“Tak Sempurna” Secuil Dibalik Pendidikan Bangsa
Foto : google.com |
Pelantun lagu yang booming melalui single Ya Sudahlah serta kawan-kawannya saat launching Tak Sempurna banyak bercerita tentang kehidupan sekolah mereka. Ya, Tak Sempurna bercerita kehidupan dunia pelajar/remaja. Mereka beranggapan ada yang salah dalam dunia pendidikan di Indonesia. “Jutaan pengangguran berijazah sekolah setiap tahun mengantre di perusahaan-perusahaan yang dimiliki orang-orang putus sekolah!” begitulah salah satu kutipan dari buku mereka.
Tak Sempurna merupakan buku bergenre fiksi/novel, mengangkat kisah tentang dunia sekolah, terutama fenomena tawuran antar pelajar dan berbagai intrik di dunia sekolah yang sebenarnya nyata, ada dalam kehidupan sehari hari, namun sebenarnya tabu untuk diperbincangkan. Dengan gaya tulisnya yang khas, Fahd Djibran dengan berani ‘mengusik’ kesadaran kita bahwa banyak sekali permasalahan dalam dunia remaja/pelajar, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Sebut saja seperti perilaku mencontek, senioritas, perkelahian, bullying, video porno, narkoba, minum-minuman, obat-obatan dan lain sebagainya.
Melalui novel Tak Sempurna, Fahd Djibran, Bondan Prakoso, Ardaninggar Nazir, Tito Budidwinanto, dan Danial Rajab Fahreja bermaksud berbagi cerita, membukakan realitas apa adanya. Selain itu, kelima sahabat ini memberikan gaya yang berbeda dari buku-buku yang biasanya, mulai dari layout, penceritaan, serta kolaborasi sastra dan musik. Jadi, saat membaca lembar demi lembar buku setebal 245 halaman cerita Tak Sempurna akan diselang oleh lagu-lagu karya mereka. Itulah yang mereka bilang karya yang berbeda dan out of the box.
Tak Sempurna merupakan karya kolaborasi mereka yang kedua, sebelumnya Fahd dan Bondan cs meluncurkan buku Hidup Berawal Dari Mimpi. Bukan hanya permasalahan dari sisi pelajar saja yang disinggung dalam Tak Sempurna, bagaimana kehidupan mereka dengan rumah, orang tua, hubungan mereka dengan guru, sekolah, sampai kritik terhadap sistem pendidikan.
No comments:
Post a Comment