Punctuation (Tanda Baca)

Learn English

Capital Letter (kapaital lete:) Huruf Besar
Full stop (ful stop) Titik
Coma (koma) Koma
Dots (dots) titik-titik
Colon (kolen) Titik dua
Semi Colon (semi keulen) Titik koma
Question mark (kwetsien ma:k) Tanda Tanya
Exclaminesen mark (ekleminesen ma:k) Tanda seru
Hypen (haipen) Tanda pisahSlash (slaes) Garis miring
Dash (daes) Tanda garis bawah
Aposthrope (e'postrop) Apostrop
Quotation (kuotesen ma:k) tanda kutip
Brackets (braekits) Tanda kurung
Tick (tik) Tanda centang

sumber : Yudhistira Ikranegara-Kamus Ideal
gambar : google

Our Universe (Alam Semesta Kita)

Learn English

Sun (san) Matahari
Star (star:) Bintang
Comet (kamit) Bintang Berekor
Earth (e:t) Bumi
Moon (mun) Bulan
Equator (i:kweiter) Garis Khatulistiwa
Planet (pleinet) Planet
Wind (wind) Angin
Mountain (mountein) Gunung
Cloud (klaud) Awan
Thunder (tander) Petir
River (rive:) Sungai
Forest (Forest) Hutan
Rain (rein) Hujan
Hill (hil) Bukuit
Sea (si:) Laut
Beach (biec) Pantai

sumber : Yudhistira Ikranegara-Kamus Ideal
gambar : google

Bercermin kepada “Sang Pencerah” agar Semangat ber-Muhammadiyah


Muktamar Satu Abad Muhammadiyah sampai sekarang masih menyisakan kenangan-kenanganya bagi semua yang terlibat secara langsung maupun tidak. Memang, perhelatan akbar semacam itu dirancang khusus untuk memperlihatkan eksistensi Muhammadiyah kepada dunia. Bahwa dari daerah Yogyakarta organisasi ini berkembang melebarkan sayapnya untuk jadi “perkumpulan” yang menyerukan kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Sebagaimana yang menjadi landasannya ayat Al-Qur’an surah Ali-Imran:104, serta K.H. Ahmad Dahlan sebagai founding fathers yang menjadi pelopor gerakan Muhammadiyah agar senantiasa berbakti dan menolong umat tanpa pamrih, seperti mengutip perkataan beliau “hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah”.

Memori tentang perjuangan pendiri Muhammadiyah kembali teringat, kali ini melalui layar lebar. Solusi yang cerdas. Memang, sebagai seorang tokoh dan pahlawan nasional, K.H. Ahmad Dahlan sejak dari usia yang begitu muda sebelum mengganti namanya dari Muhammad Darwisy, memperlihatkan keprihatinannya kepada kondisi umat, saat itu di sekitar Kraton Hadiningrat Yogyakarta. Kemiskinan dan kebodohan merajalela selama penjajahan saat itu tahun 1880-an, serta pihak yang mempunyai kewenangan kurang begitu perduli dengan rakyatnya. Begitu juga kondisi saat ini, dengan majunya kekuatan teknologi informasi serta di era globalisasi ini angkatan muda harus lebih peka melihat kondisi umat. Gerakkan laskar Al-Maun setidaknya masih sangat relevan. Apalagi dengan begitu pesatnya gaps antar masyarakat menambah catatan panjang kesenjangan sosial. Untuk itu, minimal saling mengingatkan untuk berbuat baik perlu sekali digencarkan kepada umat, karena Islam ini merupakan rahmat bagi semua manusia. Rahmatan lil Alamin.

Saat usia 21 tahun Ahmad Dahlan sudah mempelopori untuk meluruskan kiblat mesjid yang keliru. Apa yang sudah lakukan pada usia itu? Kembali lagi, itu merupakan tantangan dan motivasi untuk semuanya agar senantiasa ber-fastabiqul khairaat. Seperti yang dilihat, meskipun untuk pertama kali gagal meyakinkan para petinggi, termasuk ulama yang berada di Kesultanan Yogyakarta, Ahmad Dahlan terus berfikir secara positif. Setelah itu ternyata juga yang mendukung beliau dan yakin bahwa yang diutarakan Ahmad Dahlan adalah benar, kemudian satu dari morbot (pesuruh Mesjid) Mesjid gede yang sebenarnya dia adalah keponakan dari Kyai Mesjid Gede, dimana beliau kurang yakin dengan perkataan Ahmad Dahlan tentang arah kiblat. Dalam Muhammadiyah sekarang, konteks pembaharuan seperti yang dilakukan K.H.A. Dahlan harus dilakukan dalam rangka melayani umat melalui AUM. Bidang pendidikan, kesehatan, sosial serta ekonomi perlu direvitalisasi keberadaanya demi tatanan masyarakat yang senantiasa maju dan dijauhkan dari penyakit malas.

Titik puncak ketegangan yang bercampur dengan emosi dan kesesedihan yang mendalam di Sang Pencerah adalah saat dirobohkannya Langgar Kidoel. Keberingasan sesungguhnya warga diluapkan dengan begitu membahana memukul satu persatu yang ada, merusak semua, membakar dan mencaci. Melupakan sisi kemanusiaan dan kekerabatan yang ada. Bruk!!! Suara tiang yang jatuh itu menggetarkan setiap hati yang ada. Sisi kekejaman manusia terlihat begitu cepatnya datang. Masalah keyakinan memang sensitif. Bukannya hanya saat itu kejadian serupa terjadi, saat ini pun ada. Dimanakah Posisi Muhammadiyah? Setiap orang boleh menentang yang berbeda pandangan. Tapi tidak dilakukan dengan kekerasan dan kebengisan atas nama agama. Apalagi Islam. Bicarakan secara baik-baik, giringlah sesama, mereka yang melenceng aqidahnya tersebut. Pasti mereka akan mengerti. Cepat ataupun lambat. Itulah usaha yang harus dikerjakan saat ini. Umat damai negeripun akan menjadi tenteram, rasa kasing sayang dan mengasihi harus kembali ditebarkan, asal juga dengan kaidah-kaidah tertentu jangan sampai kesenjangan terjadi. Tapi, asalkan dengan niat yang baik, pasti akan mendapatkan yang baik pula bahkan yang terbaik. Tentunya bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk seluruh semesta.

Kemampuan manusia yang terbatas menjadikannya kurang begitu memahami keadaan sosial. Rasa kepedulian yang ditunjukkan K.H. Ahmad yang yang dipupuk kepada para muridnya untuk senantiasa memperhatikan sesama patut dicontoh. Saat mengaji, meskipun hanya satu surat tapi jika diamalkan akan lebih berfaedah. Begitu ditanya oleh seorang muridnya kenapa hanya mengaji Al-Maun saja, kan di Al-Qur’an itu ada 114 surat. Hati merasa tenang dan tenang melihat kepedulian sesama manusia begitu besarnya pada sosok seluruh muri-murid K.H. Ahmad Dahlan. Begitupun Muhammadiyah saat ini, dimanapun itu baik pengurus, simpatisan, anggota, ditingkatan manapun hendaklah saling bergotong-royong, marilah sejenak kesampingkan dulu kepentingan pribadi.

Menarik, apa yang dilakukan K.H. Ahmad dahlan untuk memutuskan mengajar di Sekolah Rakyat Budi Utomo. Beliau pada awalnya merasa minder karena bukan dari golongan terpelajar, melainkan dari lingkungan pesantre. Dengan rasa optimisme, beliau berani untuk melakukan tantangan mengajarkan agama. Ternyata hasilnya berhasil. Sangat memuaskan bahkan. Lambat laun beliau sadar, bahwa saat itu perlu untuk mengikatkan kegiatan sosial beserta murid-muridnya melalui perkumpulan (organisasi), setelah bermusyawarah dengan salah satu usul dari muridnya diambillah Muhammadiyah sebagai nama perkumpulan mereka. Dibantu oleh Budi Utomo untuk mengurus perijianan, akhirnya niat baik itu terlaksana. Semua itu memperlihatkan begitu besarnya suatu kerjasama.

Islam tidak anti perubahan. Cikal bakal Muhammadiyah dalam bidang pendidikan sudah ada sebelum Muhammadiyah dirintis dan didirikan. Madrasah Diniyah yang dibuka K.H. Ahmad Dahlan beserta murid-murid mengajinya mempelopori pendidikan agama disatukan dengan pendidikan umum. Belum lagi ”gebrakan” yang ada, yaitu menggunakan kursi dan meja dalam belajar mengajar, memang pada saat itu masih tabu dengan peralatan saat itu karena identik dengan bangsa Belanda yang notabene disebut kafir. Disamping merelakan sebagian tempat tinggal K.H. Ahmad Dahlan untuk sekolah, simpanan pribadi Nyai Walidah istri K.H Ahmad dahlan direlakan ”ini untuk umat/pendidikan”. Kerelaan hati yang luar biasa. Begitu juga dengan para muridnya yang semangat belajar, berbagi dengan para anak-anak jalanan, mengajaknya untuk sekolah, dan menyemangatinya. Bagaimana dengan kita? Pendidikan di Muhammadiyah memang untuk kaum terbelakang, rata-rata untuk menengah ke bawah. Tapi banyak yang telah dihasilkan Muhammadiyah baik itu tokoh bangsa umat bahkan tokoh dunia. Kita harus syukuri itu dan menjadi cerminan untuk maju lebih baik dan jangan terlena dengan yang telah ada.

Kesalahpahaman mungkin bisa terjadi. Entah itu karena komunikasi yang kurang baik, kurang memperhatikannya seseorang atas sesuatu seperti tulisan atau kejadian. Bila tidak ditangani akan mengakibatkan sesuatu yang meresahkan. Karena manusia pada dasarnya memiliki nafsu yang besar sekali untuk menguasai dan berkuasa. Hal seperti ini bisa dikatakan egois. Ketika penghulu Mesjid Gede kala itu tak melihat dengan jelas dan kurang memahami permohonan K.H. Ahmad Dahlan tentang pendirian perkumpulan Muhammadiyah. Persepsi penghulu K.H. Ahmad Dahlan hendak menjadi Residen/Pemimpin daerah Yogyakarta, padahal yang tertulis adalah Presiden/Ketua/Kepala Muhammadiyah. Masalah menjadi runyam. Masyarakat dirundung ketakutan dan kegalauan. Meskipun pada akhirnya semua berakhir dengan bahagia untuk menatap masa depan yang cerah. Sebagaimana judulnya Sang Pencerah.

Know Our Self for Never Ending Study

1290734952367360423
Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Paling sempurna pula, sadarkah kita? Kedudukan manusia pun di mata Sang Pencipta semuanya sama, itu bila dalam konteks antar manusia. Akan berbeda ceritanya bila dalam hal derajat manusia dengan makhluk lainnya. Bisa jadi kedudukan manusia lebih tinggi deratnya dari pada malaikat, atau yang parah bisa jadi kedudukan manusia lebih rendah daripada hewan. Nah, itu semua tergantung kepada kita dalam mampu tidaknya mengendalikan hawa nafsu. Manusia diberikan akal pikiran untuk mengendalikan hawa serta nafsunya itu. Sama-sama dua kata yang tidak bisa dipisahkan : hawa nafsu dan akal pikiran.
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali berbunyi “Iqro”, artinya bacalah. Kata perintah yang memang secara langsung memerintahkan kepada umat manusia untuk membaca, bisa dikatakan juga belajar atau menuntut ilmu. Sejak masih di dalam kandungan, sampai akhir hayat, belajar hukumnya adalah wajib. Belajar dimulai dari diri sendiri, dan sebarkan kepada semua orang apa yang kita ketahui agar bisa lebih bermanfaat. Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna/bermanfaat bagi orang lain (annas anfauhum linnas).
Seperti yang kita ketahui, sebagai ciptaan-Nya di dalam diri kita sendiri terdapat banyak sekali, sampai-sampai tidak akan dapat terhitung kebesaran dan kekuasaan-Nya. Betapa Allah menciptakan manusia agar dapat melihat indahnya alam ini, dapat mendengar suara-suara yang mengagungkan nama-Nya, dapat mencium harumnya bunga, merasakan lembut serta sejuknya air di sungai. Itu hanya merupakan sebagian kecil nikmat yang diberikan-Nya.
Marilah Bersyukur, Mengenali Diri sendiri untuk Belajar Terus Tanpa Henti.
Belajar dari Ketertinggalan
Pernahkah kita merasa puas akan sesuatu? Seberapa seringkah kita bersyukur? Apakah sebagai bagian dari masyarakat saling tolong menolong? Apakah Mungkin manusia dapat hidup sendiri tanpa berdampingan dengan orang lain? Hanya diri kita pribadi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Perkembangan dunia teknologi saat ini sedang mencapai puncaknya. Ketika semua informasi dapat diakses dengan sangat mudah, sangat cepat dan bisa dikatakan sangat murah. Apalagi sekarang ini dengan revolusi TI (Technology Information) seluruh dunia ada di dalam genggaman, seperti moto sebuah perusahaan telekomunikasi domestik kita, the world in your hand. Tetapi, seperti halnya manusia dengan sifatnya yang tidak pernah puas, dengan majunya perkembangan teknologi ini menjadikannya kritis dalam hal pemikiran. Ternyata, kita masih tertinggal jauh sekali dengan bangsa barat.
Bukan berarti kita membanding-bandingkan kita dengan bangsa barat yang cenderung lebih maju dalam dunia teknologi. Tetapi, ini adalah fakta bahwa umat Islam dan angkatan mudanya kurang akan motivasi belajar dalam mengejar ketertinggalan. Budaya kebanyakan masyarakat yang tradisional pun mempengaruhi kepada motivasi belajar. Dalam pandangannya bahwa belajar hanya dilakukan di sekolah. Sudah di luar sekolah ya namanya bukan belajar. Selain itu, masyarakat kita yang sedikit-sedikit jika melihat berbau barat itu kafir. Tanpa melihat apakah ada sisi baiknya ataupun tidak. Contoh saja kasus facebook yang sempat diharamkan. Padahal disana kita bisa menambah informasi dan wawasan asalkan mempergunakannya dengan baik.
Melihat trend yang memang selalu muncul dari barat inilah yang seharusnya kita sebagai umat Islam bangsa Indonesia lebih banyak belajar. Kemudian, dengan sikap optimisme dan melihat terus maju kedepan pasti semua impian akan terwujud serta akan mampu untuk mengejar ketertinggalan. Tanpa melupakan kewajiban yang harus dilaksanakan kepada Allah SWT. Serta dalam hidup berdampingan ada juga yang dinamakan pendidikan moral. Karena, untuk apakah suatu kemajuan umat jika tidak memperdulikan sesama.
Mengamalkan Al-Qur’an dalam Kehidupan
Seorang muslim haruslah mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam seluruh kehidupannya baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, maupun kehidupan internasional. Baik aspek ekonomi, politik, budaya, pendidikan maupun aspek hidup lainnya (7;3, 45;7-8, 24;51, 5;44-47, 4;105).[1]
”Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)” (Al-A’raf, 7;3)
Menganggap apa yang dilakukan adalah belajar menjadikan kita peka terhadap lingkungan sekitar. Hidup berdampingan itu menyenangkan, apalagi bila dibarengi dengan akhlak Al-qur’an. Sampai saat ini yang menjadi kendala mengapa bangsa kita belum mengalami kemajuan dikarenakan kurang peka dan peduli terhadap sesama. Kalaupun rasa solidaritas itu ada hanya waktu-waktu tertentu, dan dilatarbelakangi oleh isu-isu. Masih ingat berita tentang Prita Mulyasari? Begitu kompaknya seluruh masyarakat mendukung dan menyumbang demi membela keadilan serta saling bekerjasama. Ada yang bertugas menggalang dana, memerikan pinjaman tempat sebagai posko dan yang menjadi relawan penghitung jumlah dan nominal uang yang terkumpul. Luar biasanya semua adalah koin yang mencapai 200 jutaan dan beratnya bisa mencapai 1 ton.
Dari cerita di atas sadarkah kita, di dalam tubuh yang diciptakan Allah ini pun terdapat suatu sistem yang saling bekerja sama luarbiasa kompaknya. Terhitungkah kita dalam sehari berapa kali bernafas? Pertanyaan yang konyol. Tetapi ini pecutan bagi kita, dalam satu kali hirupan nafas seluruh organ tubuh bekerjasama dan mendapatkan hasilnya. Idealnya kita bernafas dengan hidung, sebelum udara masuk pastinya disaring dulu oleh bulu-bulu yang ada di lubang hidung. Oksigen masuk dan keluar karbondioksida. Oksigen masuk kembali terus menerus, diikat oleh darah yang dipompa oleh jantung termasuk paru-paru, darah beredar ke seluruh tubuh tanpa terkecuali. Hati berfungsi menetralisir toxin (racun) pada darah, termasuk ginjal sebagai organ penting dalam tubuh. Proses pernafasan menghasilkan energi untuk melakukan aktifitas dan manusia dapat tumbuh.
Andai saja di dalam tubuh ini tidak ada kerjasama, misalkan saat flu. Hidung tersumbat yang mengakibatkan kita agak sulit untuk bernafas dikarenakan virus. Seluruh tubuh akan merasa lemas, karena pasokan oksigen kurang. Apalagi jika yang mengalami gangguan adalah organ hati. Tubuh tidak lagi atau terganggu dalam menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh. Akan sangat berpengaruh sekali, maka untuk itu marilah kita senantiasa terus belajar serta mencintai diri kita sendiri.
Belajar Muhammadiyah
Sebagai gerakan sosial keagamaan, selama ini Muhammadiyah telah menyelenggarakan pelbagai kegiatan yang bermanfaat untuk pembinaan individual maupun sosial masyarakat Islam di Indonesia. Pada level individual, cita-cita pembentukan pribadi Muslim dengan kualifikasi-kualifikasi moral dan etika Islam terasa sangat karakteristik. Gerakan untuk membentuk keluarga ”sakinah”, untuk membentuk ”jama’ah”, untuk membentuk ”qaryah thayyibah”, dan pada akhirnya untuk membentuk ”ummah”, juga mendominasi cita-cita gerakan sosial Muhammadiyah. Pelbagai bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah jelas sekali membuktikan hal itu.[2]
Bahwa dengan berbagai amal usahanya, Muhammadiyah telah membuat anak-anak didiknya berbakti di masyarakat. Seperti konsep belajar, bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan bersama-sama belajar agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Belajar bersama-sama dan sama-sama belajar ditekankan sekali oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai bapak Muhammadiyah. Sekian banyak pelajaran yang patut dicontoh, adalah semangat belajar yang tiada henti serta belajar dari siapa saja, sampai dapat kesempatan untuk belajar di tanah Arab mendalami ilmu agama. Gagasan untuk mendirikan gerakan atau organisasi Muhamamdiyah pun dimulai sejak masih mudah, umur 21 tahun. Belajarlah kawan dari diri sendiri.
Tidak Ada Apa-apanya
Bila dikatakan, sebenarnya tidak ada satu dasar pun bahwa manusia dapat bersikap sombong. Keengganan untuk belajar mencirikan kesombongan manusia. Kapan lagi bila tidak dimulai sejak saat ini, menunggu sampai ada ujian? Melihat akan kenyataan sekarang yang ada, sepertinya kita harus optimis bahwa generasi-generasi muda diharapkan jadi tumpuan bangsa selain umat secara luasnya. Motivasi belajar harus ditingkatkan, karena bila dibanding-bandingkan dengan bangsa lain kita masih tertinggal.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, bahwa didalam diri manusia sendiri ada banyak sekali pelajaran yang perlu untuk diperdalam. Sebagai persembahan rasa syukur kepada sang pencipta atas nikmat masih bisa diberi akal pikiran untuk terus-menerus belajar tanpa henti dan saling tolong-menolong adalah hal kecil. Lebih besar lagi anugerah yang tidak dapat terhitung dari-Nya harus dibalas dengan belajar.

Iqro” (Al-Alaq;1). Bacalah. Bagian terkecil dari belajar adalah membaca. Baik itu membaca buku, alam, ataupun membaca diri sendiri. Di dalam diri kita sendiri banyak sekali pelajaran. Intinya belajar adalah proses tiada henti. Tingkatkan Minat belajar kita untuk mendapat ridho-Nya. Studi is study is study is study is … (Belajar adalah belajar adalah belajar adalah belajar …)
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan belajar dari diri sendiri. Dalam diri manusia terdapat banyak sekali pelajaran. Baik dalam tubuh secara jasmani dan rohani. Belajar terus tanpa henti sampai ajal menanti.
Dalam sebuah obrolan ringan dengan kakak senior di IPM, bahwa sebagai manusia yang diamanatkan untuk terus belajar harus mempunyai ciri khas. Sebagai generasi terpelajar, jika tidak selalu membaca maka setidaknya yang menjadi ciri khas adalah selalu membawa buku kemana pun. Budayakan membawa dan membaca buku.
Teima kasih, semoga bemanfaat bagi diri pribadi khususnya dan seluruh pembaca umumnya. Demi Pena dan Apa yang Dituliskannya. Bermanfaat bagi orang lain sekecil apa pun.
Wallahualam Bishawab
Jakarta, Mei 2010

[1] Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah , Buku Pedoman Dakwah Pelajar Muhammadiyah, (Yogyakarta : Bidang KDI PP IPM, 2009), hal. 37
[2] Kuntowijoyo, Paradigma Islam : Interpretasi Untuk Aksi, 1991, h. 445

Daftar Mata Kuliah Ilmu Komunikasi

FISIP UBK 2010/2011

- Azaz-azaz Manajemen

- Pengantar Sosiologi

- Pendidikan Kewarganegaran

- Ajaran Bung Karno (ABK) II

- Bahasa Inggris II

- Pengantar Komunikasi Bisnis

- Media & Politik

- ABK III

- Pengantar Periklanan

- Pengantar Public Relation

- MPS

- Opini Publik

- Sistem Sosial Budaya Indonesia

- Komunikasi Pemasaran

- Komunikasi Organisasi

- Komunikasi Antar Pribadi

- Sosiologi Komunikasi

- Bisnis Internasional

- Marketing Politik

- Human Relations

- Prilaku Bisnis Antar Pribadi

- Public Speaking

- Komunikasi & Resolusi Konflik

- MPK

- Etika Komunikasi Bisnis

- Teknik Lobby & Negosiasi

- Komunikasi Internasional

- Etika Komunikasi Politik


HUKUM PERMINTAAN, PENAWARAN, HARGA KESEIMBANGAN & PERSAINGAN

Hukum Permintaan

Makin rendah harga suatu barang dan jasa, makin banyak permintaan atas barang dan jasa; sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang dan jasa main sedikit permintaan atas barang dan jasa tersebut.

Penentu permintaan

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan dengan barang & jasa tersebut

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

5. Cita rasa masyarakat

6. Jumlah penduduk

7. Ramalan keadaan di masa yang akan datang

Kurva permintaan/demand (D)

daftar permintaan barang



keadaan

harga

jumlah diminta



P

500

200



Q

400

400



R

300

600



S

200

900



T

100

1300



Hukum Penawaran

Makin tinggi harga suatu barang dan jasa, makin banyak jumlah yang akan ditawarkan oleh para penjual; sebaliknya makin rendah harga suatu barang dan jasa, makin sedikit jumlah yang akan ditawarkan oleh para penjual

Penentu Penawaran

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang-barang lain

3. Ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah/baku

4. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut

5. Tingkat teknologi yang digunakan

Kurva Penawaran/Suply (S)

daftar penawaran barang

keadaan

harga

jumlah ditawarkan

A

100

100

B

200

375

C

300

600

D

400

800

E

500

900

HARGA KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM PRICE)

Yang dimaksud dengan harga keseimbangan (Equilibrium Price) adalah tingkat harga dimana jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta. Tingkat harga yang demikian ini merupakan keadaan yang kekal karena baik pembeli maupun penjual masing-masing merasa puas.

Permintaan dan Penawaran Terhadap Barang

Harga

Jumlah yg diminta

Jumlah yg ditawarkan

Sifat Interaksi

100

200

900

KELEBIHAN

200

400

800

PENAWARAN

300

600

600

KESEIMBANGAN

400

900

375

KELEBIHAN

500

1300

100

PERMINTAAN

Persaingan

1. 1Persaingan sempurna

Merupakan struktur pasar yang paling ideal karena kegiatan produksi barang dan jasa sangat tinggi efisiensinya kegiatan produksi barang dan jasa sangat tinggi efisiensinya dan pembeli memiliki pengetahuan sempurna mengenai pasar.

2. Monopoli

Suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti

3. Monopolitis

Suatu pasar dimana banyak terdapat produk yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product)

4. Oligopoli

Terdiri dari dua perusahaan saja