Kepulangan saat itu
Kemarin, aku pulang ke rumah yang jaraknya bisa terhitung kira-kira 120 arah selatan dari Ibu Kota. Berangkat sekitar pukul setengah empat. Sampai di tempat transit pukul delapan malam. Mengobrol satu jam menyampaikan hal-hal yang penting-penting tapi tidak pendting, padahal lumayan penting.dan sampai di Rumah jam sepuluh malam.
Di Jalan Ibu Kota, sore itu belum terasa padatnya kendaraan yang pulang dari kerja kata-okata orang orang bicara seprti iut. Hanya bermodal beberapa rupiah saja di kantong, di dompet, dan tempai pensip l standar yang mereknya itu. berwarna merah berisi recehan semua. Mengendarai motor pula. Makanya bisa dikatakan ini Kenekatan peribadi. Di jalan raya Bogor-Jakarta sore itu pada beberapa kilometer awal belum macet. Nah, setelah sampai pada daerah citeureup ke sebelah sana sudah terasa padatnya. dan di tengah jalan kita bisa diam sejenah beberapa menit. karena mengmang kendaraan tidak bisa berjalan karena macet total.
Memberli eprmen sambil istirahat dan minum minuman energi yang di iklannya dibintangin si arwana tukul itu membuat tenggorokan terasa tidak enak walaupun untuk membuat segar ekembali bisa-bisa saja. Penjaga koios di di Cibinong itu adalah anak kecil yang suka bermain dengan mobil-mobilan plastiknya. Teringat kembali ke masa lalu walaupun saat kecil moboil-mobilan itu aku harus membuat naya sendiri.
Seribu tujuh, aku memutuskan untuk membeli setengahnya, limaratus tiga permen. Diipikir-pikir, dipikir-pikir, lebih baik aku memikir. eh, jadi nyanyi. aku beli sertibu aja deh. dapet jutujuh permen! empat yang rasanya kopi dan sisanya yang berasa segar.
Sebellum ternjadinya beberapa teransaksi tadi, tapi seetelah kejadian tadi deh, aku rada lupa nih ceritanaya. terjadi kemacetan pandjang di pertigaan. maceeett banget. dan air hjan mulai turun. nah, beberapa tetes sudah terasa di tangan dan baju agak basa enol lima persen. emang ada yang perti itu? hhhha. ak saat sudah bisa berjalan aku meminggirkan motra dab membuka bgasi untuk memakan jas hujan. sarung tangan merek halrley davidson yang sedang aku pakai dilebpas dan ditaro di bertukanran dengan jas hujan.
Saat memundurkan motor di bawah teduhan ruko itu, banyak juga yang seperti aku. ”punten kang bade mundur” artinya permisi mas saya mau mundur. melaluju lah kembali aku ke tempat jtujuan : cianjur. meskipun ini baru sampai kota bogor. kira-0kira lagi nih, saat pukul , eh bukan sekitar lima belas menit berjalan setelah melewati lampu merah di jalan barudi depan pintu masuk tol lingkar luar bogor itu aku merasakan tidka hujan lagi. dasar. dan benar benar kering di sekitar sebela atas bank muamalat dul u yang aku pernah mengambil uang untuk emembantu sesorang yang ceritanya dulu. tapi sekarang dia tidak mau sekali untuk membantu kita.
Yng paling aku ingat adalah pada sat aku sholat di mesjid itu, di jalan raya tajur bogor. sekitar lima belas menit lah singgah di sana ssambil mengistirahatkan moror yang sduah melaluju lumayan lama ini. belum lagi besok nya kita harus kembali lagi ke ibu kota kan. iya, aku mengirim pesan ke ibunda untuk tolong dibuatkan anir anagat untk mandi dan pesan sekitar pukul deplapan ana aku sampai. di rumah tercinta walaupun bukan milik sendiri.
yah seperti itu lah, tidaba di puncak udahra terasa sngat dingin. resaterasa sekali di tangan yang sd sudah tidak lagi memakan sarung tangan. kaca motor atau lampu motor memagng memang kurang berfung k dengan baik. jadinya harus merayamp meraayap. sesampai di ic atau saya bilangnya islamic centre tempat aku dulu sekolah. di asrama ad a angga, sang ketua pimpinan daerh ikatan pelajar muhammadiyah kabupaten cianjur. dengan a aris sang penjaga komplek ic serta gunawan teman angga. aku memberikan handphone kapadanya angga yng nokia mereknya 2300 tipenya. karena memang dia tidak lagi memegang alat komunaikasi seperti itu. sedangkan memang aku sendiri perlu untuk menghubunginya.
malam itu , karena kjarak dari pusat kota kcianjur dan ke rumah berjarak 30an kirlo metre aku sempat bilang ke kawan-kawan tadi aga k taku t untuk pulang. tapi itu hanya guyonan. sebelumnya maaf nih pak alan tidak aku amasukan ke dalam cerita, padahal orang pertama yang aku jumpai di cianjur adalah beluaiau, sang guru sekolah dasar islam kreatif muhammadiyah dcianjur. hhhha dia ketika itu sedang menonton di kantor sdik tadi. aku berbicara sepbentar juga tentang muktamar imm karena beliau sedang memakaninya kaors yang berwarna hijatam dan bertulis muktamar imm kermarin di bandung.
setelah itu mengobrokl masalah delegarsi muktamar pemuda kemarin, pak saepul, pak deni, k yana, dna orang bojong picung itu yang aku lupa namannya. muktamarnya kisruh. tidak ada pemilihan. nah, mudah, mudahan di muktamar ipm tidak seprti itu, dapat berjalan secara terbtib, aman, lancar, berbobot, dapat memberikan yang terbaik semuanya disamping dapat saling toloeran antar peserta dan yang lainnya serta yang paling penting benar-benar membunmikan ipm di sekolah adsebagai tema dapat dianbmbil kepultusan yang mutualisme semua pimpinan.
aku pulang diantar mereka, angga dan gunawan. dari ic csekitar pulkul sembilan sampai di rumah pulukul sepuluh malam. sebelumnya aku meminjam uang kepada angga sepuluh ribu, tapi aku meminta kepadanya hanya limar biribu saja.
membeli bensin, di jalan menunggu antri karena jalan sedang diperbaiki di depan pom bnensin di warung kondang itu, serta bergonta ganti siapa yang membawa moator , angga seprti itu. awalnya aku membawa motor sediri, terus angga membawa motor aku, aku diboncengnya, gunawanm membawa motor milik a aris itu yang kenalpotnya kaku pernah ditegur oleh polisi untuk mengganti knalpotnya karena memang bising. torototottototototototot. hiiii
samapai lah dirumah setelah melewatisemak-semak yang di jalannya lumayan hancur. menanti untuk diperbaiki kembali. setengah awal kelak jelek. setengah kesana bagus. nah, nanti kemudian akan sebaliknya. terklecuali jalan dari daerah yang bernama ”baru” dke depan rumah itu, dari dulu sampai sekarang hanya kerikitl kecil dan besar sebagai alas jalan. semoga dari dulu sampai nanti dtidak sertperti itu.
aku bertemu ibu. senang sekali. akhirnya. terimakasih deh. mohon maaf atas epilog yang kurang merenah ini ya....
salam kawan.
Di Jalan Ibu Kota, sore itu belum terasa padatnya kendaraan yang pulang dari kerja kata-okata orang orang bicara seprti iut. Hanya bermodal beberapa rupiah saja di kantong, di dompet, dan tempai pensip l standar yang mereknya itu. berwarna merah berisi recehan semua. Mengendarai motor pula. Makanya bisa dikatakan ini Kenekatan peribadi. Di jalan raya Bogor-Jakarta sore itu pada beberapa kilometer awal belum macet. Nah, setelah sampai pada daerah citeureup ke sebelah sana sudah terasa padatnya. dan di tengah jalan kita bisa diam sejenah beberapa menit. karena mengmang kendaraan tidak bisa berjalan karena macet total.
Memberli eprmen sambil istirahat dan minum minuman energi yang di iklannya dibintangin si arwana tukul itu membuat tenggorokan terasa tidak enak walaupun untuk membuat segar ekembali bisa-bisa saja. Penjaga koios di di Cibinong itu adalah anak kecil yang suka bermain dengan mobil-mobilan plastiknya. Teringat kembali ke masa lalu walaupun saat kecil moboil-mobilan itu aku harus membuat naya sendiri.
Seribu tujuh, aku memutuskan untuk membeli setengahnya, limaratus tiga permen. Diipikir-pikir, dipikir-pikir, lebih baik aku memikir. eh, jadi nyanyi. aku beli sertibu aja deh. dapet jutujuh permen! empat yang rasanya kopi dan sisanya yang berasa segar.
Sebellum ternjadinya beberapa teransaksi tadi, tapi seetelah kejadian tadi deh, aku rada lupa nih ceritanaya. terjadi kemacetan pandjang di pertigaan. maceeett banget. dan air hjan mulai turun. nah, beberapa tetes sudah terasa di tangan dan baju agak basa enol lima persen. emang ada yang perti itu? hhhha. ak saat sudah bisa berjalan aku meminggirkan motra dab membuka bgasi untuk memakan jas hujan. sarung tangan merek halrley davidson yang sedang aku pakai dilebpas dan ditaro di bertukanran dengan jas hujan.
Saat memundurkan motor di bawah teduhan ruko itu, banyak juga yang seperti aku. ”punten kang bade mundur” artinya permisi mas saya mau mundur. melaluju lah kembali aku ke tempat jtujuan : cianjur. meskipun ini baru sampai kota bogor. kira-0kira lagi nih, saat pukul , eh bukan sekitar lima belas menit berjalan setelah melewati lampu merah di jalan barudi depan pintu masuk tol lingkar luar bogor itu aku merasakan tidka hujan lagi. dasar. dan benar benar kering di sekitar sebela atas bank muamalat dul u yang aku pernah mengambil uang untuk emembantu sesorang yang ceritanya dulu. tapi sekarang dia tidak mau sekali untuk membantu kita.
Yng paling aku ingat adalah pada sat aku sholat di mesjid itu, di jalan raya tajur bogor. sekitar lima belas menit lah singgah di sana ssambil mengistirahatkan moror yang sduah melaluju lumayan lama ini. belum lagi besok nya kita harus kembali lagi ke ibu kota kan. iya, aku mengirim pesan ke ibunda untuk tolong dibuatkan anir anagat untk mandi dan pesan sekitar pukul deplapan ana aku sampai. di rumah tercinta walaupun bukan milik sendiri.
yah seperti itu lah, tidaba di puncak udahra terasa sngat dingin. resaterasa sekali di tangan yang sd sudah tidak lagi memakan sarung tangan. kaca motor atau lampu motor memagng memang kurang berfung k dengan baik. jadinya harus merayamp meraayap. sesampai di ic atau saya bilangnya islamic centre tempat aku dulu sekolah. di asrama ad a angga, sang ketua pimpinan daerh ikatan pelajar muhammadiyah kabupaten cianjur. dengan a aris sang penjaga komplek ic serta gunawan teman angga. aku memberikan handphone kapadanya angga yng nokia mereknya 2300 tipenya. karena memang dia tidak lagi memegang alat komunaikasi seperti itu. sedangkan memang aku sendiri perlu untuk menghubunginya.
malam itu , karena kjarak dari pusat kota kcianjur dan ke rumah berjarak 30an kirlo metre aku sempat bilang ke kawan-kawan tadi aga k taku t untuk pulang. tapi itu hanya guyonan. sebelumnya maaf nih pak alan tidak aku amasukan ke dalam cerita, padahal orang pertama yang aku jumpai di cianjur adalah beluaiau, sang guru sekolah dasar islam kreatif muhammadiyah dcianjur. hhhha dia ketika itu sedang menonton di kantor sdik tadi. aku berbicara sepbentar juga tentang muktamar imm karena beliau sedang memakaninya kaors yang berwarna hijatam dan bertulis muktamar imm kermarin di bandung.
setelah itu mengobrokl masalah delegarsi muktamar pemuda kemarin, pak saepul, pak deni, k yana, dna orang bojong picung itu yang aku lupa namannya. muktamarnya kisruh. tidak ada pemilihan. nah, mudah, mudahan di muktamar ipm tidak seprti itu, dapat berjalan secara terbtib, aman, lancar, berbobot, dapat memberikan yang terbaik semuanya disamping dapat saling toloeran antar peserta dan yang lainnya serta yang paling penting benar-benar membunmikan ipm di sekolah adsebagai tema dapat dianbmbil kepultusan yang mutualisme semua pimpinan.
aku pulang diantar mereka, angga dan gunawan. dari ic csekitar pulkul sembilan sampai di rumah pulukul sepuluh malam. sebelumnya aku meminjam uang kepada angga sepuluh ribu, tapi aku meminta kepadanya hanya limar biribu saja.
membeli bensin, di jalan menunggu antri karena jalan sedang diperbaiki di depan pom bnensin di warung kondang itu, serta bergonta ganti siapa yang membawa moator , angga seprti itu. awalnya aku membawa motor sediri, terus angga membawa motor aku, aku diboncengnya, gunawanm membawa motor milik a aris itu yang kenalpotnya kaku pernah ditegur oleh polisi untuk mengganti knalpotnya karena memang bising. torototottototototototot. hiiii
samapai lah dirumah setelah melewatisemak-semak yang di jalannya lumayan hancur. menanti untuk diperbaiki kembali. setengah awal kelak jelek. setengah kesana bagus. nah, nanti kemudian akan sebaliknya. terklecuali jalan dari daerah yang bernama ”baru” dke depan rumah itu, dari dulu sampai sekarang hanya kerikitl kecil dan besar sebagai alas jalan. semoga dari dulu sampai nanti dtidak sertperti itu.
aku bertemu ibu. senang sekali. akhirnya. terimakasih deh. mohon maaf atas epilog yang kurang merenah ini ya....
salam kawan.
No comments:
Post a Comment