Mencintaimu KarenaNya


Menikah merupakan suatu anugerah bagi dua insan manusia. Sesuai ajaran Rasulullah SAW, menikah berarti suatu langkah dalam menyempurnakan agama. Dengan mengucap syukur alhamdulillah, satu langkah itu baru saja ditapaki.

Ada seseorang yang berkata bahwa dengan menikah akan merubah hidup orang tersebut. Hal ini senada dengan ungkapan "selamat menempuh hidup baru". Terang saja, melalui pernikahan, terucap janji suci untuk melanjutkan kehidupan bersama, ketika aku dan kau menjadi kita.

Selalu terdapat alasan mengapa suatu ajaran yang disampaikan oleh Rasul. Terdapat banyak pelajaran sebelum, saat, dan setelah pernikahan. Apalagi membangun keluarga bahagia demi dunia dan akhirat yang bertumpu pada ajaran Islam. Semoga langkah ini selalu dalam ridho Allah SWT dalam membagun rumah tangga sehidup sesurga.

Maha Suci Allah yang menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Atas kasih, karunia dan rencanaNya yang indah

Sungguh merupakan kebahagiaan dan kehormatan bagi kami atas kehadiran Bapak, Ibu, Saudara, Kerabat semua serta do'a restunya

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya diciptakanNya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu bukti kebesaran Allah bagi kamu yang berfikir"

(QS. Ar-Rum : 21)

Denpasar, 8 Oktober 2017/17 Muharram 1439 H

Rizki Putra Dewantoro-Made Dike Julianitakasih Ilyasa
http://dike-rizki.nikah.co.id/#home

Pidato Refleksi Milad IPM Ke-56

Logo Resmi Milad IPM Ke-56 (Sumber: www.ipm.or.id)
“Membangun Spirit Gerakan Berkemajuan, Wujudkan Pelajar Berkarya Nyata”

Bismillahirahmanirrahim
Nuun Walqolami wamaa yasthuruun
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua
Sholawat serta salam semoga selalu tersampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW
Yang terhormat para hadirin acara hari Ber-Muhammadiyah bulan Juli 2017 yang bertepatan dengan Milad Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ke-56.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah saya berbagi pengalaman dengan teman-teman sekalian. Hari ini, merupakan hari yang Istimewa untuk Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Karena 56 tahun lalu, tepatnya tanggal 18 Juli 1961 M gerakan pelajar ini lahir di Surakarta.

Setengah abad lebih IPM berdiri yang dilatarbelakangi dengan adanya kesadaran kolektif sebagai wadah aktualisasi bagi pelajar Muhammadiyah yang berusia remaja atau usia sekolah dengan harapan sebagai harapan bisa menjadi penerus gerakan Muhammadiyah.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah lahir memiliki maksud dan tujuan “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarntya.” (Anggaran Dasar IPM Pasal 6).

Kemudian, siapa saja yang menjadi Anggota IPM? Sesuai AD IPM pasal 10, poin 1 adalah pelajar muslim yang belajar di sekolah Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah setingkat SMP dan SMA. Jadi, entah sadar atau tidak, teman-teman telah menjadi anggota IPM di ranting.
Anggota IPM yang berada di Perguruaan Muhammadiyah Matraman ini saja, ada sekitar 9000an siswa di ranting SMP-SMA-SMK, belum lagi yang ada di daerah Jakarta Timur, DKI Jakarta, Pulau Jawa atau bahkan Se-Indonesia.

Tentunya banyak sekali, ada lebih dari 4 juta orang. Tapi, ironisnya, banyak sekali dijumpai siswa “Anggota IPM” yang ketika ditanya Apakah IPM itu? Bagaimana Sejarahnya? Apa tujuannya? Kebanyakkan dari mereka menjawab “Tidak tau”. Padahal, mereka bersekolah di Muhammadiyah. Inilah yang perlu kita garis bawahi.

Menurut Bapak Sosiologi, Ibnu Khaldun  seperti dikutip dari Bautty, jatuh bangunnya generasi ditandai dengan 3 generasi, yaitu: generasi Pendobrak, generasi Pembangun, dan generasi Penikmat. Proses ini, terjadi dalam kurun waktu 1 abad. Yang menyedihkan pada bangsa kita, saat generasi pendobrak masih ada 1,2 orang yang hidup. Generasi pembangun masih sibuk bongkar pasang membangun negeri. Tapi, sudah banyak generasi Penikmat yang tidak hanya berasal dari golongan kurang terpelajar. Namun juga muncul dari kalangan terpelajar.

Akankah kita hanya menjadi generasi penikmat? Semoga TIDAK!! Karena teman-teman disini semua adalah harapan Bangsa. Jika, menjadi generasi penikmat, mau jadi apa Negara ini? Tentunya akan semakin jauh tertinggal dengan negara-negara lain.

Harapannya, IPM menjadi suatu organisasi yang “diperhitungkan” yang ikut berperan aktif membangun bangsa. Bukan hanya sekedar organisasi anak-anak ingusan yang tidak tau apa-apa dan tidak bisa apa-apa.

Lalu, bagaimana kita “unjukgigi”? bukankah kita masih pelajar? Ingat semboyan IPM “Nuun Walqolami wamaa yasthuruun” (Demi Pena dan apa yang dituliskan). Pena adalah senjata kita. Berkaryalah dengan Pena itu!

Tentunya semua harus seimbang. Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Dan berorganisasi merupakan pelengkapnya. Ingat memiliki pedoman 3T yaitu Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Berorganisasi.

Saat ini teman-teman sedang berada di Muhammadiyah, di IPM menamakan dirinya sebagai "Rumah Inspiratif Pelajar Indonesia". IPM mendapat penghargaan sebagai OKP Terbaik Nasional tahun 2006, 2011, 2015, dan 2016. Penghargaan Organisasi Terbaik Asia Tenggara ASEAN TAYO  (Ten Accomplished Youth Organization) tahun 2011 dan 2014. Serta PPI Sociopreneur 2015.
Dalam perjalanannya pun, IPM telah melahirkan tokoh-tokoh terkemuka di Indonesia. Salah satu contohnya: Busyro Muqqodas yang pernah menjabat sebagai ketua KPK. Bapak Haedar Nashir yang saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Umum Muhammadiyah.

Lebih dari itu, harapan saya, bukan hanya sekedar menjadi sukses dan menjadi tokoh, semoga kita bisa lebih mengenal IPM, dengan lebih mengenal Maka kita akan semakin Cinta pada IPM, sehingga teman-teman bisa bersama-sama membangun IPM supaya menjadi lebih baik lagi.

Seperti pesan pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan "Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (profesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu."

Bulan Juli ini adalah bulannya IPM dengan tema "Membangun Spirit Pelajar Berkemajuan, Wujudkan Pelajar Berkarya Nyata" diharapkan IPM dapat memperjuangkan spirit berkemajuan untuk memberikan aksi dan karya nyata bagi Pelajar se-Indonesia. Insya Allah teman-teman berada di tempat yang tepat dalam menuntut ilmu tersebut dalam meraih kesuksesan dunia akhirat.

Ikrarkan Bersama IPM Berjaya

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Foto saat Pidato Milad IPM 56 tanggal 18 Juli 2017 (sumber: instagram PC IPM Matraman

Bersama Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Foto: dokumentasi pribadi
Judul besar buku yang baru saja saya baca tentang Aurat Al-Insyirah. Pada awalnya saya merasa heran mengapa digunakan kata “aurat”. Apakah ada kesalahan ketik, penulisan ataupun kesalahan redaksi. Buku yang lengkapnya berjudul agak panjang yaitu “Sukses dan Bahagia Dengan Aurat Al-Insyirah Bersama Kesulitan Pasti Ada Kemudahan”. Al-Insyirah adalah nama surah di dalam Al-Qur’an setelah surah Ad-Dhuha. Ternyata kata aurat tidaklah salah seperti perkiraan saya terjadi kesalahan satu huruf dari kata surat menjadi aurat. Kata Aurat disini mempunyai makna rahasia terdalam dari surah Al-Insyirat atau yang lebih dikelan dengan surah Alam Nasyroh.

Buku ini merupakan karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang diterbitkan Sakanta Publishing. Buku ini merupakan karya yang ke sekian dari Taufiqurrahman dimana beliau mempunyai harapan dapat menghasilkan karya 400 buku selama hidupnya. Alhamdulillah di akhir bulan Ramadhan 1438 H ini saya bisa menyelesaikan membaca buku yang cukup menginspirasi ini di tengah kesibukan menyelesaikan tugas akhir kuliah.

Seperti telah kita ketahui, surah Al-Insyirah menjadi salah satu surah favorit yang selalu dibaca oleh imam pada sholat fardhu. Begitupun kita yang menjadikan surah Al-Insyirah sebagai bacaan dalam ibadah sholat kita baik sholat wajib maupun sunnah. Selain tidak begitu pendek dan tidak begitu panjang, surah Al-Insyirah memiliki susunan kata yang mudah dihafal, maha suci Allah SWT yang telah menurunkan surah ini kepada Rasulullah SAW.

Kita pula mengetahui beberapa arti dari potongan ayat surah Al-Insyirah, yang diulang dua kali yaitu fa innamaal usri yusra, innamaal usri yusra (karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan). Ternyata jika dikaji lebih dalam lagi mulai dari ayat pertama hingga akhir mempunyai satu rangkaian ayat yang sangat dahsyat. Apalagi dalam buku ini diuraikan juga tentang hubungannya dengan surah sebelumnya yaitu Ad-Duha.

Dalam buku ini Taufiqurrahman menjelaskan tentang adanya sistem yang hendak disampaikan Allah melalui surah Al-Insyirah. Mulai dari menjadi orang yang berlapang dada dan hilangnya beban yang dipikul Rasulullah dalam menyebarkan keesaan Allah SWT, begitu pula kita dalam mengalami berbagai beban dalam kehidupan. Pada ayat berikutnya yaitu Allah meninggikan nama Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan manusia pilihan sebagai nabi akhir zaman. Kemudian tentang bersama kesulitan ada kemudahan yang selanjutnya diikuti oleh prinsip istiqomah dan pasrah kepada ketetapan Allah SWT.

Dengan memahami sistem yang ada dalam surah Al-Insyirah diharapkan kita mampu menjadi insan yang sukses di dunia dan Akhirat. Kehidupan di zaman modern saat ini begitu banyak tantangan dan godaan yang dapat membuat kita melenceng dari perintah Allah SWT. Dengan mengamalkan surah Al-Insyirah insya Allah kita akan mampu menghadapi segala rintangan dan berbagai godaan yang dapat merusak iman kita.

Terlepas dari adanya kekurangan  dari buku ini, namun karya ini  patut patut mendapatkan apresiasi. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca lebih lanjut buku ini. Jika ingin meminjamnya bisa menghubungi saya di twitter atau instagram @rizki_pd

Semoga bermanfaat

Lirik Lagu Ikatan Penuh Makna

Download mp3 di : http://bit.ly/ikatanpenuhmaknamp3
Tonton di : bit.ly/ikatanpenuhmakna

Satukan langkah
Meneguhkan arah
Pantang menyerah
Jalankan amanah

Terus berjuang
Dalam ikatan
Dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah


Menjadi busur panah
Dakwah Muhammadiyah
Jangan pernah menyerah

Kita bersama
Dalam ikatan penuh makna
Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Mencerahkan peradaban
Selalu menjadi teladan
Generasi berkemajuan

Memang tak mudah
Terkadang lelah
Untuk selalu
Amalkan Qur'an Sunnah

Menjadi busur panah
Dakwah Muhammadiyah
Jangan pernah menyerah

Kita bersama
Dalam ikatan penuh makna
Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Kita bersama
Dalam ikatan penuh makna
Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Mencerahkan peradaban
Selalu menjadi teladan
Generasi berkemajuan

Generasi berkemajuan

Generasi berkemajuan

Aktualisasi Peran Kader IPM DKI Jakarta Melalui PKTM 3

TM 3 IPM DKI PESERTA DAN FASILITATOR
Dalam sebuah organisasi, perkaderan merupakan sarana untuk membentuk kader yang militan dan berkompeten. Ikatan Pelajar Muhammadiyah memiliki perkaderan yang dinamakan Taruna Melati sebagaimana diatur dalam Sistem Perkaderan IPM (SPI). Pelatihan Kader Taruna Melati tersebut memiliki jenjang mulai dari yang diadakan Pimpinan Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah hingga Pimpinan Pusat.

Tidak terkecuali Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DKI Jakarta yang baru-baru ini menyelenggarakan Pelatihan Kader Taruna Melati 3 (PKTM 3). Penyelenggaraan PKTM 3 tersebut diadakan pada sesi pertama yaitu Jum’at – Ahad (20 – 22 Januari 2017) di STMIK Muhammadiyah Jakarta dan sesi kedua yaitu pada Jum’at – Ahad (27 – 29 Januari 2017) di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.

PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta yang mengusung tema "Aktualiasasi Peran Kader di Daerah Khusus Ibukota" diikuti oleh 20 orang peserta dari dalam dan luar wilayah DKI Jakarta. Peserta dari luar DKI Jakarta tersebut berasal dari PW IPM Jawa Tengah, PW IPM Kalimantan Barat, dan PD IPM Kabupaten Cianjur. Peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta tersebut merupakan kader terpilih yang telah melalui proses kualifikasi. Mulai dari syarat administrasi, pembuatan makalah, dan tes wawancara.

“Selama saya mengikuti IPM di DKI Jakarta, PKTM 3 baru dilaksanakan 2 kali dalam kurun waktu 8 tahun” ujar Ipmawan Muhammad Afif selaku Ketua Panitia Pelaksana dalam sambutan pembukaan acara. Salah satunya adalah PKTM 3 yang tengah dilaksanakan ini. Oleh karena itu Afif mengapresiasi PW IPM DKI Jakarta yang mewujudkan pelatihan yang dulu didambakannya tersebut. “Untuk peserta saya tidak akan banyak berbicara karena kalian bisa merasakan sendiri bagaimana serunya PKTM 3 IPM DKI Jakarta maka ucapan saya bukan ‘selamat menjalani’ tapi ‘selamat menikmati’ PKTM 3 ini agar kalian mengikutinya dengan senang hati sehingga mendapatkan hasil terbaik bagi diri sendiri juga IPM” sambung Afif.

Menurut Ipmawan Rizki selaku Master of Training, tujuan dari diadakannya PKTM 3 ini yaitu terjadinya proses transformasi kesadaran progresif tentang keimanan dan keislaman yang kokoh, murni dan berkemajuan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan alam semesta. Sebagaimana diungkapkannya dalam sesi orientasi peserta. “Kedua yaitu terjadinya proses kesadaran progresif dengan pendekatan apreaiatif inquiry dalam membaca dan memahami  realitas kehidupan sosial dan kebudayaan yang mendorong untuk melakukan transformatif dalam rangka mendukung tujuan organisasi” lanjut Rizki.

Pada sesi pertama PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta di STMIK Muhammadiya Jakarta para peserta fokus pada berbagai materi yang telah dipersiapkan sedemikian rupa oleh tim fasilitator. “Terkait materi, banyak hal yang bisa dipelajari dan banyak ilmu baru yang membuat kita membuka mata melihat banyak warna baru yang bisa kita ukir perjalanan kita di IPM. Materi baik, isi bagus, dan berguna” tutur Jihan Nur Islamiah salah satu peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta.

Pada sesi kedua di Kepulauan para peserta mengkolaborasikan ide dalam makalah, realitas pelajar dan IPM DKI Jakarta serta berbagai materi PKTM 3 yang telah diterima pada sebelumnya. Sehingga muncul lah tiga core issue IPM DKI Jakarta yaitu 1) Dakwah dan Pedidikan, 2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 3) Sosial dan Kebudayaan.

Menurut Ipmawan Fakran Alfian selaku Ketua Umum PW IPM DKI Jakarta, IPM sebagai wadah para pelajar Muhamamdiyah untuk berjihad di kota kosmopolitan tentu dibutuhkan penanganan yg khusus guna menerobos sekat-sekat birokrasi semu yang ada. Selain itu kendala penyampaian informasi baik itu berupa kebijakan ataupun kegiatan dirasa kurang maksimal selama ini, oleh karena itu dalam rangkaian proses PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta disusunlah assessment materi untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.

“Menguatnya 3 core issue yaitu Pendidikan & Dakwah, Sosial dan Budaya, serta Informasi Teknologi dan Komunikasi yang ditawarkan peserta PKTM 3 PW IPM DKI Jakarta menjadi jalan keluar yang dibutuhkan saat ini” ungkap Alfian. “Semua itu dibungkus dengan fokus gerakan sosial baru sehingga tidak ada kesan formal yang dirasa sangat kaku bagi pimpinan di level grassroot. Selain itu munculnya kesadaran Positifisme, Responsif dan Kolaboratif juga menjadi jalan tengah untuk membangun IPM DKI Jakarta sebagai wadah yang bisa dimasuki oleh semua kalangan pelajar muhammadiyah” Alfian melanjutkan.