Enjoy This Life

Ilustration : globalawareness101.org

Whatever happens, God has big plans for us. Believe me, He will not make us hurt. Everything will be beautiful in His time

Apapun yang terjadi, Tuhan punya rencana besar untuk kita. Percayalah, Dia tak akan membuat kita terluka. Segalanya akan indah pada waktuNya
~ Kata Mutiara

Pagi ini saya kembali berjalan untuk menikmati sinaran mentari dan agar badan terasa segar karena mulai digerakkan. Inilah hidup, hidup saya, hidup kita yang harus bersama-sama kita nikmati. Atas segala berkah dan anugerah-Nya.

Ketika pagi yang cerah itu, waktu terasa luang karena libur panjang yang hampir setengah minggu. Bersyukurlah saya meskipun libur namun tetap beraktifitas dan tentunya masih bisa mengerjakan pekerjaan yang menjadi sebuah tanggung jawab. Tentunya karena saya masih dan akan terus mempunyai rasa memiliki.

Sedari malam sebelum pagi itu hati saya memang sudah terketuk oleh seorang bapak tua penjual bacang yang selalu singgah di mesjid komplek tempat saya tinggal. Ia yang mengayuh sendiri sepedanya tiada henti berjuang setiap hari. Tak pandang bulu siang yang terik maupun harus basah kuyup kehujanan. Sepertinya semulai dari pagi matahari terbit sampai malam yang gelap ia terus berjuang. Ketika saya tanya ia berdagang bacang untuk siapa, ia menjawab milik orang lain. Malu rasanya melihat bapak penjual bacang itu. Ini adalah kisah nyata, datang saja ke Mesjid Al-Falah komplek Blok L Mega Cinere.

Selepas pagi dan mencari sesuatu untuk sarapan selain nasi, saya teringat untuk kembali ke tempat ibu penjual lontong sayur pinggir jalan Bukit Cinere. Saya mencoba untuk melintasi jalan memutar sambil berlari-lari kecil. Indahnya hidup ini bila dinikmati. Benar saja, satu pelajaran lagi yang saya dapat dari ibu itu. Beliau terlihat rukun dengan suaminya. Kebetulan hari itu libur, jadi suaminya membantu berjualan. Ia menawarkan saya minum terlebih dahulu sebelum makan.

Setelah itu, perasaan respect saya terhadap penjual ini muncul. Ketika ada salah seorang pembeli menanyakan apakah makanannya bila dibungkus tahan lama bila disimpan sampai siang. Lalu sang suami menjawab, jangankan sampai siang, sampai sore pun insyaallah masih enak, karena ketika si bapak kerja selalu dibekalkan oleh istrinya itu.

Indahnya melihat hidup orang lain. Bagaimana dengan hidup saya? hidup kita? Tentunya seperti yang saya alami sendiri, hidup yang kita jalani memiliki nikmat yang tak terhingga. Jika dihitung tak akan mampu kita jumlahkan. Ketika saya melihat hidup orang lain, saya akan bilang betapa indah hidupnya, betapa bahagianya ia. Eits, namun belum tentu.

Ternyata eh ternyata. Orang lain pun bisa saja melihat hidup saya, hidup kita begitu indah, begitu bahagia. Karena itu memang keharusan dan suatu sifat daripada manusia. Yang ada saat ini adalah kita harus bangun dan sadar bersama-sama dan menikmati hidup ini untuk saling melengkapi serta memberi arti satu sama lainnya.

Apakah menikmati hidup ini adalah untuk bersantai? Tentunya tidak kawan. Change our mind. Marilah kita renungkan kembali dan lihat semua perjuangan orang-orang yang tentunya sangat keras dengan hidup yang mereka jalani. Terutama para pendahulu-pendahulu kita semua.
---

Iwan Fals
Sore Tugu Pancoran Lirik diambil dari Album Sore Tugu Pancoran (1985)

Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan Tugu Pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran

Menjelang Magribh hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas Isya melangkah pulang

Reff :
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal

Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi

Back to reff :
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal
---
Thank you