Be Better Person
Dokumentasi Pribadi |
Bukan hal yang aneh, perhatian orang tua, terutama ibu meamang tiada duanya. Jadi teringat buku yang sedang aku baca, Mestakung. Dalam buku tersebut diceritakan, Arif, seorang bocah SMP yang telah ditinggalkan ibunya ke luar negeri tanpa kabar. Sejak kecil, Arif hanya tinggal berdua dengan bapaknya. Perpisahan memang menyedihkan, apalagi jika kita tidak siap untuk menerima perpisahan itu.
Berbagi kebahagiaan merupakan nikmat yang sangat indah di dunia ini, apalagi dengan orang-orang yang kita cintai, terutama orang tua kita dan keluarga. Apa yang Arif rasakan sangat memilukan, ketika ia hendak memberitahu sang ibu tentang prestasinya di kelas, ia berlari sekencangnya di tengah siang dari sekolah, namun ibunya telah meninggalkan rumah. Betapa terkejutnya Arif atas kepergian ibunya itu. Namun ia tetap tegar. Bagaimana jika itu yang terjadi padaku, kepada kita? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Di bulan Desember ini yang aku ketahui banyak kawan yang merayakan atas berbagai pencapaian ataupun hari kelahirannya. Senang rasanya melihat orang-orang bahagia. Tentu saja banyak ucapan selamat, ada juga yang memberikan peringatan bahwa di sisa hidup ini aku harus menjadi orang yang lebih berarti. Sebenarnya itupun yang aku harapkan. Bahkan aku selalu mencoba dan berusaha menjadi seseorang yang bermanfaat bagi alam semesta ini.
Ada kebahagiaan sebagaimana di atas, ada juga kesedihan. Beberapa waktu yang lalu, bapak anti politik apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela telah wafat. Seluruh dunia mengenang dirinya sebagai tokoh perdamaian yang sangat dikagumi banyak orang. Tapi itulah kehidupan di dunia ini, ada bahagia dan sedih, ada kedatangan dan kepergian.
Jika melihat perjalanan hidup Mandela, ia menjadi inspirasi banyak orang, bahkan tokoh-tokoh pemimpin dunia dulu dan masa kini. Aku pernah menulis ulang buku tentang kehidupan seseorang yang dipenjara, tapi dalam jeruji besi itu menjadikannya orang-orang besar karena karya-karya dan hasil pemikirannya. Sebut saja Mandela itu sendiri, Soekarno, Buya Hamka dan yang lainnya.
Mereka saja yang dipenjara bisa banyak berbuat untuk perubahan yang lebih baik, masa kita yang saat ini banyak memiliki ruang bebas hanya diam saja. Bukan berarti kita menunggu harus dipenjara baru berkarya, justru saat inilah, mumpung masih muda, masih diberikan kesehatan, masih diberikan umur oleh Tuhan.
Kita harus peduli dengan kehidupan orang-orang yang tertindas oleh kekuasaan, mereka adalah yang tergusur dari rumahnya, mereka yang berada di hutan yang tergusur karena kepentingan industri dan perkebunan, mereka yang berada di perbatasan, mereka yang tidak mendapatkan perhatian dari para pejabat pemerintahan.
No comments:
Post a Comment