Kress

Hitam di wajah
Hitam di langit yang bergemuruh
Negeriku yang ternodai
Hitamlah yang melakukannya

Ku tak akan bisa menghapus semua itu
Ku tak akan bisa memupus semua itu
Maka janganlah tersiksa
Dengan sebuah petaka

Hijau Dimanakan
Hijau kemanakah
Alamku sedang bersedih

Menunggu untuk kembali menjadi ...


Kritik terhadap dunia pendidikan


Ilustasi : movieposterdb.com
Mungkin bisa jadi benar pepatah tentang ‘lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali’ berlaku pada diri saya. Bahwa bisa jadi sekarang aku ada semacam gairah lagi untuk terus belajar, sampai ajal menjemput yang akan menghentikannya. Semua ini berkat aku telah menyimak apa yang ada dalam film ‘3 Idiots’. Saat film ini keluar kalah booming dengan adanya film lainnya yang hebat dalam visualisasi dan menyandang film termahal. Selanjutnya aku sangat bersyukur karena bisa menyaksikan 3 Idiots, akan kujadikan pelajaran dan cambuk untuk terus belajar.

Kisah persahabat yang sangat kental dalam dunia pendidikan khusunya di sebuah kampus yang berlatar belakang tekhnik di India. Memang tidak jauh berbeda seperti halnya nama Indonesia dan India, masih sama-sama saudara lah. Toh tinggal beda ‘ones’ saja. India-ind’ones’ia. Pada awal menyaksikannya memang tidak akan menyangka bisa seperti perjalanan selanjutnya yang akan menimbulkan tanda Tanya dan menunggu untuk detik-detik selanjutnya yang penuh makna. Penuh akan inspirasi, dalam latar belakang 3 actor utamanya, Farhan, Raju dan Amir Khan (Wangdu, Rancho) dalam mengejar cita-cita dalam suatu tujuan hidup.

Hidup bukan untuk mencapai kesuksesan. Hidup untuk membuat kesempurnaan meskipun mustahil sebagai manusia itu mencapai kesempurnaan. Terbungkus dalam aksi solidaritas antar sesama kawan, tidak melihat dia itu siapa dan berfikir selalu positif. Kesan mendebarkanpun akan kita rasakan dalam solidaritas, karena apa yang dikerjakan belum tentu sejalan antara akal pikiran satu orang dengan yang lainnya.

ALL IZ WEL (all is well). Kalimat itulah yang menjadi spirit untuk terus berusaha tanpa mengeluh. Menjadi cambuk pula terhadap apa yang selalu dikatakan oleh pesimis. Selalu optimis apa yang akan dihadapi kedepan. Penuh dengan pelajaran bagi semua yang ingin menatap masa depan dengan harapan mulia.

Ada yang keliru dalam dunia pendidikan saat ini menurut cerita yang ada dalam film ini, jika tidak mau dibilang dunia pendidikan sekarang adalah salah. Tetapi itu terlalu ekstirim. Ketika orang sekolah sekarang adalah hanya untuk mengejar ijazah saja. Tanpa memperdulikan yang lainnya, yang penting cita-citanya tercapai (halal ataupun tidak). Anak sekarang didoktrin bagaimana untuk menjadi sesuatu yang hanya menurut apa yang diajarkan ‘si pengajar’ dan hanya terpaku kepada buku tanpa mengkritisi. Selama ini dalam pendidikan diajarkan bagaimana untuk menghafal bukan untuk belajar apa itu esensi dalam sebuah pelajaran.

Dilemma. Sesuatu yang didambakan terpaksa harus dikesampingkan untuk membahagiakan orang tua yang ingin anaknya seperti yang dia inginkan (tapi itu tidak berarti yang terbaik/yang dia inginkan). Namun, pada akhirnya dengan kesungguhan sesuatu yang agak enggan untuk diperbaiki bisa diluruskan dengan pengertian, berbicara dari hati ke hati serta kejujuran. Pembuktian bagi kita semua sebagai anak Indonesia harus jujur mengejar cita-cita yang benar serta berbakti pada orang tua.

Materi bukanlah segalanya. Perhatian yang memang menjadi fokus beberapa cara pengajaran adalah ‘race’ (berlomba) hanya mengejar ‘nilai’ yang ternyata semu. Dalam realitas sekarang yang kita alami memang seperti yang tergambar disana, dan yang baiknya patut untuk kita contoh. Seperti halnya karya manusia lainnya, pasti terdapat celah kelemahan dan kekurangan yang tentunya kita harus bersikap selektif karena ini memang tidak berasal dari bangsa kita sendiri.

Secara keseluruhan kita memang akan tergugah menyaksikan 2 jam yang penuh makna. Serta tidak dapat dipungkiri cerita lucu dan cinta yang menjadi bumbu perasa sebuah film menjadi perhatian kita tentunya. Disamping inti dari perhatian yang sangat mendalam untuk mengubah dunia pendidikan.

Pendidikan itu membebaskan. Tidak ada paksaan di dalamnya. Mulai dari sejak dini semuanya harus mengenal apa yang ada di dalam dunia pendidikan bisa bermanfaat dan tidak menjadikan seseorang menjadi ‘pecundang’ atau ‘keledai’ seperti yang ada didalam film dengan ego sebagai tuhannya.

Kedepan, meskipun tujuan akhir kita untuk bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, itulah pegangan saya. Dunia pendidikan harus sempurna.

Pada akhirnya semua akan sadar dan terbangun dari lelap tidurnya dunia pendidikan sekarang. Banyak yang harus dilakukan oleh kita sebagai umat manusia agar pendidikan sebagai wadah menjadikan generasi yang berilmu serta berakhlak mulia dapat terwujud.
Nuun walqolami wamaa yasthuruun.

Teruskan Boi


Juli 2010.
Boi. Itulah sebutan untuk anak-anak pada adat Melayu yang aku tau dari bukunya Andrea. Panggilan itu tidak ada hubungannya dengan "boy" dalam sebutan anak laki-laki pada bahasa Inggris, karena anak perempuanpun biasa dipanggil 'boi'.

Ini tidak ada hubungannya dengan prolog di atas. Intinya aku akan terus menulis, membaca walaupun yang aku tau sekarang tidak ada apresiasi dari siapapun tentang diriku sendiri. Sekarang aku benar-benar merasa sendiri. Sangat sendiri. Merasa kawan lamaku semuanya meninggalkan. Tidak ada yang peduli maupun menyapa. Menyedihkan. Perkembangan teknologi sekarang yang bisa membuat kita bisa berhubungan walaupun jarak yang memisahkan tidak bisa berbuat apa-apa. Semuanya menjadi individualis.

Pada pertengahan aku berfikir, akupun sedikit merenung. Pastinya diri ini ada khilafnya juga kan. Ya, sampai saat ini aku meresakan seperti gamang lah. Ada asap karena ada api, serta tentunya ada sesuatu yang terbakar. Itu pandanganku pada satu sisi. Mungkin aku punya salah yang menjadikan seperti ini, dan belum sempat aku selesaikan apa itu yang menyebabkannya.

Pada akhirnya, memang kebanyakan orang itu memiliki prinsip "new frinds forever and old friends please only don't forget". Bingung sendiri jadinya. Tetapi setelah melihat apa yang terjadi sekarang akan dijadikan pelajaran kedepannya.

Aku memang tidak memiliki catatan harian, membiasakannya memang tidak mudah. Oke, disini sekarang aku masih punya blog ini untuk mengungkapkan semuanya yang ada di pikiran dan otakku. Perasaanku semuanya. Sampai jumpa dewantoro in the next episode. Nuun Walqolami Wamaa Yashturuun

Staff


Keluarga TU
20 Juli 2010 bisa jadi hari pertama meskipun sepertinya juga tidak. Dalam hal ini aku memulai aktivitas sebagai salah satu staf di amal usaha perguruan Muhammadiyah komplek Matraman Jakarta Timur. Cukup panjang proses memulai serta masuk ke dalam sini, meskipun juga jika dipikir-pikir tidak terlalu panjang perjalanannya karena cukup lancer, aman, sukses.

Nomor-nomor itulah yang pertama kali aku kerjakan, maksudnya aku menulis itu lho, hasil ujian nasional siswa baru yang masuk ke SMa Muhammadiyah 12 ini. Seperti nomor togel kalau kata teman-teman dulu di kampung. Semua nomor ada, dari mulai yang terendah, sampai tertinggi tentunya, walaupun tidak tinggi-tinggi amat nilainya, standar lah. Yang paling keren adalah nomor yang ganda, misalnya 25,25. Ada juga yang nomornya semuanya kembar. Banyak deh, nomor nomor itu ada, semuanya yan kombinasi dari nomor satu sampai nol itu.

Satu lagi tugas, membuat surat tugas untuk guru-guru. Nah, ini memerlukan permainan yang namanya balok kalau kata aku. Karena menggunakan table. Aku jadi tahu, siapa nama guru-guru disini, meskipun belum tahu yang mana orangnya lho. Keadaan siswa yang lumayan lah untuk ukuran sekolah swasta ukuran Muhammadiyah di ibu kota ini, SMA Muhammadiyah 12 bisa menampung siswa, khusunya siswa yang siap tampil berani dan bertanggung jawab serta tentunya berprestasi agar bisa membanggakan almamater, keluarga dan dirinya sendiri.

Berawal dari judul, ia aku sampai saat ini belum memberitahu tentang pekerjaan yang sedang aku lakukan di sini kepada orang tua, terutama ibuku yang notabene beliau juga adalah bagian tata usaha di perusahaan teh, bisa di bilang di perkebunan teh yang ada pabriknya. Disana beliau bekerja sudah sangat lama, sepertinya sejak aku lahir deh. Jadi dua puluh tahunan lah kehitungnya.

Disini, aku tidak akan menyia-nyiakan waktu begitu saja. Perjalanan ini baru dimulai, dan aku akan berkomitmen apa yang aku katakan akan aku kerjakan, yang pahit adalah ketika aku harus berkata tidak benar, tidak jujur. Itu sulit. Tuhan yang maha mengetahi mudah-mudahan tahu bagaimana posisi aku sekarang yang akan terus berikhitiar sampai bisa membanggakan orang tua keluarga dan adik-adikku.

Pekerjaan merupakan sebuah tantangan. Pekerjaan merupakan sampingan. Bukan segala-galanya. Perhatikan di sekeliling kita, pedulikah kita. Apakah pekerjaan kita ada sangkut pautnya dengan mereka yang belum bisa makan, atau apalah yang mereka serba kekurangan. Dengan meniatkan di dalam hati ini, serta meminta ridho kepada Allah SWT. Kegiatanku sebagai staf tata usaha diberkahi oleh-Nya. Tidak lupa juga untuk ibuku. Aku haturkan salam cinta sepenuh hati. Akulah penerusmu.

Sepi dari Tanggapan, Terus Menulis. Apa Saja




Tulisanku pertama di bulan yang penuh dengan sejarah ini. Bulan Juli. Untuk pertamakalinya mengikuti acara dengan skala nasional, yaitu muktamar. dengan segala kontroversinya, dengan segala kegalauan dan pikiran yang menumpuk didalam otak aku mantapkan untuk terus melangkah karena ada semacam kewajiban yang harus aku penuhi dan tidak bisa ditunda-tunda dan diserahkan kepada orang lain. yang terpenting dengan kedatangan aku mampu untuk membuktikan tidak lari dari tanggung jawab. Meskipun aku harus menanggung malu karena kata orang bilang diriku ini kurang mumpuni atas apa yang telah aku lakukan dengan kawan-kawan dalam menyusun materi muktamar ke tujuh belas Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Perjalanan pulang menjadi perjalanan yang penuh dengan mimpi. Karena sepanjang perjalanan aku tertidur di dalam kereta dingin itu. Ya, memang menyenangkan. Tuhan biarkan aku ini menjalani hidup dengan gembira. Tapi aku akan terus hadapi apapun yang terjadi. Seperti hari ini, apa yang aku lakukan akan menjadi dipertanggung jawabkan. Pasti, semakin hari aku tidak bisa lari dari kenyataan. Apa yang menjadi perjanjian itu aku harus mencoba untuk mencabutnya, karena yang namanya perjanjian itu bukan kitab suci yang tidak bisa dirubah-rubah. Aku merasa dirugikan disini.

Banyak orang bilang, apa yang aku tulis atau yang aku ucapkan selalu tidak nyambung, tidak sinkron. Sifat anak kecil itu memang masih lekat didalam diriku. Berjalan terus, aku terus belajar bagaimana untuk menjadi seseorang yang bisa memberikan yang terbaik untuk semua orang. Harusnya ada sih yang membantu diriku. Tapi, yang menjadi pujaan hati tidak bisa memberikan apa-apa. Aku maklum akan hal itu. Dan aku sadar betul semua ada kekurangan dan kelebihan.

Bagaimanapun hari-hari yang telah berlalu beberapa hari kebelakang menjadi pelajaran yang berharga. Semakin hari semakin aku mengerti, kadang aku jatuh kedalam lubang yang hampir sama. Entahlah mengapa. Jalani hidup ini terus sang Rizki. Aku ingat kemarin pas di tempat kerja yang menjadi aku semakin tidak suka adalah ketika aku membaca buku langsung dihimbau untuk tidak membacanya, dan dia menyodorkan bacaan yang memang bukan baru untuk diriku, yaitu tentang jaringan yang berhubungan dengan kerjaanku. Semua itu aku benar-benar tidak suka. Itu seakan-akan diharuskan dan namanya itu adalah pemaksaan apapun namanya. Karena aku suka, maka aku baca. Membaca itu apa saja. Di bulan ini akan aku habiskan waktu luangku untuk membaca, agar beberapa tahun kedepan akan aku petik hasilnya. Pastinya hidup tidak akan selalu seperti ini kawan.

Permainan yang dimainkan ketika aku kecil terjadi pula hari ini, meskipun dengan semacam modifikasi dan modernisasi. Itu adalah permainan rumus kubik, aku tau permainan itu sejak dari kecil. Ayahku yang memberikan permainan itu, bulan ini aku melihat berbagai macam modifikasi dari mainan tersebut di acara pesta buku Jakarta. Jakarta book fair. Ada yang tidak simetris bahkan semacam tokoh kartun dijadikan mainan ini. Memang kreatif. Apakah kalian mengerti dari apa yang aku tulis kawan. Tolonglah beri aku masukkan. Aku sadar banyak sekali yang harus aku pelajari. Dan di bulan ini aku bertekad untuk berubah. Terus belajar dan belajar. karena ini adalah pertengahan tahun. Sebelum aku terlambat. Terimakasih telah membaca dan memberi masukan untuk aku. Semoga tuhan membalas semua kebaikan yang kita lakukan. Aku percaya dengan memberi kita akan semakin diridhoi. Nuun Walqolami Wamaa Yasturuun.

Tulisan Belum Selesai

170610
Perjalanan lagi ini yang akan aku ceritakan kepada semuanya. Tentang semangat dan perjuangan mencari perjalanan yang tidak akan pernah berhenti dan terhenti oleh apapun dan siapapun kecuali Dia.

Untuk sekali ini aku tidur tidak pulas dibawah AC. Hal ini mengakibatkan aku tidak konsentrasi karena mengantuk saat mengendarai motor. Berhubung pagi ini aku akan menghabiskan perjalanan lumayan jauh ke Cikarang. Bisa dikatakan sekitar delapan puluhan kilometer ke arah barat Ibu kota tempat posisiku sekarang.

Singgah sebentar di DPRD Kota Bekasi yang berada di pinggir Kali Malang. Menunggu seseorang sekitar setengah jam yang panjang. Masih beruntung sih

Bersyukur Walaupun Ragu, atau Sebaliknya

140610

Hari ini aku ragu untuk memulainya. Hari yang tanda tanya meskipun aku sudah memantapkan untuk melaksanakan ibadah yang sunnah itu : puasa sunnah. Mohon maaf apabila ada kesalahan di awal-awal ini kawan. Sepertinya Petualangan Dewantoro harus dimulai di hari yang mempunyai matahari yang cerah bagaikan seperti hari-hari yang aku idam-idamkan.

Pasti. Dengan percaya diri memperbaiki dan mengambil yang menjadi milik aku itu harus dilaksanakan. Tahu kan kalau ke gedung-gedung penting itu kita harus meninggalkan identitas di pos satpam ditukar dengan kartu pengunjung. Nah, ketika aku ke gedung ”itu” namanya aku lupa untuk mengambil kembali kartu identitas diriku. Padahal sudah seminggu sebelumnya identitas berupa surat ijin mengemudi aku ditahan juga oleh polisi karena melanggar saat membonceng yang tidak menggunakan penutup kepala yang tidak standar.

Satu-satunya akses untuk aku ke gedung atau tempat penting lainnya adalah identitas. Tanpa itu maka dipersulitlah untuk masuk. Konsekuensinya aku harus mengambil dulu yang kemarin tertinggal sudah lebih dari satu minggu karena aku keluar kota. Ke Malang. Acara Lokakarya Materi Muktamar IPM di Rusunawa Universitas Muhammadiyah Malang 8-10 Juni 2010. Tanggal 7 itu aku ke gedung itu kan. Karena terburu-buru ketinggalan kereta pukul dua. Sedangkan di gedung itu jam 1 masih disana. Karena hujan derasss seeekali. Hujan yang menyebabkan kita tidak bisa kemana-mana. Hujan deras yang bisa mengakibatkan jalanan di Ibu Kota banjir dalam setengah jam.

Masih di gedung itu, sang receptionist yang jutek itu mempersulit proses pengantaran suratku. Selalu bersabar itulah kuncinya pada hari ini. Jalani kawan. Ok.

Memang, khawatir sekali aku. Menyimpan motor di luar gedung itu. Saat tengah mengikuti bapak yang baik hati itu ke dalam gedung untuk menandatangani surat pernyataan bahwa telah meniggalkan identitas selama mungkin satu minggu beserta materai enam ribu rupiah. Di dalam gedung itu di bilang ah orang Cianjur, beras ya. selalu seperti itu saja orang-orang menilaiku. Tapi aku bersyukur motorku ada dan identitasku sudah diambil walaupun sebelumnya saat sudah mengambil materai yang diberikan sekretaris eksekutif pp ipm kang nana itu dari dompet sempat terjatuh, dan aku mencarinya dulu di buku yang sudah aku tandatangani, di meja, eh tau-taunya ada di bawah kursi yang sedang aku duduki.

Saat sudah keluar, motorku atau yang biasa aku bilang sang belalang tempur hijauku itu sudah ada yang menjaga dua orang. aku bukannya berprasangka buruk tapi sepertinya ada yang mengincar mengambil motorku. Pasti.

Perjalanan ke luar kota itu memakan enambelasjam. Pengalaman yang menyenangkan dan menyesakkan hati. Aku bersyukur sekali akan karunia-Nya.

MMBRUMM

090610
Makan Malam Bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

Ditengah kesibukan aktivitas lokakarya materi muktamar IPM, tuan rumah sekaligus rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bapak Muhajir Effendy mengundang segenap peserta untuk berkenan makan malam bersama beliau di gedung rektorat yang di lantai dua itu. Perjalanan yang lumayan jauh dari arena sidang dan medan jalannya yang menanjak dan menurun itu menjadi kesan tersendiri. Makan malam yang berkesan pikirku pertama kali dalam perjalanan. Seorang petinggi Muhammadiyah yang tidak usah diragukan lagi telah tiga periode memimpin UMM setelah periodesasi bapak Malik Fadjar.

Sebelum menginjak pada acara makan malam itu, dipandu oleh saudara Ajo untuk memoderatori semacam diskusi tapi lebih kepada sambutan atau saling mengucapkan terimakasih antara IPM dan rektor UMM tersebut. Sambutan oleh IPM disampaikan oleh salah satu ketua PP IPM, ipmawan Putra Batubara. Dalam sambutan yang benar-benar yang singkat tersebut namun bersubstansi atas penjamuan bapak rektor dan apresiasi atas kegiatan IPM difasilitasi secara ramah. Sang moderator yang juga salah satu ketua PP IPM mengisyaratkan juga, agar sambutan tidak panjang-panjang karena sudah kelaparan. Memang di tempat dingin seperti Malang itu bawaannya selalu lapar.

Berbeda dengan sambutan PP IPM, rektor UMM bapak Muhajir Effendy menyampaikan sambutan yang agak panjang berdurasi 30 menit sampai 45 menit, kurang tahu juga berapa tepatnya. Dalam sambutannya itu dapat diringkas beberapa intisari dan pesan kepada IPM seperti :
1. IPM agar menjadi role mode serta contoh peran aktivis militan Muhammadiyah, untuk menjadi pemimpin Muhammadiyah yang akan datang
2. Meneliti Peranan Pesantren Tebu Ireng bagi perkembangan Muhammadiyah
3. IPM jangan menjadi kader JENGGOT, selalu bergantung
4. IPM harus belajar seperti belajarnya berenang orang Indian, langsung kepada lapangan atau area perjuangan bukan terus berteori

Selain beberapa amanat diatas, Alumni PII dulu yang memang pada saat zamannya beliau belum lahir IPM mengamanatkan dan memberikan pencerahan kepada IPM. Kepada persyarikatan pun beliau sempat menyinggung tentang Muhammadiyah harus ada strategi nasional jangka 100 tahun kedepan. Ini memang menjadi problematika organisasi yang kita cintai ini harus lebih kelihatan gaungnya di masyarakat dalam rangka menjunjung tinggi dan menjalankan perintah agama Islam.

Kecerdasan dan kepekaan rektor UMM ini memperbolehkan IPM untuk membuka perwakilan di UMM. Karena memang telah ada Aisyiah dan Nasyiatul ’Aisyiah di UMM. Menurut beliau, akar rumput itu di bawah tetapi sangat menentukan, karena itu kaderisasi yang dijalankan IPM harus sukses agar terbinanya militansi yang menjadikan akar rumput sebagai ujung tombak dakwah ikatan dan persyarikatan.

Selanjutnya beliau menuturkan istilah dalam bahasa inggris yang artinya hanya bermain dengan baju (Just playing by the pants). Makna dari data tersebut adalah kurang lebih IPM tidak main-main dalam menjalankan amanah. kemudian IPM dalam berorganisasi harus berorganisasi yang bergerak dengan data. Permasalahan yang ada di tubuh persyarikatan memang adalah data base yang kurang. Beliau sempat menanyakan berapa jumlah kader IPM yang sudang mengikuti perkaderan formal taruna melati tahun ini? dan jawabannya memang tidak ada. Untuk itu bapak Muhajir Effendy siap untuk membantu IPM agar bisa lebih baik kedepannya.

Di akhir sambutan beliau menyampaikan bahwa di dalam ikatan yang penting adalah AMANAH, serta apapun manajemennya itu kembali kepada orangnya.

Perjalanan I

Dalam perjalanan tentunya pasti ada rintangan. Salah satu perkataan yang sangat sekali aku ingat bahwa apapun yang diberikan tuhan adalah yang terbaik. Jika kita menganggap kita tidak sedang beruntung atau apalah namanya, karena itu kita belum mengetahui dan yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Sebaliknya, yang jelek menurut kita atau tidak enaklah, kurang lah, mungkin menurut Allah adalah the best things atau terbaik baik kita dan yang cukup bagi Allah.

Kita sebagai manusia memang tidak akan pernah puas. Maka untuk membendung segala sifat yang jelek itu, tidak ada salahnya kita menjalan apa yang menjadi sunnah yaitu dengan berpuasa. Di dalam ibadah ritual tersebut kita dianjurkan untuk menahan segala perbuatan yang bekenaan dengan hawa nafsu. Bukan hanya menahan lapar, haus dahaga. Jika dimulai dengan mebiasakannya dan menjadikannya sebagai rutinitas mudah-mudahan menjadi nilai tambah bagi kita sebagai manusia.

Kembali kepada hal perjalanan kita hidup di dunia ini. Setiap hari yang kita lalui manusia semua adalah mempunyai jatah yang sama dua puluh empat jam. Tidak kurang tidak lebih. Mengelolanya menjadi tanggung jawab kita sebagai khalifah fil ard. Seiring waktu yang berjalan menjadikan manusia berfikir dewasa dan kritis. Bagaikan bumi yang mengelilingi matahari. Rutinitas kita memiliki suatu tujuan. Hidup yang bahagia itu yang bermanfaat.

Pasti! apa yang diberikan Allah itu adalah terbaik bagi kita semua. Jika kita memperoleh rizki sekian, maka memang yang kita butuhkan adalah sekian. Mungkin akan beda masalahnya jika dalam prinsip orang malas dan tidak malas. Orang yang selalu berfikir sehat tentu akan selalu bekerja sehat untuk atau bekerja keras untuk mencapai tujuan. Disini, tujuan itu adalah yang diridhoi-Nya tentunya.

Walaupun semakin hari semakin kita merasakan perjuangan hidup yang tiada hentinya. Seperti dalam lirik sebuah lagu yang dipopulerkan pada waktu dulu bahwa hidup adalah suatu perjuangan tanpa henti. Selalu berkesinambungan dengan sekitar menjadikan kita diterima oleh lingkungan. Permasalahannya adalah ego, pikiran dan kepribadian setiap orang itu berbeda-beda. Seberapapun kerasnya orang mengatakan bahwa si a atau si b itu sama wataknya kepribadiannya itu hanya mirip-mirip saja. Kita harus percaya bahwa manusia memiliki hakikat satu sama lainnya berbeda, dan perbedaan itu harus kita siasati menjadi suatu persatuan yang sangat luar biasa sekali.

Muktamar IPM Ke-17




Yogyakarta- 2-7 Juli adalah waktu perhelatan bersejarah penyelenggaraan muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) diusianya yang menginjak setengah abad. Muktamar kali ini molor 1 hari, karena harus diadakannaya pemilihan ketua umum putaran ke-2. Dengan Calon tersisa IPMawan Faliq Mubarok (PW IPM Jawa Barat-7 Dukungan wilayah) dan Salamet Nur Ahmad Effendy (PP IPM - 12 Dukungan wilayah) menyisihkan IPMawan AR Putra Batubara (PP IPM-11 Dukungan wilayah)yang gugur di putaran pertama.

Sekarang terpilihlah saudara Slamet Nur Achmad Effendy sebagai ketua umum PP IPM periode 2010-2012 dengan jumlah suara 226, terpaut 39 suara dari Faliq Mubarok dengan 190 suara. Semua itu tidak terlepas juga dari suara yang tidak sah, apakah itu yang salah menandai atau yang tidak memilih.

Semoga amanah yang diberikan dijalankan dengan sebaik-baiinya. Itulah harapan kami sebagai kader IPM. Tantangan kedepan seperti yang telah tergambarkan saat debat kandidat ketua umum IPM akan sangat berat dan terjal. Perlu dicatat juga semua tanggapan umum dari wilayah-wilayah IPM se-Indonesia bahwa IPM sedang dalam posisi yang kritis. Kepemimpinan IPM khususnya PP IPM harus diperbaiki agar secara struktural IPM dapat merata sampai ke wilayah Indonesia timur.

Amin...