juga salah satu ketua PP IPM mengisyaratkan juga, agar sambutan tidak panjang-panjang karena sudah kelaparan. Memang di tempat dingin seperti Malang itu bawaannya selalu lapar.
Berbeda dengan sambutan PP IPM, rektor UMM bapak Muhajir Effendy menyampaikan sambutan yang agak panjang berdurasi 30 menit sampai 45 menit, kurang tahu juga berapa tepatnya. Dalam sambutannya itu dapat diringkas beberapa intisari dan pesan kepada IPM seperti :
1. IPM agar menjadi role mode serta contoh peran aktivis militan Muhammadiyah, untuk menjadi pemimpin Muhammadiyah yang akan datang
2. Meneliti Peranan Pesantren Tebu Ireng bagi perkembangan Muhammadiyah
3. IPM jangan menjadi kader JENGGOT, selalu bergantung
4. IPM harus belajar seperti belajarnya berenang orang Indian, langsung kepada lapangan atau area perjuangan bukan terus berteori
Selain beberapa amanat diatas, Alumni PII dulu yang memang pada saat zamannya beliau belum lahir IPM mengamanatkan dan memberikan pencerahan kepada IPM. Kepada persyarikatan pun beliau sempat menyinggung tentang Muhammadiyah harus ada strategi nasional jangka 100 tahun kedepan. Ini memang menjadi problematika organisasi yang kita cintai ini harus lebih kelihatan gaungnya di masyarakat dalam rangka menjunjung tinggi dan menjalankan perintah agama Islam.
Kecerdasan dan kepekaan rektor UMM ini memperbolehkan IPM untuk membuka perwakilan di UMM. Karena memang telah ada Aisyiah dan Nasyiatul ’Aisyiah di UMM. Menurut beliau, akar rumput itu di bawah tetapi sangat menentukan, karena itu kaderisasi yang dijalankan IPM harus sukses agar terbinanya militansi yang menjadikan akar rumput sebagai ujung tombak dakwah ikatan dan persyarikatan.
Selanjutnya beliau menuturkan istilah dalam bahasa inggris yang artinya hanya bermain dengan baju (Just playing by the pants). Makna dari data tersebut adalah kurang lebih IPM tidak main-main dalam menjalankan amanah. kemudian IPM dalam berorganisasi harus berorganisasi yang bergerak dengan data. Permasalahan yang ada di tubuh persyarikatan memang adalah data base yang kurang. Beliau sempat menanyakan berapa jumlah kader IPM yang sudang mengikuti perkaderan formal taruna melati tahun ini? dan jawabannya memang tidak ada. Untuk itu bapak Muhajir Effendy siap untuk membantu IPM agar bisa lebih baik kedepannya.
Di akhir sambutan beliau menyampaikan bahwa di dalam ikatan yang penting adalah AMANAH, serta apapun manajemennya itu kembali kepada orangnya.
Makan Malam Bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
Ditengah kesibukan aktivitas lokakarya materi muktamar IPM, tuan rumah sekaligus rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bapak Muhajir Effendy mengundang segenap peserta untuk berkenan makan malam bersama beliau di gedung rektorat yang di lantai dua itu. Perjalanan yang lumayan jauh dari arena sidang dan medan jalannya yang menanjak dan menurun itu menjadi kesan tersendiri. Makan malam yang berkesan pikirku pertama kali dalam perjalanan. Seorang petinggi Muhammadiyah yang tidak usah diragukan lagi telah tiga periode memimpin UMM setelah periodesasi bapak Malik Fadjar.
Sebelum menginjak pada acara makan malam itu, dipandu oleh saudara Ajo untuk memoderatori semacam diskusi tapi lebih kepada sambutan atau saling mengucapkan terimakasih antara IPM dan rektor UMM tersebut. Sambutan oleh IPM disampaikan oleh salah satu ketua PP IPM, ipmawan Putra Batubara. Dalam sambutan yang benar-benar yang singkat tersebut namun bersubstansi atas penjamuan bapak rektor dan apresiasi atas kegiatan IPM difasilitasi secara ramah. Sang moderator yang juga salah satu ketua PP IPM mengisyaratkan juga, agar sambutan tidak panjang-panjang karena sudah kelaparan. Memang di tempat dingin seperti Malang itu bawaannya selalu lapar.
Berbeda dengan sambutan PP IPM, rektor UMM bapak Muhajir Effendy menyampaikan sambutan yang agak panjang berdurasi 30 menit sampai 45 menit, kurang tahu juga berapa tepatnya. Dalam sambutannya itu dapat diringkas beberapa intisari dan pesan kepada IPM seperti :
1. IPM agar menjadi role mode serta contoh peran aktivis militan Muhammadiyah, untuk menjadi pemimpin Muhammadiyah yang akan datang
2. Meneliti Peranan Pesantren Tebu Ireng bagi perkembangan Muhammadiyah
3. IPM jangan menjadi kader JENGGOT, selalu bergantung
4. IPM harus belajar seperti belajarnya berenang orang Indian, langsung kepada lapangan atau area perjuangan bukan terus berteori
Selain beberapa amanat diatas, Alumni PII dulu yang memang pada saat zamannya beliau belum lahir IPM mengamanatkan dan memberikan pencerahan kepada IPM. Kepada persyarikatan pun beliau sempat menyinggung tentang Muhammadiyah harus ada strategi nasional jangka 100 tahun kedepan. Ini memang menjadi problematika organisasi yang kita cintai ini harus lebih kelihatan gaungnya di masyarakat dalam rangka menjunjung tinggi dan menjalankan perintah agama Islam.
Kecerdasan dan kepekaan rektor UMM ini memperbolehkan IPM untuk membuka perwakilan di UMM. Karena memang telah ada Aisyiah dan Nasyiatul ’Aisyiah di UMM. Menurut beliau, akar rumput itu di bawah tetapi sangat menentukan, karena itu kaderisasi yang dijalankan IPM harus sukses agar terbinanya militansi yang menjadikan akar rumput sebagai ujung tombak dakwah ikatan dan persyarikatan.
Selanjutnya beliau menuturkan istilah dalam bahasa inggris yang artinya hanya bermain dengan baju (Just playing by the pants). Makna dari data tersebut adalah kurang lebih IPM tidak main-main dalam menjalankan amanah. kemudian IPM dalam berorganisasi harus berorganisasi yang bergerak dengan data. Permasalahan yang ada di tubuh persyarikatan memang adalah data base yang kurang. Beliau sempat menanyakan berapa jumlah kader IPM yang sudang mengikuti perkaderan formal taruna melati tahun ini? dan jawabannya memang tidak ada. Untuk itu bapak Muhajir Effendy siap untuk membantu IPM agar bisa lebih baik kedepannya.
Di akhir sambutan beliau menyampaikan bahwa di dalam ikatan yang penting adalah AMANAH, serta apapun manajemennya itu kembali kepada orangnya.
No comments:
Post a Comment