Kita Masih Dijajah
Ilustrasi : urbanclinique.wordpress.com |
Belum lagi dalam permasalahan sosial. Kesenjangan yang begitu jelas terlihat sangat mengiris hati. Orang-orang borjuis yang petantang-petenteng menyombongkan diri memiliki kekayaan yang melimpah, mobil mewah, rumah megah, uang yang menggunung, dan kekayaan dunia lainnya sangat bertolak belakang dengan jutaan orang yang dalam sehari pendapatannya tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah, jangankan memikirkan sandang dan rumah untuk tinggal, untuk makan pun mereka susah.
Sebenarnya ini menjadi otokritik bagi kita semua, terutama bagi saya sendiri. Seberapa pedulikah kita terhadap kemanusiaan (baca : sesama)? Sepertinya kita acuh dengan yang terjadi di sekitar dan terkesan hanya memikirkan diri sendiri. Cobalah kita berintrospeksi dan bermuhasabah.
Jika awal tulisan diatas mengungkapkan tentang “penipuan” orang-orang kalangan atas, maka ada juga “kebohongan” yang dilakukan orang-orang bawah. Hal ini bisa kita lihat seperti para orang-orang yang mengaku sebagai pengemis gadungan. Beberapa waktu yang lalu di Kota Bandung digalakkan pembersihan gepeng (gelandangan dan pengemis). Ternyata mereka ada yang berbohong tangannya patah, tidak bisa berjalan, memakai baju lusuh, dan semuanya terkesan sangat berantakan. Itu dilakukan untuk meminta belas kasihan orang lain.
Revolusi Moral Sosial
Dua objek yang menjadi permasalahan diatas muaranya adalah adanya kehancuran moral. Tidak bisa dipungkiri, sebagai manusia memang tidak akan pernah puas dengan apa yang telah dicapai. Dari tidak punya, ingin punya satu, setelah itu dua, ingin punya sepuluh, ingin ini, itu, semuanya. Seperti kata pepatah bahwa "dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tapi tidak akan cukup memenuhi keinginan seseorang."
Kita lihat para tersangka yang berurusan dengan KPK adalah orang-orang yang tergolong masih muda. Itu menjadi perhatian bagi saya, ketika kita bersinggungan dengan tempat yang basah, kita harus bisa menahan keinginan. Apalagi yang diselewengkan itu adalah uang negara, yang berarti uang rakyat dan ummat.
Padalah jika badan selagi muda, tubuh masih segar dan tenaga masih on fire. Kita harus berusaha dan berjuang mewujudkan cita-cita bangsa yaitu kesejahteraan masyarakat. Mari bangkit bersama, apa yang kita kerjakan harus berdasarkan hati ikhlas dan memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa.
Saya tahu bahwa di luar sana banyak pemuda yang berprestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa. Kita bangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Singkirkan ego pridadi yang hanya akan menjajah bangsa dan dirimu sendiri.
No comments:
Post a Comment