Ads Top

Aktualisasi Peran Kader IPM DKI Jakarta Melalui PKTM 3

TM 3 IPM DKI PESERTA DAN FASILITATOR
Dalam sebuah organisasi, perkaderan merupakan sarana untuk membentuk kader yang militan dan berkompeten. Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki perkaderan yang dinamakan Taruna Melati sebagaimana diatur dalam Sistem Perkaderan IPM (SPI). Pelatihan Kader Taruna Melati tersebut memiliki jenjang mulai dari yang diadakan Pimpinan Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah hingga Pimpinan Pusat.

Tidak terkecuali Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta yang baru-baru ini menyelenggarakan Pelatihan Kader Taruna Melati 3 (PKTM 3). Penyelenggaraan PKTM 3 tersebut diadakan pada sesi pertama yaitu Jum’at – Ahad (20 – 22 Januari 2017) di STMIK Muhammadiyah Jakarta dan sesi kedua yaitu pada Jum’at – Ahad (27 – 29 Januari 2017) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.

PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta yang mengusung tema "Aktualiasasi Peran Kader di Daerah Khusus Ibukota" diikuti oleh 20 orang peserta dari dalam dan luar wilayah DKI Jakarta. Peserta dari luar DKI Jakarta tersebut berasal dari PW IPM Jawa Tengah, PW IPM Kalimantan Barat, dan PD IPM Kabupaten Cianjur. Peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta tersebut merupakan kader terpilih yang telah melalui proses kualifikasi. Mulai dari syarat administrasi, pembuatan makalah, dan tes wawancara.

“Selama saya mengikuti IPM di DKI Jakarta, PKTM 3 baru dilaksanakan 2 kali dalam kurun waktu 8 tahun” ujar Ipmawan Muhammad Afif selaku Ketua Panitia Pelaksana dalam sambutan pembukaan acara. Salah satunya adalah PKTM 3 yang tengah dilaksanakan ini. Oleh karena itu Afif mengapresiasi PW IPM DKI Jakarta yang mewujudkan pelatihan yang dulu didambakannya tersebut. “Untuk peserta saya tidak akan banyak berbicara karena kalian bisa merasakan sendiri bagaimana serunya PKTM 3 IPM DKI Jakarta maka ucapan saya bukan ‘selamat menjalani’ tapi ‘selamat menikmati’ PKTM 3 ini agar kalian mengikutinya dengan senang hati sehingga mendapatkan hasil terbaik bagi diri sendiri juga IPM” sambung Afif.

Menurut Ipmawan Rizki selaku Master of Training, tujuan dari diadakannya PKTM 3 ini yaitu terjadinya proses transformasi kesadaran progresif tentang keimanan dan keislaman yang kokoh, murni dan berkemajuan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan alam semesta. Sebagaimana diungkapkannya dalam sesi orientasi peserta. “Kedua yaitu terjadinya proses kesadaran progresif dengan pendekatan apreaiatif inquiry dalam membaca dan memahami  realitas kehidupan sosial dan kebudayaan yang mendorong untuk melakukan transformatif dalam rangka mendukung tujuan organisasi” lanjut Rizki.

Pada sesi pertama PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta di STMIK Muhammadiya Jakarta para peserta fokus pada berbagai materi yang telah dipersiapkan sedemikian rupa oleh tim fasilitator. “Terkait materi, banyak hal yang bisa dipelajari dan banyak ilmu baru yang membuat kita membuka mata melihat banyak warna baru yang bisa kita ukir perjalanan kita di IPM. Materi baik, isi bagus, dan berguna” tutur Jihan Nur Islamiah salah satu peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta.

Pada sesi kedua di Kepulauan para peserta mengkolaborasikan ide dalam makalah, realitas pelajar dan IPM DKI Jakarta serta berbagai materi PKTM 3 yang telah diterima pada sebelumnya. Sehingga muncul lah tiga core issue IPM DKI Jakarta yaitu 1) Dakwah dan Pedidikan, 2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 3) Sosial dan Kebudayaan.

Menurut Ipmawan Fakran Alfian selaku Ketua Umum PW IPM DKI Jakarta, IPM sebagai wadah para pelajar Muhamamdiyah untuk berjihad di kota kosmopolitan tentu dibutuhkan penanganan yg khusus guna menerobos sekat-sekat birokrasi semu yang ada. Selain itu kendala penyampaian informasi baik itu berupa kebijakan ataupun kegiatan dirasa kurang maksimal selama ini, oleh karena itu dalam rangkaian proses PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta disusunlah assessment materi untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.

“Menguatnya 3 core issue yaitu Pendidikan & Dakwah, Sosial dan Budaya, serta Informasi Teknologi dan Komunikasi yang ditawarkan peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta menjadi jalan keluar yang dibutuhkan saat ini” ungkap Alfian. “Semua itu dibungkus dengan fokus gerakan sosial baru sehingga tidak ada kesan formal yang dirasa sangat kaku bagi pimpinan di level grassroot. Selain itu munculnya kesadaran Positifisme, Responsif dan Kolaboratif juga menjadi jalan tengah untuk membangun IPM DKI Jakarta sebagai wadah yang bisa dimasuki oleh semua kalangan pelajar muhammadiyah” Alfian melanjutkan.

No comments:

Powered by Blogger.