Euforia Idul Adha
Begitu takbir berkumandang sepanjang malam, saat pagi melaksanakan sembahyang Ied, dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban. Dalam ajaran umat muslim, Idul Adha merupakan salah satu hari raya yang paling ditunggu. Bahkan, di Arab Saudi, asal daerah dari agama Islam, hari Raya Idul Adha merupakan hari raya terbesar, teramai sepanjang tahun. Bagaimana tidak, seluruh umat islam dari seluruh dunia berkumpul menjalankan Ibadah Haji.
Dalam hari raya Idul Adha, atau yang bisa kita sebut Idul Adha saja erat kaitannya dengan istilah qurban. Qurban ini berasal dari kata taqorub, yang artinya dekat atau mendekatkan diri. Asal kata “karib” dari kata ini, bahkan istilah “sahabat karib” itu bisa dikatakan juga sahabat yang sangat dekat.
Ada apa dengan Idul Adha? Banyak aspek yang dapat diuraikan. Mulai dari sejarah, hikmah Idul Adha, pelajaran didalamnya, sampai berbagai hal lain yang berhubungan. Contoh, seperti keteladanan Nabi Ibrahim AS yang mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail. Nah, kerelaan Nabi Ismail pun menjadi pelajaran betapa sayangnya dirinya terhadap Allah SWT daripada dirinya sendiri untuk disembelih. Nabi Ibrahim penuh dengan dilema (kalau menurut istilah sekarang). Namun karena kesabarannya, ketika eksekusi akan memenggal itu dijalankan, Nabi Ismail, menurut sejarah, seketika digantikan oleh sejenis hewan seperti kambing, yaitu kibas. Pelajarannya, sebenarnya yang perlu untuk disembelih adalah sifat-sifat “kehewanan” yang ada pada diri manusia itu sendiri.
Ibunda Siti Hajar, suami Nabi Ibrahim AS, penuh dengan kesabaran. Nabi Ibrahim, jauh sebelum peristiwa perintah penyembelihan itu, saat Ismail kecil (bayi), Siti Hajar dan Ismail diperintahkan untuk “diasingkan” di suatu tempat yang jauh, tepatnya suatu gurun. Di daerah itu, tandus tak ada air. Untuk menghilangkan dahaga, Siti Hajar berlari dari tempat bernama Safa sampai Marwah mencari air yang jaraknya jauh sekali. Itu dilakukan beliau, sampai akhirnya sebuah kisah tentang adanya mata air “zam zam” yang artinya berkumpul-berkumpulah air yang sampai sekarang ada terus tak pernah habis. Air ini, menurut penelitian memiliki kelebihannya tersendiri, dan sekarang selalu menjadi oleh-oleh khas dari Arab ketika Umrah maupun musim ibadah haji.
Dalam berbagai kisah tersebut, banyak sekali pengorbanan. Bagaimana dengan kita? Di tanah air, Idul Adha menjadi berkah tersendiri. Karena, dalam kitab suci Al-Qur’an sebagaiman tertulis, ada perintah untuk berqurban. Itulah yang menjadi dasar ibadah qurban pada hari raya Idul Adha. Selama tiga hari, baik dari Hari Raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah, sampai tanggal 13 adalah waktu penyembelihan hewan qurban.
Hewan qurban memiliki beberapa kriteria. Namun yang sudah familiar di kita, qurban itu adalah kambing, sapi, kerbau, jika di arab itu bisa unta. Penjual hewan ternak tersebut kebagian berkah dalam dagangannya. Masyarakat yang tak sehari-hari makan daging mendapat jatah. Karena inti dari Idul Adha adalah berbagi. Dalam Idul Adha pun terdapat saling rasa gotong royong dan bekerja sama, saling membantu. Itu terlihat dari panitia di tempat di mesjid, desa maupun yang lainnya. Selain itu, banyak juga pihak-pihak yang terlibat, baik lembaga zakat, pemerintah dan perusahaan-perusahaan. Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada, Idul Adha menjadi euforia bagai semua.
Mimpi saya :
Ke Baitullah baik untuk saya dan ibu saya serta semua orang yang saya cintai
Last Update : 17 May 2012
Mimpi saya :
Ke Baitullah baik untuk saya dan ibu saya serta semua orang yang saya cintai
Last Update : 17 May 2012
No comments:
Post a Comment