Makna Umur yang Panjang
Pak Qomari saat Ceramah (umihanif.speedytaqwa.com) |
Pulang / kembali (rajiuun) sebenarnya merupakan kata yang menggembirakan. Seperti halnya kita pulang ke rumah setelah aktivitas, atau rasa suka cita saat mudik pulang kampung. Meskipun banyak orang yang merasa kehilangan, terutama sahabat karib dan keluarga beliau, namun Pak Qomari telah menyelesaikan tugas kemanusiaannya. Begitu kata Pak Zamahsari dalam tausyiahnya.
"Tugas kemanusiaan Almarhum di dunia ini telah selesai. Insyaallah tiga amalan yang tak akan putus telah beliau miliki. Sewaktu beliau ceramah dimana mana itu, atau sewaktu beliau mengajar dan mempin di UHAMKA, itulah ilmu yang bermanfaat" terang Pak Zam, sapaan akrab Pak Zamahsari yang juga kini menjadi Wakil Rektor 4 UHAMKA.
"Saat beliau aktif di kampus maupun di luar kampus, kegiatan menyantuni, sedekah kepada kaum dhuafa, itulah harta yang bermanfaat" lanjutnya. "Insyaallah ketiga putra beliau yang sholeh akan selalu mendo'akan almarhum" tegas Pak Zam.
Sebelum tausyiah dari Dosen saya ini, dua sahabat beliau, Pak Edi Sukardy dan Pak Nandi Rahman menceritakan pengalaman-pengalaman berkesan sewaktu bersama-sama almarhum.
Ternyata banyak sekali keteladanan dan pelajaran yang saya dapat dari Pak Qomari. Beliau yang dikenal sejak muda telah berdakwah dan berceramah kemana-mana. Pak Edi mengalami langsung hikmah bisa menjadi khutbah di tempat asalnya, berkat almarhum. Sementara itu menurut Pak Zam, ceramah Pak Qomari itu singkat, padat, enak didengar dan antara ceramah dengan
Saya masuk ke rumahnya yang sangat sederhana, terasa sejuk ketika masuk ke rumah beliau. Dihiasi buku-buku yang tertata rapi memperlihatkan ketekunan beliau dalam membangun budaya baca untuk intelektualitas.
"Pak Qomari lebih mengedepankan akhak ketimbang fiqih" kata Pak Nandi. Almarhum yang disebut Pak Pudjo Sumedi yang juga "senior" beliau menuturkan tentang perjuangan Pak Qomari yang benar-benar "merangkak" dalam kehidupan. Namun beliau dengan kerja keras mampu mengembangkan UHAMKA seperti sekarang ini.
Seperti kita ketahui di media-media seperti detik, viva, republika banyak memberitakan tentang kepulangan beliau, bahwa Pak Qomari ini adalah yang merintis perubahan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jakarta, menjadi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Bersama Pak Edi, meskipun dalam kesulitan, kesusahan harus tetap bersedekah.
Selain itu, Pak Qomari sangat rajin beribadah puasa sunnah dan sholat malam. Inilah yang menjadi cambuk bagi saya, betapa kini kita yang sibuk dengan dunia, bahkan tenggelam di dalamnya sampai-sampai melupakan akhirat.
Saya sendiri mempunyai pengalaman pribadi dengan almarhum Pak Qomari Anwar, ketika itu ada acara PWM yang dihadiri para pimpinan Muhammadiyah DKI Jakarta. Di akhir acara saya bersalaman dengan para ayahanda ini, termasuk Pak Qomari.
Saya bilang kepada beliau hari ini saya bersalaman dengan 3 proffesor, mudah-mudahan nanti jadi proffesor juga. "Aamiin" kata Pak Qomari dengan senyumnya yang terkenal. Itulah yang tak akan terlupakan oleh saya dari beliau.
Mungkin inilah yang disebut dengan panjang umur, meskipun Pak Qomari yang tutup usia dalam umur 60 tahun. Namun, beliau melalui keteladanan dan pemikirannya tetap hidup dalam kehidupan dan hati orang-orang di sekitarnya.
Ternyata bukan hanya saya yang jelas jauh kelas di bawah beliau yang mau belajar dari Pak Qomari, namun seniornya Pak Pudjo Sumedi mengatakan di akhir testimoninya "Great teacher is who can learn from his student"
Wallahualam
No comments:
Post a Comment