Sampaikan Kebaikan dengan Tindakan
Tulisan ini terbit di Majalah Janna edisi Bulan Mei 2013
Illustrasi : jannaration.co |
Siang menjelang sore saya sampai juga di Kantor yang berada di daerah Pejaten, Jakarta Selatan ini. Berbeda dengan gedung-gedung perkantoran umumnya di Jakarta, markas Republika memiliki ciri khas, lebih mirip rumah.
Setelah memakai tanda pengenal tamu dan meminta izin ke security, saya diarahkan jalan ke ruangan arsip data yang berada di lantai 3. Tak ada lift maupun eskalator, menuju ke lantai 3 harus menaiki tangga. Saya sempat berfikir, karyawan disini pasti sehat-sehat karena sering olahraga. ;)
Pelajaran itu dimulai. Beberapa saat sebelum adzan Ashar berkumandang, meskipun pencarian terhadap data belum selesai, aktivitas mulai terhenti. Ketika waktu Ashar tiba mushola yang berada di lantai yang sama dipenuhi jamaah yang akan melaksanakan kewajiban.
“Assalamulaikum” salam sang imam setelah memimpin sholat berjamaah. Beberapa makmum mengambil posisi dekat dinding untuk bersandar sambil mendengarkan ceramah sang ustadz. “Manusia diciptakan Allah dari tanah. Sebagaimana karakteristik tanah, sangat dipengaruhi oleh cuaca. Ketika hujan, tanah akan basah” kata pak ustadz yang memakai peci dan berjenggot. “jika kemarau, tanah akan kering dan keras” lanjutnya di mushola sekitar 5x6 meter itu.
Analogi tanah sebagai manusia dalam prolog ceramah yang disampaikan pak ustadz di kantor Republika berhubungan dengan bagaimana membangun suasana Islami dalam kehidupan keseharian kita. Di sekolah, kampus, tempat kerja, terutama di rumah, di keluarga kita. Jika kita bergaul dengan orang yang penjudi, pemabuk, maka kita pun akan terbawa. Namun jika kita bergaul dengan orang yang sholeh, taat beribadah, insyaallah perilaku kita akan baik.
Dalam ceramah-ceramah kita pasti banyak mendengar tentang anjuran, perintah untuk berbuat baik, untuk ini, itu, dilarang ini, dilarang itu. Tapi nihil dalam perbuatan. Oleh karena itu, dalam menjalankan ibadah seperti sholat berjamaah di atas, kita perlu mengajak yang lain, rekan-rekan kita. Ingat, tugas kita adalah saling mengingatkan. Tidak lain dan tidak bukan, mengajak serta mengingatkan dalam beribadah itu untuk mewujudkan suasana yang harmonis dan islami.
Pak ustadz mencontohkan seperti yang terjadi di rumahnya, beliau mempunyai anak yang dimana seusianya sedang gemar bermain bersama teman-teman seusianya. Suatu kebiasaan yang ditanamkan kepada anaknya adalah ketika mendengar suara adzan harus pulang dan sholat. Suatu ketika teman-teman anak pak ustadz bertanya kenapa harus pulang, maka mereka ikut ke rumahnya. Ternyata teman-temannya itu ada yang mengikuti sholat, dan saat menjelang magribh mereka ikut mengaji. Subhanallah
Sebagai seorang muslim kita harus menjadi teladan. Sebagaimana hadist Ayata walaw nganna balagu, “sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Terdapat banyak teladan dan pelajaran di sekeliling kita, amatlah dekat. Begitu juga dengan berbagai perkara dan tantangan. Kita hanya bisa berusaha dan berdo’a semoga Allah SWT memperbaiki perilaku kita. Membangun suasana Islami yang harmonis merupakan kewajiban semua.
No comments:
Post a Comment