Matematika

Matematika
Sabtu 31 Oktober 2009

- - -

5.tingkat suku bungan selama 2 tahun pertama sebesar 14% pertahun dan pada 3 tahun berikut turun menjadi 10% pertahun. Jika tabungan suatu perusahaan sebesar $US 2000 berapa uang perusahaan di akhir tahun ke-5?
6.Dalam jangka waktu berapa lama jika seseorang memiliki uang $US 1000 menjadi $US 1600 Jika tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 10% pertahun.
7.Jika seseorang mempunyai mempunyai uang $4000 uang tersebut ditabung selama 10 tahun sehingga menjadi $US 6000 tentukan tingkat suku bunga yang berlaku?
8.Sebuah proyek investasi membutuhkan dana $US 600 dengan tingkat pengembalian $US 1000 dalam 5 tahun. Tingkat suku bunga tabungan sebesar 9% pertahun, manakah yang dipilih perusahaan jika dihadapkan pada investasi atau menabung?
9.Investor dapat memilih proyek yang akan dikerjakan dibawah ini, tawaran investasi oleh suatu perusahaan :
- proyek A dengan biaya $US 2000 dengan tingkat pengembalian $US 3000 dalam 4 tahun
- proyek B dengan biaya $US 2000 dengan tingkat pengembalian US$ 4000 dalam 6 tahun
- proyek C dengan biaya $US 3000 dengan tingkat pengembalian US$ 4000 dalam 5 tahun
jika dianggap tidak ada resiko dan suku bungan 10% pertahun, proyek mana yang seharusnya dipilih investor?
10.Sebuah negara berkembang dapat memproduksi makanan 3600 juta unit pertahun dan tingkat produksinya naik 4% pertahun. Jumlah penduduk sekarang 2,5 juta dan tumbuh 6% pertahun. Rekomendasi minimum makanan yang dimakan penduduk 1200 unit per orang per tahun. Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam produksi, tingkat pertumbuhan penduduk, tidak ada impor, tidak ada ekspor, dan tidak ada perdagangan luar negeri, pada saat kapan produksi makanan mampu memenuhi semua kebutuhan penduduk?

JAWAB
1.Diket :
a =3000
b =500
Dit=?
a=U5
b=S5
Jawab
a. Un = a+(n-b)b
U5=a+4b
=3000+4(500)
=3000+2000=5000
b.Sn= ½ n (a+Un)
S5= ½ 5(3000+U5)= ½ (3000+5000) = 5/2 (8000) = 20000

2.jumlah uang yang dipinjam = Rp. 5000000
Bunga tahun I 2/100 . 5000000 = Rp. 100000 +
ttl pengmbalian pd th I = Rp. 5100000
Bunga tahun II 2/100 . 5100000 = Rp. 102.000 +
ttl pegmbalian pd th II = Rp. 5202000
Bunga tahun III 2/100 . 5202000 = Rp. 104040 +
ttl penmbalian pd th III = Rp. 5306040

Jumlah pinjaman = Rp. 5000000
Bunga smstr I 1/100.5000000 = Rp. 50000 +
ttl pengmbalian semester I = Rp. 5050000
bunga smstr II 1/100.5050000 = Rp. 50500 +
ttl pngembalian semerter II = Rp. 5100500
bunga smstr III 1/100.5100500 = Rp. 51005 +
ttl pengembalian semester III = Rp. 5151505
bunga smstr IV 1/100.5151505 = Rp. 51515,05 +
ttl pengembalian smstr IV = Rp. 5203020,05
bunga smstr V 1/100.5203020,05 = Rp. 52030,2005 +
ttl pengembalian smster V = Rp. 5255050,2505
bunga smstr VI 1/100.5255050,2505 = Rp. 52550,502505 +
ttl pengembalian semester VI = Rp. 5307600,753005

Misalkan :
A = jumlah uang yang dipinjamkan/tabungan/investasi/present value
Fn = total pinjaman/tabungan/investasi sampai tahun ke-n
n = jumlah periode waktu
m = jumlah pembayaran dalam 1 tahun
i = tingkat suku bunga

Fn = A(1+i)n → tiap tahun
Fn = A(1+i/m)n.m → bukan tiap tahun

2.Diket :
A=5000000
i = 2%=0,02
n=3
Ditanya :
a. F3 → tiap tahun
b. F3 → tiap semester

a.
Fn = A(1+i)n
F3 = 5000000(1+0,02)3
= 5000000(1,02)3
= 5000000(1,06)
= 5306040
b.
Fn = A(1+i/m)n.m
F3 = 5000000 (1+0,02/2)3.2
= 5000000 (1 + 0,01)6
= 5000000 (1,062)
= 5307600
3.diket :
F3 = 532400
n = 3
i = 10% = 0,1
Ditanya : A?
Jawab:
Fn = A (1+i) n
F3 = A (1+0,1)3
532400 = A(1,1)3
532400 = A(1,331)
A = 532400/1,331 = 400000

4.Diket :
a = 1000000
r = 4% = 0,04 + 1=1,04
n = 16

Dit : a. U16
b. U11 → 2006 → T=0,025+1=1,025

Jawab :
a. Un = ar n-1
U16 = 1000000(1,04)16-1
= 1000000 (1,04) 15
= 1000000 (1,800943)
= 1800943

U11=1800943(1,025)11-1
=1800943(1,025)10
=2305359

5.Diket :
A = 2000
n=5
i1= 14%=0,14
i2= 10%=0,1

Dit : F5=?
Jawab
F2=2000(1+0,14)2
=2000(1,14)2
=2599,2

F5=2599,2 (1+0,1)3
2599,2 (1,1)3
=3459,53

6.Diket :
A=1000
Fn=1600
i= 10%=0,1

Dit:n?
Jawab =Fn=A(1+i)n
1600/1000=(1,1)n
1,6=(1,1)n
log1,6=nlog (1,1)
n=log 1,6/log 1,1
=0,2/0,04= 5 tahun

7.Diket :
A=4000
F10=6000
n=10
ditanya=i?

Jawab
Fn=A(1+i)n
6000=4000(1+i)10
6000/4000=(1+i)10
1,5 = (1+i)10
10

English

Minggu, 01 Nopember 2009

V1 +S/es -> SPT
V2 (ed) -> past tense
be+ing -> present continous
have/has -> past perfect
will/shall -> past future
had -> past perfect

Past Future
we probably would not go to work

Present perfect
we have satisfied such basic needs

Matematika

Matematika

Sabtu, 31 Oktober 2009

Deret Geometri/ Deret Ukur
adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu (rasio/r)

Rumus suku ke-n

Un=arn-1
Rumus jumlah n suku
1.Sn = a a(rn-1) untuk |r| > 1
r-1
2.Sn=a(1-rn)untuk |r|<1
1-r

contoh soal:
1.diberikan suatu deret geometri sebagai beriku
5,10,20,40
Tentukan :
a. suku pertama (a atau u1)
b. rasio (r)
c. Un dan U4
d.Sn dan S3

2.diberikan suatu deret geometri sebagai berikut :
128,64,32,16
Tentukan :
a. Un dan U10
b. Sn dan S10

3.Diberikan suatu deret geometri sebagai berikut :
40,-20,10,-5
Tentukan :
a. Un dan U5
b. Sn dan S3

4.Diberikan suatu deret geometri sebagai berikut :
-5,10,-20,40
Tentukan :
a. Un dan U5
b. Sn dan S4

JAWAB

1.5,10,20,30
a. U1=a=5
b. r=u2/u1 = u3/u2 = u4/u3
r=10/5 = 20/10 = 40/20
=
c. Un=arn-1
Un=5.2n-1
U4=5.2 4-1
= 5.2 3
= 5.8 = 40
d. Sn = a(rn-1) = 5(2n-1)
r-1 2-1
= 5(2n-1)
S3= 5(2 3 -1)=5(7)
= 35
2. 128,64,32,16

Pendidikan Agama Islam

Kamis, 29 November 2009

Jawaban agama atas persoalan kemanusiaan

unsur-unsur agama :
kekuatan ghaib
keyakinan
emosi
sakral

agama dalam sejarah masyarakat :
dinamisme
animisme
politheisme
henotheisme
monotheisme

agama dan sekularisme
sekularisasi :
proses menurunnya dominasi agama atas lembaga-lembaga sosial lain
proses melepaskan masyarakat dari dominasi lembaga agama

menurut Marx, agama adalah inti dari sebuah dunia yang kejam (the heart of a heartless world)
opium of the people – candu bagi masyarakat

kebutuhan manusia terhadapa agama → sebagai sarana rekonsiliasi, hubungan transedental melalui ritual, mensucikan nilai-nilai, norma-norma masyarakat, fungsi kritis, identitas, makna terhadap siklus terhadap siklus hidup manusia.

पेंदिदिकन अगम Islam

Kamis, 15 Oktober 2009

Untuk mengingat
Normatif doktrinal

Hudalinnas → petunjuk bagi manusia
tentang kemanusiaan
antropologi agama
menganalisis konsep manusia menurut islam dalam suatu perbandingan dengan konsep manusia menurut ideologi-ideologi besar dunia lainnya.
Menunjukkan keyakinan bahwa sistem ajaran islam merupakan solusi terbaik bagi kehidupan individual dan sosial manusia
menunjukkan kepercayaan diri yang kuat sebagi seorang muslim dalam pergulatannya dengan agama-agama dan ideologi sekuler lainnya.

Indicator :
rasionalitas
sains & teknologi
kemudahan – kecepatan
semakin meninggalkan agama

पेंगंतर Akuntansi

UUD 34(54) Akuntan

Laporan Keungan :
Laporan Laba-Rugi → Prestasi Kerja untuk periode tertentu
Laporan Perubahan modal/laba ditahap
Laporan neraca
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan

Aktiva = Hutang + Modal

Fungsi Laporan untuk = Pemilik, direksi, karyawan, investor, pemerintah, pendidikan, masyarakat

Definisi operasional :
Sebagai seperangkat pengetahuan

Sebagai proses :
Pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklarifikasian, penguraian, peringkasan, penyajian data keuangan dengan cara tertentu.

Jenis perusahaan
Perseorangan, persekutuan, PT, Koperasi, yayasan, BUMN/BUMD

Ilmu-ilmu sosial TIK Ilmu filsafat & sains pengetahuan bahasa pengetahuan lainnya
Akuntansi

Hasil perekayasaan : kerangka kontektual
pelaporan keuangan yang dapat diatur lagi dengan sebuah konstitusi

Nilai informasi :
menambah pengetahuan
menambah keyakinan
menambah keputusan

Matematika Ekonomi Bisnis I

Matematika Ekonomi Bisnis I
Sabtu, 10-10-2009
Bpk. Nur Hadiyazid Rachman

Matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi

Deret → adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah tertentu

Bilangan → bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku.

Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret terlihat pada pola perubahan bilangan tersebut dan suku-suku ke suku berikutnya.

Dari segi pola perubahan deret bisa dibedakan deret hitung aritmetika/deret ukur/geometri dan deret harmoni.


1.Deret/Barisan Aritmetika adalah suatu deret yang perubahan satu-satunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan itu dinamakan pembeda.
Contoh :
a. 1,3,5,7,9,11
b. 93,83,73,63

A. Untuk mencari suku ke-n
Un = a + (n+1) b
Un = suku ke-n
a = U1 = suku pertama
b = pembeda

a. Diketahui a=1
b=2
Ditanya: U8=?
Jawab :
Un = a + (n+1) b
U8 = 1 + (8-1)2
= 1+14=15

B. Mencari jumlah suku sampai suku ke-n (Sn)
Sn=½n (a+Un)
Sn=½n (2a+(n-1)b)

S3=?
Sn=½n (a+Un)
S3=½3(1+U3)
=3/2(1+5)
S3=3/2(6)=9

Pengantar Bisnis I

Pengantar Bisnis I
Sabtu, 10-10-2009
Bpk. Bambang Sumaryanto

Kehadiran 15%
Tugas-tugas 10%
UTS 25%
UAS 50%

Bisnis → Kegiatan Usaha yang memproduksi barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mendapatkan keuntungan.

Tujuan Utama → memenuhi kebutuhan konsumen
Tujuan lain → keuntungan

English I

English I
Saturday, 10-10-2009
Bpk. M. Saffarudin

Stem
Economy : Perekonomian
Economic : Ekonomi
Economies : Ekonomi-ekonomi
Economical : Irit
Economically : Dengan Irit
Economist : Ahli Ekomi
Economize : Berhemat

1.Structure → Normal sentence pattern
→ tenses review
→ passive sentence
→ article
→ etc
2.vocabulary → difficult words from the text
→ synonym/antonym
→ stem/word formation
→ prefix
3.reading → reading comprehesion
→ main idea
→ topic sentence
→ reference
4.Economic tenses

Pendidikan Agama Islam I

Bpk. Zulfahmi
Kamis, 08-10-2009

Manusia → Bashar → 36x (Al-Baqarah :107)
Annas → 240x (Al-Hujarat : 13)
Bani Adam → 7x (...)
Al-Insan → 55x (Azzariyat : 56, Al-Ahzab : 72)

Biologi → Bashar
Sosial → Annas
Rasional → Bani Adam
Spiritual → Al-Insan

Perbedaan :
Ada 2 Potensi :
1.Potensi fitrah khuluqi (hakekat penciptaa) memiliki sifat sabar >< tidak sabar
2.Potensi Bashari (membedakan dengan yang lain) memiliki bakat, usaha, kesempatan, takdir.

BEBERAPA ISTILAH HAK ASASI MANUSIA

Logo Kemenkumham
BEBERAPA ISTILAH HAK ASASI MANUSIA

Accesion
tindakan suatu negara untuk menjadi negara peserta dalam suatu perjanjian internasional. Misalnya, Indonesia menjadi negara anggota International Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Woman (CEDAW), Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.

Anak
adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM)

Civil and Political Rights
Hak-hak sipil dan politik. Hak warga negara atas kebebasan dan kesetaraan, adakalanya disebut sebagai sebagai generasi pertama hak asasi manusia, antara lain meliputi hak untuk beribadah, berfikir, berekspresi, memilih, berpartisipasi dalam kehidupan politik, dan memperoleh informasi. Hal ini diatur dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Politik dan Sipil dan pada Pasal 1-21 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Convention
Konvensi, sebuah istilah yang digunakan oleh PBB, yang mengindikasikan perjanjian dicapai antara dua negara atau lebih, Konvensi HAM merupakan kesepakatan internasional yang mengandung syarat untuk mengangkat atau melindungi satu HAM atau lebih atau kebebasan yang asasi. Konvensi seperti ini biasanya depersiapkan oleh badan di dalam sistem PBB atau konferensi khusus yang dibuat untuk tujuan tersebut dan dapat ditandatangani dan diratifikasi oleh Negara-negara yang ada dalam konvensi. Sebuah konvensi menjadi memaksa bila telah diratifikasi oleh sejumlah Negara yang disebutkan dalam salah satu pasalnya dan secara hukum mengikat hanya bagi Negara-negara yang telah meratifikasinya.

Declaration
Deklarasi, intrumen yang formal dan hikmat, penetapan prinsip-prinsip yang sangat penting dan awet. Sama seperti konvensi deklarasi yang diadopsi oleh organ-organ PBB mengikat secara moral namun tidak legal terhadap semua Negara anggota; mereka menetapkan semua prinsip dan standar internasional di mana semua negara diharapkan mematuhinya. Dalam hukum internasional, adalah pernyataan umum prinsip-prinsip yang walaupun tidak mengikat secara legal, harus diperlakukan dengan otoritas yang besar.

Diskriminasi
adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM).

Economic, social and cultural rights
Hak ekonomi, sosial, dan budaya adalah satu dari dua kelas HAM yang diakui secara internasional. Mereka menjamin bahwa bagi individu disediakan barang-barang dan pelayanan secara sosial (seperti makanan, pelayanan kesehatan, asuransi sosial dan pendidikan) dan perlindugan tertentu terhadap negara (terutaman dalam masalah keluarga). Mereka dimasukan de dalam permufakatan Internasional untuk ekonomi, sosial dan budaya, dan pasal 22-27 Deklarasi Universal HAM.

Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM)

Kewajiban Dasar Manusia
adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM).

Komisi Nasional Hak Aasasi Manusia (Komnas HAM)
adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM).

Penyiksaan
adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atau suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapa pun dan atau pejabat publik (Pasal 1, UU No. 39 Th 1999 tentang HAM).

Pelanggaran Hak Asasi Manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat negara baik sengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 UU No. 39 Th 1999 tentang HAM).

Ratification
Ratifikasi, tindakan internasional dimana negara memberikan persetujuannya untuk diikat oleh ketentuan-ketentuan perjanjian. Dalam hukum internasional adalah keputusan oleh negara pemerintahan untuk mematuhi perjanjian atau kesepakatan, seperti Konvensi atau permufakatan, dan untuk terikat secara legal oleh prasyarat-prasyaratnya.

Reservation
Pernyataan unilateral, bagaiman pun frase atau namanya, yang dibuat oleh negara saat meratifikasi atau menyetujui untuk terikat oleh ketentuan-ketentuan perjanjian dengan maksud menghiraukan atau memodifikasi efek legal dari beberapa prasyarat dari perjanjian dalam aplikasiya di Negara tersebut.

Membaca itu Melawan!

Membaca itu Melawan!

Oleh : David effendi

Selain membaca itu untuk memotivasi diri dan orang lain manfaat lainm dari membaca adalah upaya keras dan kuat untuk melawan ketertinggalan, kebodohan, penindasan dan kefakirmiskinan yang melanda diri, keluarga, masyarakat dan bangsa kita. Bagi penulis, kekayaan bangsa bukan hanya berapa besar jumlah devisa, seberapa besar pulau, sebarapa banyak propinsi, atau seberapa besar sumber minyak yang terkandung di dalam perut bumi negeri ini. Melainkan seberapa besar hasrat masyarakat mencintai buku bacaan, seberapa ramai perpustakaan dibangun dan dikunjungi orang. Ini hanyalah mimpi karena sampai sekarang perpustakaan yang besar tetap kalah ramai dengan swalayan yang paling kecil di kecamatan. Apalagi membandingkan keramaian perpustakaan dengan careffour atau matahari mall. Gila!

Membaca bukan hanya kewajiban pribadi akan tetapi kewajiban peradaban bagi siapa saja yang merasa beradab. Tanpa membaca bagaimana anda mengerti bagaimana cara membangun dan mempertahankan peradaban utama, peradaban di mana kehidupan yang toleran, saling memanusiakan manusia, saling menebar kedamaian dan bukan menjadi binatang buas bagi sesama. Membaca itu melawan! Melawan apa?

Pertama, membaca itu melawan penindasan. Di sebuah desa saya yang kecil penindasan terjadi secara laten. Semua orang sadar betapa susah mencari uang. Tapi begitu tidak bernilainya uang. Al kisah, membuat KTP habis 30 hari ini pekerjaan sehari penuh, membuat akte kelahiran sampai 500 ribu, menikah sampai 400 ribu. Semua biaya ini tidak ada satupun yang mempertanyakan dimana aturan ini berasal dan bagaimana bunyinya? Seolah orang tidak peduli sama sekali karena membaca aturan itu bukanlah hal yang penting seperti halnya kita membeli hp atau televisi kita nyaris tidak pernah membaca buku panduanya. Kedua, membaca itu melawan kebodohan. Kalau bodoh kita gampang ditipu, kalau bodoh kita gampang disakiti, kalai bodoh kita menjadi korban selamanya. Kebodohan tidak pernah menguntungkan bagi kita tapi bisa jadi menguntungkan bagi penguasa, bagi orang jahat seperti penyalur jasa TKW pasti mereka mencari yang tidak punya ijasah SD atau SMP agar dengan mudah diatur dan dijinakkan.

Ketiga, membaca itu melawan kemalasan. Tidak ada hak untuk sukses bagi orang malas. Adalah dosa sosial yang tidak terampuni bagi seorang Mahatmagandi bagi seseorang yang kaya tanpa bekerja. Pasti harta karunnya ini diperoleh dnegan cara yang tidak halal, tidak benar dan bahkan haram. Dalam hal ini ada pekerja rentenir, lintah darat, nganakno duit, dan sebagainya yang tidak akan mendapat keberkahan selama hidup dan matinya. Malas itu menuju neraka, sedangkan ketekunan akan memotivasi seorang untuk memuliakan dirinya dan orang lain. Keempat, membaca itu melawan lupa. Di tempat saya belajar di UGM, salah satu papan besar yang dipajang diperpustakaan bunyinya, ” banyak baca banyak lupa, tidak membaca ya tidak lupa.”. ini adalah sindiran bagi orang yang tidak punya kebiasaan membaca yang mereka tidak punya cukup pengetahuan sehingga menjadi sok tahu dan asal bunyi saja ketika membicarakan sesuatu, banyak mahasiswa dan dosen yang masih berada dalam kegelapan bacaan alias belum menjadikan membacara sebagai kebutuhan dasar (basic needs) sebagaimana makan dan minum. Di sisi lain jargon tersebut diatas adalah tantangan terhadap pribadi yang doyan membaca, yang kutu buku, dan bookaholic karena kalau banyak membaca banyak lupa maka harus membaca yang sebanyak-banyaknya sehingga semakin banyak yang tidak terlupakan kalau ada yang terlupakan dibaca lagi dan membaca lagi dan seterusnya dan seterusnya. Untuk apa? Untuk melawan lupa!

Jakarta, Oktober 5, 2009

Pendidikan Miskin Leadership

Menjelang Satu Abad:
Pendidikan Muhammadiyah (masih) Miskin Leadership Skill

Oleh: David Efendi)*

“Pelajar hari ini, pemimpin masa depan”
Seorang Guru Muhammadiyah di desa kecil selalu dan selalu menyampaikan kata-kata tersebut diatas secara berulang-ulang layaknya KHA Dahlan menyampaikan al-Maun kepada muridnya sampai berkali-kali. Artinya, pendididikan kepemimpinan bagi guru tersebut sangat penting. Tidak hanya bagi guru tersebut tapi untuk masa depan peradaban, bangsa, dan persyarikatan ini. Tapi lambat laun, semakin sedikit yang menyadari hal ini.

Sebagai orang yang pernah mendapatkan pendidikan di bangku sekolah Muhammadiyah di pedalaman alias sekolah Muhammadiyah kampungan tentu ada kebanggaan ketika penulis menginjakkan kaki di pusat peradaban Muhammadiyah, Yogyakarta yang bisa menyaksikan ratusan sekolah Muhammadiyah yang megah, standar internasional, yang bisa dikatakan sebagai centre of exellance dari wajah Muhammadiyah yang selama ini penulis melihat bergaya kampungan di desa saya. Di balik kebanggaan tentu kemudian muncul berbagai pertanyaan yang janggal, muncul kegelisahan, dan kritik bahwa kemajuan itu Nampak indah dari luar dan Nampak kacau dari dalam karena mahal, ekslusif, tidak merakyat, dan miskin skill kepemimpinan. Semua bisa berubah, begitu juga wajah pendidikan Muhammadiyah. Apa yang tidak bisa berubah?

Pada awalnya tulisan ini berjudul Robohnya sekolah Muhammadiyah, akan tetapi kenyataanya kan bukan hanya sekolah Muhammadiyah yang roboh, sekolah Negara banyak juga yang roboh dan bubar (dimerger). Sehingga tulisan ini berganti haluan dan judul untuk mengambil salah satu engel dari begitu banyak hal yang pantas di soroti untuk tidak tergesa-gesa mengatakan everything is broken. Sebagaimana yang pernah ditulis oleh pendidikan rusak-rusakan. Begitu juga beberapa tulisan yang menusuk sebuah penyelenggara lembaga pendidikan, yaitu sebuah makalah yang layak direnungkan yang ditulis Eko Prasetyo: beruntung aku tidak sekolah di Muhammadiyah. Apa alasannya, tentu salah satunya adalah mahal dan tidak ‘membebaskan. Dalam bahasa lain bisa dikatakan memiskinkan dan bukan ’memberdayakan’.

Selain pendidikan di Muhammadiyah kekurangan pelaku pendidikan (guru) yang bisa membangkitkan motivasi (motivator) bagi siswanya (warga belajar), sekolah Muhammadiyah juga miskin inpirator dan kreator. Guru tidak hanya tidak lagi digugu dan ditiru tapi nyaris tidak ada yang namanya guru inspiratif, pendidik yang mampu mendorong secara tidak langsng bagi murid-muridnya untuk memacu semangat dan karya kreatifnya untuk meraih mimpinya. Film atau novel laskar pelangi bisa menjadi lonceng kematian bagi pendidik inspiratif di Muhammadiyah. Meski ini asumsi akan tetapi bisa menjadi perhatian bagi pelaku pendidikan Muhammadiyah untuk menjadi dan menghasilkan guru yang kreatif dan inspiratif bagi warga belajarnya. Guru zaman ini dan yang akan datang, tidak mungkin hanya berfungsi sebagai transfer ilmu pengetahuan, hanya menjadi sumur yang kering karena ilmu pengetahuan bisa didapatkan jauh lebih besar tanpa melalui perantara guru. Guru di lingkungan Muhammadiyah sangat besar jumlahnya, apa tidak ada yang bisa menjadi inspirasi? Bagaimana menjadi guru yang inspiratif?

Menjadi pendidik yang inspiratif dan mampu memotivasi siswa didiknya bisa dilatih, bisa diciptakan, tentu dengan kerja keras, mulai dari kesungguhan guru untuk menjadi teladan bagi keluarga, siswa, dan masyarakat serta kesungguhan untuk terus berkarya dan berkarya agar tidak hanya jualan jamu di depan siswa dan masyarakatnya. Guru selain mengajar harus juga belajar, selain memberi seabrek tugas bagi muridnya, juga memberikan tugas yang setimpal bagi dirinya agar tidak masuk dalam golongan NATO (guru yang no action, talk only). Yang tentu ke depan guru yang demikian akan ditinggalkan oleh para pencari ilmu).

Sebagai kritik yang membangun. Satu hal yang penulis ingin sampaikan adalah tentang miskinnya dan fakirnya keterampilan menjadi pemimpin (leadership skill) di kalangan guru dan pendidikan di lingkungan sekolah Muhammadiyah. Dari sekian jumlah guru Muhammadiyah se-Indonesia ada berapa yang benar-benar menjadi pemimpin, ada berapa yang berusaha menjadi pemimpin, menjadi aktivis persyarikatan, ada berapa yang ikut Muhammadiyah untuk formalitas dan ceremonial, ada berapa yang oportunis, ada berapa yang hanya mencari nafkah di sekolah Muhammadiyah? Ini pertanyaan berat dan tidak akan pernah selesai dijawab. Dan banyak guru Muhammadiyah yang loyalitasnya terhadap persyarikatan nomor buncit. Kesetiaan kepada Muhammadiyah diletakka setelah kesetiaan kepada status PNSnya, partai politiknya, dan organisasi lainnya.

Kenapa miskin leadership?
Ada beberapa penyebab. Pertama, Orientasi sekolah muhammadiyah memang kebanyakan tidak untuk menjadi pemimpin sebagaimana maksud pendidikan Muhammadiyah. Banyak pengelola pendidikan di Muhamamdiyah yang mengarakan sekolahnya untuk memenuhi permintaan lapangan pekerjaan, atau untuk menawarkan tenaga kerja, dan atau untuk mendapatkan pekerjaan yang layak kelak nanti. Kepemimpinan menjadi sesuatu yang bukan utama, pendidikan inilah yang kemudian tidak memberdayakan, bahkan malah meninahbobokkan. Semnatara pendidikan kepemimpinan mampu memberikan harapan akan tercapainya pencerahan peradaban dan terwujudnya babak baru yaitu peradaban utama menjelang satu abad umur Muhammadiyah. Kedua, pendidik atau guru bukanlah aktivis atau orang yang terlibat dalam kepemimpinan atau pernah terlibat dalam organisasi sehingga pendidik yang golongan ini hanya berfikir mengajar dan mengajar, masa depan di tangan tuhan dan tergantung nasib. Agak fatalistik, naif bahkan magic. Ini guru Muhammadiyah tapi tidak mengamalkan ’ajaran’ Muhammadiyah. Seorang sahabat bilang, di lingkungan Muhammadiyah guru yang alumni AMM akan jauh lebih progresif mendidik siswanya dan rata-rata guru alumni AMM ini sudah khatam membaca buku-buku saudara Eko Prasetyo seperti: mendidikan itu melawan, Orang Miskin dilarang sekolah, dan sebagainya. Ini ke depan bisa diwajibkan untuk guru Muhammadiyah.

Kalau sekolah Muhammadiyah saja miskin leadership skill, sehari penuh di sekolah hanya untuk mempelajari matematika, mengeja a b c d dan seterusnya apa yang akan dibanggakan dari sekolah Muhammadiyah?. Kepemimpinan tidak diajarkan secara sungguh-sungguh keterampilan dan pentingnya pembelajaran tentang kepemimpinan lalu siapa yang akan mengisi Muhammadiyah, siapa yang berminat kembali ke Muhammadiyah setelah menjalani pendidikan, siapa yang mau pulang kampung untuk mengurus rantingMuhammadiyah yang mati suri. Siapa?

Ketiga, Ada organisasi pelajar Muhamamdiyah bernama IPM yang masih(sedang) berjuang untuk mendapatkan pengakuan sekolah, yang masih sering tidak didukung oleh stake holder sekolah Muhammadiyah masih sering dipandang dengan mata sebelah. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, pembelajaran menjadi pemimpin dna organisasi bukan hal yang urgent di sekolah. Ini juga merupakan kegagalan kita melihat zaman secara komprehensif dan futuristik bahwa ke depan pemimpin-pemimpinlah yang akan menentukan wajah Muhammadiyah dan rupa negeri ini. Tanpa pendidikan kepemimpinan yang sistematik, terprogram, integral dan terencana dengan baik di sekolah Muhammadiyah, tanpa itikad dan kerja keras mulai dari sekarang, peradaban utama itu masih jauh panggang dari api, masih mimpi di siang bolong. Tanpa pendidikan kepemimpinan, Muhammadiyah bukanlah apa-apa! Cepat atau lambat.


)*David Efendi. Direktur LaPSI (lembaga Pengembangan Sumber Daya Insani) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Bisa dihub masdavid_4all@yahoo.com

Pengantar Advokasi Pelajar

Pengantar Advokasi Pelajar Prospek dan Tantangan

Oleh : David Efendi,SIP

Cover Buku Membela Teman Sebaya (IPM)
Dengan segala kelebihan dan kekuranganya tulisan singkat ini hendak ikhtiar untuk memberikan pengantar yang praktik bagaimana mengenal, bersahabat dan berkawan dengan yang namanya advokasi. Secara filosofis Islam merupakan agama yang “advokatif”. Artinya islam tidak menghendaki kemungkaran sosial-politik, atau penindasan ekonomi dan budaya. Untuk mewujudkan rahmat untuk semua itulah Islam membela dan melawan (kisah zaman Nabi Muhammad dalam fase jahiliyah) menjadi bukti empirik bahwa islam menjalankan pembelaan terhadap nilia-nilai luhur manusia sebagai makluk, hamba sekaligus sebagai kholifah untuk mewujudkan keadilan sosial.

Spirit al-maun (teologi al-maun) yang kita kenal luaus dalam lingkungan persarikatan Muhammadiyah menemukan landasan yang sangat kuat untuk mensejahterakan umat manusia, bangsa Indonesia (baca buku Buya Syafii Maarif terbarunya, Islam dalam bingkai ke-Indonesiaan,2009) dengan berbagai program dalam dunia pendidikan, kesehatan dan panti social meski menemukan berbagai ironi dan dramatisme. IPM sebagai bagian Muhammadiyah pun merespon gejolak zaman dengan merumuskan berbagai program kerja dalam bidang hikmah dan advokasi meski tidak mendapatkan dukungan yang kuat dari organisasi besar ini. Tapi ikhtiar membela pelajar itu ditegaskan sampai dua kali Muktamar, di Lampung dan di Medan yang klimaksnya pada tema besar: pelajar kritis, pelajar berdaulat untuk pencerdasan Bangsa. Sudah sampai mana hak pelajar, kedaulatan pelajar? Dan siapa yang tertindas, siapa penindas, dan siapa yang hanya berrpangku tangan menjadi penonton?

Pemahaman: Advokasi dan Kebijakan Publik
Banyak orang beranggapan bahwa advokasi merupakan kerja-kerja pembelaan hukum (litigasi) yang dilakukan oleh pengacara dalam praktek peradilan (pengertian sempit). Sehingga terkesan urusan organisasi yang berkaitan dengan ilmu dan praktek hukum semata. Pandangan semacam itu karena pengaruh yang cukup kuat dari terminologi advocaat (Belanda) sedangkan dalam terminologi advocate (Inggris) pengertian advokasi menjadi lebih luas.2 Penegasan ini penting untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman yang akan berujung pada kesalahan menerapkan strategi dan tujuan. Bagaimanapun banyak lembaga atau organisasi yang merasa prihatin dengan kenyataan sosial, kemudian mengupayakan sesuatu, namun pada akhirnya terjebak pada kesalahan dalam diagnosis.

Mansour Faqih (1997) mendefinisikan advokasi sebagai usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju (incremental). Julie Stirling mendefinisikan advokasi sebagai serangkaian tindakan yang berproses atau kampanye yang terencana/terarah untuk mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah untuk merubah kebijakan publik. Sedangkan menurut Sheila Espine-Villaluz, advokasi diartikan sebagai aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan suatu masalah (isu) kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dari berbagai pengertian advokasi diatas, kita dapat membagi penjelasan itu atas empat bagian, yakni aktor atau pelaku, strategi, ruang lingkup dan tujuan. 

Sesungguhnya masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat merupakan dampak dari hubungan dan tarik-menarik kepentingan antara tiga actor utama: negara, pasar dan masyarakat. Ketika hubungan itu berjalan tidak seimbang, biasanya terjadi karena ada persekongkolan antara negara dan pasar, maka dapat dipastikan akan lahir kebijakan publik yang menindas rakyat kebanyakan. Kebijakan itu bisa berupa peraturan (rules), regulasi, standarisasi, Undang-Undang, Kepres yang memiliki fungsi sebagai norma umum, standar etika maupun sanksi. Dalam hal organisasi atau lembaga swasta juga bisa memunculkan produk kebijakan publik seperti peutusan Muktamar, SK Dikdasmen dan sebagainya. Ilustrasi dapat dibaca catatan kaki ini.

Dari contoh kasus tersebut, kita dapat melihat secara jelas bahwa akar masalah yang menjadi penyebab kerugian bagi masyarakat luas adalah karena adanya kebijakan. Dengan demikian, advokasi sesungguhnya adalah mempersoalkan ketidakadilan struktural dan sistematis yang tersembunyi di balik suatu kebijakan, undang-undang atau peraturan yang berlaku. Maka melakukan advokasi juga mempersoalkan hal-hal yang berada di balik suatu kebijakan, secara tidak langsung mulai mencurigai adanya bibit ketidakadilan yang tersembunyi dibalik suatu kebijakan.

Oleh karena itu, tujuan dari advokasi keadilan sosial adalah bagaimana mengupayakan/mendorong lahirnya sebuah kebijakan publik yang adil, bagaimana merubah kebijakan publik yang tidak adil dan bagaimana mempertahankan kebijakan yang sudah adil dengan suatu strategi. Sebuah kebijakan publik tidak akan pernah dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas. Walaupun dalam proses pembuatan kebijakan publik terdapat wakil rakyat, tapi hal itu tidak akan pernah menjamin bahwa kepentingan rakyat akan menjadi prioritas. Hal ini karena aktor perumus dan pembuat kebijakan memiliki logika kekuasaan dan kepentingan sendiri untuk beroperasi. Apalagi jika ruang publik dalam kehidupan politik tidak mendapatkan jaminan dalam sistem dan konstitusi.

Agar kebijakan publik tidak menjadi alat yang justru meminggirkan kepentingan publik, karena digunakan sebagai alat kekuasaan sebuah bangsa untuk melakukan/melegitimasi perbuatan-perbuatan korup dan manipulatif bagi kepentingan segelintir orang, kebijakan publik harus selalu bersinggungan dengan konsep demokrasi. Artinya kebijakan publik tidak sekedar disusun atau dirancang oleh para pakar dan elit penguasa yang mengatasnamakan kepentingan masyarakat banyak, melainkan harus menoleh pada opini publik yang beredar. Demokratis atau tidaknya perumusan kebijakan publik yang telah dilakukan akan sangat tergantung dari luas atau tidaknya ruang publik sendiri. Oleh karenanya, perluasan ruang publik dengan melakukan reformasi konstitusional yang mengarahkan pada transparansi dan keterbukaan yang lebih besar dalam proses politik yang ada pada sebuah negara harus dilakukan.

Mengingat advokasi merupakan kegiatan atau usaha untuk memperbaiki/merubah kebijakan publik sesuai dengan kehendak mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut, maka menjadi penting untuk memahami apa sesungguhnya kebijakan publik itu. Salah satu kerangka analisis yang berguna untuk memahami suatu kebijakan publik adalah dengan melihat sebuah kebijakan itu sebagai suatu sistem hukum.

Praktek Advokasi
Advokasi dalam perkembangannya digunakan untuk berbagai macam kepentingan, termasuk organisasi pelajar yang mempunyai basis massa yang sangat besar di negeri ini (IPM) mengunakan pola piker advokasi pembelaan teman sebaya yang sementara masih banyak pelajar yang tidak mendapatkan hak sebagaimana mestinya, mendapatkan teror, kekerasan yang sangat sistemik dari kepincangan kebijakan pemerintah yang tidak pro-pelajar, tidak pro-rakyat dalam terminologi yang lebih luas. Oleh kerana itu, maka advokasi dalam pembahasan ini tak lain adalah advokasi yang bertujuan memperjuangkan “keadilan sosial bagi pelajar seutuhnya”. Advokasi sebagai praktek perjuangan secara sistematis dalam rangka mendorong terwujudnya keadilan sosial melalui perubahan atau perumusan kebijakan publik. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan keadilan, advokasi keadilan social (Mansur Faqih).

Untuk melakukan advokasi pada tiga aspek hukum diatas, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda mengingat ketiga aspek hukum tersebut dihasilkan oleh proses-proses yang memiliki kekhasan tersendiri. Oleh karena itu, menurut Roem, kegiatan advokasi harus mempertimbangkan dan menempuh pertama, Proses legislasi dan juridiksi, yakni kegiatan pengajuan usul, konsep, penyusunan academic draft hingga praktek litigasi untuk melakukan judicial review, class action, legal standing untuk meninjau ulang isi hukum sekaligus membentuk preseden yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan hukum selanjutnya.

Kedua, proses politik dan birokrasi, yakni suatu upaya atau kegiatan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana peraturan melalui berbagai strategi, mulai dari lobi, negoisasi, mediasi, tawar menawar, kolaborasi dan sebagainya. Ketiga, proses sosialisasi dan mobilisasi, yakni suatu kegiatan untuk membentuk pendapat umum dan pengertian yang lebih luas melalui kampanye, siaran pers, unjuk rasa, boikot, pengorganisasian basis, pendidikan politik, diskusi publik, seminar, pelatihan dan sebagainya. Untuk membentuk opini publik yang baik, dalam pengertian mampu menggerakkan sekaligus menyentuh perasaan terdalam khalayak ramai, keahlian dan ketrampilan untuk mengolah, mengemas isu melalui berbagai teknik, sentuhan artistik sangat dibutuhkan.

Mengingat advokasi merupakan pekerjaan yang memiliki skala cukup besar, maka satu hal yang sangat menentukan keberhasilan advokasi adalah pada strategi membentuk jaringan kerja advokasi atau jaringan kerja organisasi. Pasalnya kegiatan advokasi adalah pekerjaan multidimensi, sehingga dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak dengan spesifikasi keahlian yang berbeda dalam satu koordinasi yang sistematis dan terpadu. Banyak organisasi yang belum mampu meng-advokasi diri sendiri, sehingga perlu jejaring(sekutu) atau dukungan dari kelompok lainnya. Justru semakin besar keterlibatan berbagai pihak, akan semakin kuat tekanan yang dapat diberikan dan semakin mudah kegiatan advokasi dilakukan. Keberhasilan semakin dapat diharapkan daya ubahnya.

Untuk membentuk jaringan organisasi advokasi yang kuat, dibutuhkan bentuk-bentuk jaringan yang memadai. Sekurang-kurangnya terdapat tiga bentuk jaringan organisasi advokasi yang satu sama lainnya memiliki fungsi dan peranan advokasi yang berbeda, namun berada pada garis koordinasi dan target yang sama. Pertama, jaringan kerja garis depan (front lines) yakni jaringan kerja yang memiliki tugas dan fungsi untuk menjadi juru bicara organisasi, melakukan lobi, melibatkan diri dalam aksi yuridis dan legislasi serta penggalangan lingkar sekutu (aliansi). Tentunya pihak-pihak yang hendak terlibat dalam kegiatan advokasi jaringan kerja garis depan setidaknya harus memiliki teknik dan ketrampilan untuk melakukan tugas dan fungsi jaringan ini. Kedua, jaringan kerja basis yakni jaringan kerja yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan kerja-kerja pengorganisasian, membangun basis massa, pendidikan politik kader, mobilisasi aksi dan membentuk lingkar inti. Ketiga, jaringan kerja pendukung yakni jaringan kerja yang memiliki tugas dan fungsi untuk mendukung kerja-kerja advokasi dengan cara mengupayakan dukungan logistic, dana, informasi, data dan akses.

Catatan Kritis
Siapa yang membala hak pelajar? Partai politikkah? Pengacara? Atau siapa, apa pelajar tidak mampu membala palajar dan berbagai pertanyaan refleksi dapat kita ajukan disini untuk diskusi sehingga akan memperkuat paradigma kritis yang kita miliki. Pemikiran dan tindakan kritis harus bersatu sehingga kerja-kerja advokasi dengan sistemik dan penuh keyakinan kita jalankan. Sering kali kita menutup diri dengan berhenti pada pemikiran kritis(belum tindakan) sehingga terjadi kesenjangan antara hati, perkataan dan perbuatan. Organisasi pelajar belum sepenuhnya percaya diri akan kemampuan pembelaannya terhadap berbagai fenomena ketimpangan sosial (baca lembar diskusi kelompok). Kerja advokasi ke depan masih sangat dibutuhkan dengan prospek yang cerah sekaligus penuh tantangan!

Berhasil atau tidaknya advokasi yang kita lakukan sangat tergantung dari penyusunan strategi yang kita buat. Oleh karena itu dalam menyusun strategi advokasi harus mempertimbangkan beberapa aspek penting yang sangat menentukan keberhasilan advokasi. Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut: Pertama, bahwa dalam advokasi kita harus menentukan target yang jelas. Maksudnya kita harus menentukan kebijakan publik macam apa yang akan kita ubah. Apakah itu UU, Perda atau produk hukum lainnya. Kedua, kita juga harus menentukan prioritas mengingat tidak semua kebijakan bisa diubah dalam waktu yang cepat. Karena itu, kita harus menentukan prioritas mana dari masalah dan kebijakan yang akan diubah. Ketiga, realistis. Artinya bahwa kita tidak mungkin dapat mengubah seluruh kebijakan public. Oleh karena itu kita harus menentukan pada sisi-sisi yang mana kebijakan itu harus dirubah. Misalnya pada bagian pelaksanaan kebijakan, pengawasan kebijakan atau yang lainnya. Keempat, batas waktu yang jelas. Alokasi waktu yang jelas akan menuntun kita dalam melakukan tahap-tahap kegiatan advokasi, kapan dimulai dan kapan akan selesai. Kelima, dukungan logistik. Dukungan sumber daya manusia dan dana sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan advokasi. Keenam, analisa ancaman dan peluang.

Kawan, meski demikian banyak pula organisasi disekitar kita yang melihat ketidakadilan sosial, ketidakadilan pendidikan, dan kekerasan pelajar tetapi menanggapi dengan naif, yakni dengan menyalahkan korban (blamming teh visctims). Sangat ironis sudah korban, disalahkan pula. Mereka beranggapan bahwa sistem/struktur sosial politik selalu baik, masyarakat sendirilah yang tidak mampu beradaptasi karena kebodohan, kemalasan, dan kelemahan dirinyalah mereka(rakyat powerlessness) menjadi korban. Teruslah belajar, teruslah berjuang...jangan lelah, jangan terlena karena masa depan itu 100% ditangan kita.

Referensi:
Eko Prasetyo, Assalamualaikum: Islam Agama Perlawanan!, Yogyakarta: Resistbook, 2007
___________, Orang miskin dilarang sekolah, Yogyakarta: Resistbook, 2004
Komnas HAM, Laporan Tahunan 2007 Komisi Nasional Hak Asasai Manusia, Jakarta: komnasham, 2008
Barbara Coloroso, Penindas, tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Mata rantai Kekerasan dari Prasekolah hingga SMU, Jakarta: serambi, 2006
Mansour Faqih,dkk. Pendidikan Popular, Membangun Kesadaran Kritis, Yogyakarta: insist press, 2007.
M.Yudi Haryono, Melawan dengan teks, Yogyakarta: Resistbook, 2005
Roem Topatimasang.dkk, Merubah Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pact dan Insistpress, 2001
Said Tuhuleley, Pendidikan, kemerdekaan Diri dan Hak si Miskin untuk bersekolah, Yogyakarta: Pusat Study Muhammadiyah, 2005
http://penghunilangit.blogspot.com/2005/08/strategi-advokasi.html

MENULIS ITU MUDAH

MENULIS ITU MUDAH


Mustofa W Hasyim
(Redaktur Pelaksana Suara Muhammadiyah, Ketua Umum PP Ikatan Jurnalis Muhammadiyah, mantan aktivis IPM Kotagede Yogyakarta)
Pengantar
“Hari gini nggak bisa nulis? Ketinggalan pesawat dong.”

“lho, saya kan sudah bisa nulis sms dan bikin surat lewat Email, Apa itu belum cukup?”

“Jelas belum cukup. Kalau ingin tahu nih. Mukjizat yang diberikan pada Nabi Muhammad berupa Kitab Al Qur’an. Wahyu pertama berbunyi tentang perintah membaca, dan pentingnya qolam. Artinya umat Nabi Muhammad harus pandai membaca sekaligus menulis. Zaman setelah Nabi Muhammad meninggal itu ditandai dengan zaman dimana keterampilan menulis dan membaca itu bisa menentukan masa depan manusia.”

“Kenapa bisa begitu?”

“Lihat saja. Proses penciptaan apa saja kan diawali dari tulisan.”

”Buktinya?”

“Orang mau membuat film Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, kan diawali dengan Kang Abik menulis novel. Novel ditulis ulang menjadi skenario. Baru film bisa dibuat.”

“Betul juga. Bahkan kemerdekaan negeri kita ini juga dimulai dari sebuah tulisan. Yaitu teks proklamasi. Tanpa ada teks proklamasi kemerdekaan, apa yang akan dibaca oleh Bung Karno dan Bung Hatta.”

“Dan perlu diingat. Bung Karno dan Bung Hatta, itu jago membaca dan menulis lho.”

“Demikian juga para tokoh Muhammadiyah, dulu dan sekarang.”
HAKIKAT MENULIS
Apakah hakikat dari kegiatan menulis?
Memindahkan kejadian/fakta menjadi tulisan= berita
Memindahkan pikiran/pendapat/ilmu menjadi tulisan=artikel
Memindahkan imajinasi menjadi tulisan=fiksi
Memindahkan harapan/perhatian menjadi tulisan=iklan

Bagaimana menulis Berita?
Memenuhi unsur 5 W 1 H + 1 V + 1 M (What, Who. When, Where, Why dan How ditambah Velue dan Meaning dari kejadian/kegiatan)
Memenuhi struktur/susunan berita J, L, B, E (Judul, Lead, Body, Ending)
Menggunakan bahasa sederhana, ringkas, mudah dipahami
Mempergunakan format/konstruksi piramida terbalik (Makin diatas makin penting, makin kebawah makin berkurang pentingnya
Memenuhi ketentuan Layak Muat masing-masing Media (penting, menarik, urgen), dengan mengubah selera menjadi kriteria.

Bagaimana menulis Artikel?
Mencari topik yang sesuai dengan missi dan visi majalah, tepat waktu (aktual), mendesak untuk ditampilkan.
Mencari bahan-bahan pendukung untuk membahas topik tersebut
Mulai menulis dengan struktur/susunan J,P, I, P (Judul, Pengantar, Inti, Penutup)
Menggunakan bahasa ilmiah populer
Menyesuaikan jumlah panjang tulisan dengan halaman yang tersedia

Bagaimana menulis Fiksi?
(Puisi, cerpen)
Mencari salah satu dari fakta kehidupan untuk dipilih sebagai tema, ide, inti tulisan
Kembangkan imajinasi, dan libatkan emosi serta intuisi ketika menulis fiksi
Mulai menulis dengan struktur/susunan J, I, P, E (Judul, Intro, Plot, Ending). Untuk cerpen ditambah karakterisasi (penokohan) dan konflik
Menggunakan bahasa yang plastis, sugestif, luwes dan menghanyutkan pembaca
Menyesuikan jumlah panjang tulisan dengan halaman yang tersedia
Bagaimana menulis / membuat Iklan?
Menggali bahan untuk mengetahui keinginan pemasang iklan. (Perlu dialog dan negosiasi dengan pemasan iklan).

Mengenali produk atau jasa yang akan diiklankan, untuk mencari keunggulannya. (Perlu survai yang mendalam)

Merumuskan dengan singkat keinginan pemasang iklan, merumuskan dengan singkat keunggulan produk atau jasa yang akan ditawarkan. (Membuat sket atau rancangan iklan untuk ditawarkan kepada pemasang iklan)

Mencari tahu sasaran yang tepat yang dipilih sebagai target audience dari iklan tersebut. Juga mencari tahu media apa yang paling tepat dan efektif untuk iklan itu. (Perlu survai dan memanfaatkan data konsumen dari produk itu)

Menulis teks iklan, mencari gambar/foto yang sesuai, memadukan teks dengan gambar. (Dibutuhkan kerja tim yang efisien dan efektif).

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENULIS
Menulis Berita= menjadi menulis laporan, feature, berita mendalam, menjadi redaktur, pemimpin redaksi.
Menulis Artikel= menjadi penulis opini, kolom, esai, kritik, resensi, menjadi penyunting/ editor buku
Menulis Fiksi= menjadi penulis puisi serius, cerpen serius, novel, roman, budayawan
Menulis Iklan= menjadi copy writer serius, menjadi perancang media (media planner)

PENUTUP
Menulis itu mudah, semudah menggerakkan tangan dan pikiran (asal mau kreatif).
Dengan menulis kita merancang dan menciptakan masa depan kita sendiri (asal mau produktif).
Dengan menulis hidup kita akan makin bermakna (asal mau menjalin link, network dan silaturahmi dengan banyak pihak).
Dengan menulis saya ada dan berguna, dengan menulis kami ada dan berguna. Ada harapan hidup bahagia, kaya, dan nanti masuk surga. (tulisan adalah tetesan ilmu, jika dimanfaatkan orang lain akan menjadi amal jariah kita). Amin.

BENARKAH KRISTUS JESUS PENEBUS ?

Materi : Kristology

Sifat : Pembekalan

Penulis : Romo Santos Budi Ovm.

(Anggota Da’wah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat



BENARKAH KRISTUS JESUS PENEBUS ?

Judul yang juga mengandung pertanyaan tersebut diatas gampang sekali jawabannya, yaitu “Tidak Benar” alias “Bohong Besar”, malahan Jesus atau Nabi Isa AS tidak mengetahui apa-apa tentang ajaran sesat yang justru menggunakan diri beliau sebagai Zonde bok atau kambing hitam atas suatu ucapan dan pekerjaan yang tidak beliau lakukan. Judul diatas sebenarnya bukan urusan kaum muslimin wabil khusus Muhammadiyah, tapi lantaran melibatkan Nabi Isa As. Sebagai kambing hitam, maka langsung atau tidak langsung menjadi urusan kita kaum muslimin dan tentunya Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang konon kabarnya sudah internasional. Semua ini bukannya tanpa alasan dan dalil, malahan disuruh dan diperintah oleh Allah dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 285 dengan penekanan pada kalimat

285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Juga agar semakin mantap kepedulian kita kepada Jesus Kristus, maka surat An-Naml ayat 76 sebagai dasar pijakan pandangan atau grondslag pembelaan kita terhadap nabi Isa As., dan penekanannya pada kalimat di bawah ini :

76. Sesungguhnya Al Quran ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya.

Karenanya kita yang tergabung dalam persyarikatan besar bernama Muhammadiyah ini mau tidak mau harus menempakan posisi “berhadapan” dengan mereka apapun resikonya, bukan malah sebaliknya. Dan ini harus menjadi “Denkende geesten atau state of mind” bagi Muhammadiyah bila masih mengaku back to the holy Qur’an Wassunnah. Juga ayat-ayat Al-Qur’an lain yang berhubungan dengan judul diatas yang tidak penulis cantumkan tetap menjadi penopang terhadap ayat Al-Qur’an tersebut diatas didalam rangka agresi terhadap kemusyrikan dan kristenisasi.

Judul diatas ini akan diketahui oleh publik bahwa semua itu bohong, dan bagi orang-orang musyrik kristiani semua itu ada dianggap benar, akibat daripada kebohongan yang diulang-ulang selama kurang lebih 2000 tahun, maka seolah-olah menjadi suatu kebenaran, karenanya hanya orang-orang yang nuchter saja akan ketidak benaran yang mengetahui adanya kebohongan publik seperti ini, dan karena bible ini bukan kitab suci kita, maka kita gunakan ayat-ayat bible ini hanya untuk berhadapan dengan mereka dan untuk mengetahui kebohongan mereka semata sebagai senjata makan tuan buat mereka kaum musyrikin kristiani laknatullah.

Ayat-ayat mengenai ajaran bahwa Jesus mati untuk menebus dosa dunia, semuanya, kalau tidak sebagian besar terdapat pada tulisan dari surat-surat paulus yang 14 surat banyaknya, jadi bukan kata-kata Jesus kristus, untuk ini sarjana barat sendiri bernama Hector Hawton dalam bukunya berjudul “The thinker’s hand book p.94” berkata “The orthodox doctrines about original sins or the world, really not be founded in the ancients sacred records manuscript of the new testament book, make certain that, all this doctrines was taken from the exegesis of St. Paul epistles.”

Bahwa mengenai ajaran dosa asal sungguh tidak terdapat pada teks manuskrip paling kuno (awal) dari perjanjian baru. Yakinlah, demikian Hector, bahwa ajaran ini diambil dari penafsiran dan ajaran dari surat-surat Rasul Paulus.

Jadi jelas bukan Jesus yang mengajarkan doktrin seperti ini. Karena itu banyak kaum sarjana, terutama sarjana barat yang mengatakan bahwa pendiri agama Kristen adalah Paulus, bukan Jesus, seperti apa yang dikatakan oleh seorang pastor berbangsa Jerman, Prof. DR. Yohannes Lehmann, setelah bertobat dan menjadi muslim pada bulan Mei 1975 beliau merubah namanya menjadi Prof. DR. Yahya Abdurrahman Lehmann, ketika beliau diwawancarai oleh majalah Panorama Haarlem Netherland mengenai siapa pendiri agama Kristen beliau berkata : “Zonder Paulus (Zegt Dr. Lehmann) zou er vermoedelijk geen Christendom bestaan. Hij maakte van een Joodse beweging een wereld religie”

Tanpa Paulus, gereja (kemungkinan) tidak akan berdiri, karena ia (Paulus) telah membuat agama dunia dari gerakan Yahudi. Tepat apa kata DR. Lehmann, bahwa Pauluslah pendiri agama Kristen, tentunya dengan semua ajarannya yang justru secara diametral bertentangan dan tabrakan dengan ajaran Jesus sendiri.

Kalau kita baca Injil, yang saya maksud ialah kitab perjanjian baru dan bukan Injil yang telah ada Allah SWT turunkan kepada nabi Isa As. Dan Injil yang telah diturunkan oleh Allah SWT. justru telah lama sekali tiada, hanya saja secara samar bisa didapat dengan menggunakan keterangan dari tulisan Markul pasal I : 14 yang bunyinya :

En nadat Johannes was overgeleverd, ging Jesus naar Galilea om het Evangelie Gods te prediken.”

Setelah Johannes pembaptis (nabi Jahya As.) ditangkap, pergilah Jesus ke Galilea mengabarkan Injil Allah. Anehnya orang-orang kafir kristiani tidak merasa bingung bila membaca ayat ini, seharusnya mereka bertanya, mana Injil Allah yang diberitakan Markus tersebut diatas?. Mengapa harus perjanjian baru?

Dan sungguh mereka tidak bisa mendapatkan Injil Allah tersebut, hingga walaupun sampai hari kiamat tiba, walaupun hingga burung gagak berbulu putihpun mereka tidak mungkin mendapatkan teks-teks asli Injil Allah tersebut. Menurut dugaan para ahli sejarah mungkin kitab Injil itu turut dihancurkan pasukan Romawi yang dipimpin oleh panglima Titus ketika mengobrak-abrik Jerusalem pada tahun 74 M yang menurut sejarah dunia disebut the Great Diaspora dimana orang Yahudi dibinasakan dan tersebar luas ke penjuru dunia tanpa tanah air, atau mungkin dibawa sendiri oleh Jesus Kristus ketika diangkat (diselamatkan) oleh Allah SWT. ke suatu rabwah & tanah yang tinggi dan datar, sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 50 :

50. Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah Tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir[1005].

[1005] Yaitu: suatu tempat di PaIestina.

Kemungkinan tersebut hanya berdasarkan nalar penulis dan didasarkan pada keterangan Markus sendiri yang mana Jesus telah berkata :

(en Hij zeide) : De tijd is vervuld en het Koninkrijk Gods is na bij gekomen. Bekeert u en gelooft he evangelie” (Markus 1:15)

Waktunya sudah genap, kerajaan sudah dekat, bertobatlah kamu dan percayalah pada Injil itu.

Dasarnya ialah : 1. Waktunya sudah genap, sampai disini yang dimaksud Jesus ialah kerasulan terakhir beliau dari arah Bani Israel dan akan diganti oleh pengganti beliau yang sekaligus Rasul Allah SWT. yang terakhir dari seluruh kemanusiaan.

2. Dengan sinyalemen yang ke-2, yaitu kerajaan Allah sudah dekat.

Mengapa kok dekat ? bukankah perlu kurang lebih 600 tahun sampai diangkatnya Rasullah Saw. atau 3/5 Milenium? Benar sekali, tapi jangan diukur dengan ukuran rasa manusia, tapi ukurannya ialah Allah Swt, dan bagi Allah hal itu tidak lama, hanya setengah hari Tuhan lebih sedikit, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Haj ayat 47 yang berbunyi :

47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, Padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.

Jesus kristus paham benar bahwa umatnya yang bernama Bani Israel sungguh-sungguh membangkang dan menolah kerasulannya sampai yaumul kiamah nanti.

3. Sinyalemen yang ke-3 yaitu “Bertobatlah kamu berpeganglah pada Injil” , penekanannya pada kata bertobatlah kamu dan pada Injil. Injil selain nama kitab Allah yang diturunkan pada nabi Isa As. juga punya arti : KABAR BAIK. Kabar baik apa? Ya, kabar baik akan datangnya Rasul terakhir yang bernama Muhammad Saw. sebagai pemegang kerajaan Allah, sudah dekat berarti antara Jesus Kristus dan Muhammad Saw tidak diselingi Rasul Allah yang lain.

Kemungkinan lain hilangnya Injil Allah karena penghianatan dari Rasul Paulus sendiri, karena Paulus juga mengaku memberitakan Injil Allah, dalam suratnya kepada orang Roma Pasal 1 ayat 1 berbunyi :

Paulus, een dienstknecht van Christus Jesus, en geroepen apostel, afgezonderd tot verkondiging van het Evangelie van God.”

Dari Paulus, hamba Kristus Jesus, yang dipanggil menjadi Rasul dan diasingkan untuk memberitakan Injil Allah. Berdasarkan ayat ini jangan-jangan Paulus ini juga menghancurkan Injil, sebab seandainya ia benar-benar bersumber pada Injil Isa tentunya tulisan-tulisan suratnya tidak akan bertentangan dengan Injil Jesus, kemungkinan setelah dia (Paulus) baca dengan benar, terus dia robah ajaran Jesus dengan ajaran Filsafat Stoa dan Neo-Platonisme yang dia anut, kemudian ia musnahkan Injil itu.

Dan semua sinyalemen ini hanya nalar penulis belaka, bisa salah, bisa juga benar, yang jelas dan akurat ialah “Injil telah lama hilang,seperti yang ditulis dalam “Encyclopedia Americana” di bawah Bible :

The original autograph of the New Testament books have long since perished. We have no certain know ledge as to have or where the fourfold Gospel canon came to be formed”

Tulisan asli Injil telah lama lenyap. Kita tidak mempunyai pengetahuan yang tepat bagaimana dan kapan keempat Injil itu dibentuk. Karenanya hanya Allah Swt. yang tahu, sudahlah dan serahkan saja pada Allah Swt. Lha wong injil itu kitabnya kok. Dan kita baca perjanjian baru ini di dalam rangka perang pemikiran dengan orang Kristen dan hanya untuk ilmu pengetahuan.

Marilah kita kembali pada judul diatas. Menurut Paulus dan orang Kristen pada umumnya sedunia ini Jesus mati di tiang salib untuk menebus dosa manusia, m.a.w untuk menebus dosa dunia, padahal menurut Matius 27 : 18 Jesus digantung karena kedengkian umatnya, ayatnya :

want hij (Pontius Pilatus) wist, dat zij Hem uit nijd hadden overgeleverd”

Karena diketahuinya (Pontius Pilatus), bahwa oleh sebab dengki mereka itu menyerahkan (menganiaya) Dia, atau menurut Stefanus bahwa Jesus dianiaya bersama nabi terdahulu karena mengumumkan akan datangnya Rasul yang benar dan adil, katanya :

wie van de profetan hebben uw vaderen niet vervolgd, zelfs hebben zij hen gedood, die geprofeerd van de komst van de rechtvaardige, van wie gij nu verraders en mordenaars geworden zijt.”(kisah rasul-rasul 7:32).

Apa ada dari pada nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyang kamu, bahkan nenek moyang kamu telah membunuh mereka, dan sekarang engkau mencoba menganiaya dan membunuh (Jesus) yang justru dengan nabi-nabi terdahulu telah mengumumkan akan datangnya pesuruh Allah yang benar itu.

Jadi Jesus ditangkap oleh umatnya karena dianggap berbahaya, seperti keputusan imam kepala yang bisa dibaca dalam injil Yohannes 11:50 yang berbunyi :

en gij beseft niet, dat het in u belang is, dat een mens sterft voor het volk en niet het gehele volk verloren gaat”.

Tiada juga kamu memikirkan bahwa berfaedah bagi kamu jikalau satu orang mati menggantikan kaum, asalkan jangan segenap kaum akan binasa, juga dalam injil Matius 26:3&4 yang berbunyi :

Toen kwamen de overpriesters en de oudsten des volks bijeen in het paleis van de hogepriesters, genaamd Kajafas”

en zij beraamden een plan om Jesus door list in handen te krijgen en te doden”

Maka datanglah segala imam kepala dan orang-orang tua kaum itu dibalai imam besar yang bernama Kajafas. Dan mereka bersepakat hendak menangkap jesus dengan tipu muslihat supaya membunuh dia.

Jelas sudah bahwa ditangkapnya dan terus rencana jahat untuk membunuh Jesus dengan cara digantung (disalib.pen) bukan karena untuk menebus dosa dunia tapi karena dianggap berbahaya. Agar supaya lengkap, baca lagi injil matius 26:63-67 yang dinukil dari KJV (King James Versions) yang berbunyi :

But Jesus held his peace. And the high priest answered and said into him. I adjure thee by the living god, that thou tell us whether thou be the Christ, the Son of God”

Jesus said into him, thou hast said : never theless I say unto you, Hereafter shall ye see the son of man sitting on the right hand of power, and coming in the clouds of heaven.”

Then the high priest rent his clothes, saying, he hath spoken blasphemy, what further need have we of withnesses ? behold, now ye have heard his blasphemy.”

What think ye? They answered and said, He is guilty of death.”

Then did they spit in his face, and buffered him, and others smote him with the of their hands.”

Tapi Jesus diam saja, maka kata imam besar itu kepadanya : Aku menuntut sumpahmu demi Allah yang hidup yang mengatakan pada kami kalau-kalau engkau ini Kristus, anak Allah itu. Maka kata Jesus kepadanya” seperti kata tuan. Tetapi aku berkata kepadamu dari pada sekarang ini kamu akan nampak anak manusia duduk disebelah kanan yang Maha Kuasa, serta datang diatas awan dari langit (sinyalemen untuk Muhammad Saw.pen).

Lalu imam besar itu pun mengoyakkan pakaiannya sendiri serta berkata : Ia menghujat Allah, apa gunanya lagi saksi bagi kita? Sekarang kamu sudah mendengar hujatnya itu.

Apakah pikiran kamu? Maka mereka itu menyahut, katanya : “yang patutnya ia mati”

Lalu mereka itu meludahi mukanya, serta memukul dia dan ada yang menampar dia.

Dari kasus ini kita bisa tahu bahwa Jesus dimusuhi dan dianiaya terus digantung disebabkan oleh 3 hal, antara lain :

  1. Kalau ia (Jesus) dianggap mengaku kristus (Mesias).

  2. Jesus mengatakan anak manusia disebelah kanan Allah datang diatas awan/langit (sinyalemen ini merujuk kepada seorang rasul terakhir pengganti Jesus).

  3. Dan Jesus dianggap menghujat Allah.

Tiga hal ini yang menyebabkan Jesus disiksa dan digantung, dan bukan untuk menebus dosa. Selanjutnya dalam Injil Markus 14:53 s/d 72 sesuai dengan Matius 26: 63 s/d 67 tersebut diatas tidak perlu dimuat. Jadi kesimpulannya adalah : “Jesus akan dibunuh karena kedengkian dari bani Israel termasuk Imam-imam tua Yahudi.

Kalau begitu darimana datangnya ide bahwa disalibnya Jesus untuk menebus dosa manusia? Kembali kepada apa yang dikatakan oleh Hector Hawton, bahwa ide penebusan ini hanyalah ide paulus semata, seperti ayat-ayat yang dipaparkan di bawah ini.

Surat kiriman Paulus kepada orang Roem 6:10 berbunyi :

Want wat zijn dood betreft, is Hij voor de zonde eens voor altijd gestorven, wat zijn leven betreft leeft Hij voor God” (terjemahannya : karena akan hal matinya itu, maka matilah Ia sekali saja untuk dosa, tetapi akan hal hidupnya itu, hiduplah Ia untuk Allah).

Bandingkan lagi pada surat kiriman Paulus kepada orang Galatia 1:4 dan fasal 2:20 bunyinya :

die Zich zelf gegeven heeft voor onze zonden, om ons de trekken uit de teganwordige boze wereld, maar de wil van onze God en Vader”

(terjemahannya : Yang telah menyerahkan dirinya sendiri karena dosa kita, supaya dapat melepaskan kita dari pada dunia yang jahat ini menurut kehendak Allah yaitu Bapak kita). Dan selanjutnya :

Met Christus ben Ik gekruisigd, en toch leef ik, (dat is) niet meer mijn ik, maar Christus leeft in mij. Er voor zover ik nu (nog) in het vlees leef, leef ik door het geloof in de zoon van God, die mij heeft liefgehad en Zich voor mij heeft over gegeven”.

(terjemahannya : “Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku, tetapi hidup yang sekarang aku hidup dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada anak Allah yang mengasihi aku dan yang menyerahkan dirinya karena aku”).

Teologi yang Paulus ajarkan ini benar-benar teologi yang amat sesat dan benar-benar menjadi induknya kemusyrikan hingga hari ini, dimana Jesus bukan saja disalib untuk menebus dosa dunia, malahan disalibnya Jesus demi Paulus itu sendiri, Naudzubillahi mindzalik.

Kita lanjutkan pada surat kiriman Paulus kepada orang-orang Epesus 1:7 yang berbunyi :

En in Hem hebben wij de verlossing door zijn bloed, de vergeving van de over tredingen, naar de rijkdom zijner genade”.

(terjemahannya : “dan di dalam Dia itu kita beroleh penebusan oleh sebab (melalui) darahnya, yaitu keampunan segala dosa menurut kelimpahan anugera-Nya itu”.

Lagi-lagi dari Paulus, kita lanjutkan pada Surat kiriman Paulus kepada orang Pilipi 2:8 berbunyi :

En in zijn uiterlijk als een mens bevonden, heeft Hij zich vernederd en is gehoorzaam geworden tot de dood, ja, tot de dood des kruises”

(terjemahannya : “dan dalam sikapnya seperti manusia, Ia sudah merendahkan dirinya dan taat sehingga sampai kepada maut, yaitu mati tersalib”).

Kapan Jesus atau Isa Almasih merendahkan diri? Tidak pernah! (hubungkan dengan apa arti salib).

Kita lanjutkan lagi kepada surat kiriman Paulus kepada orang-orang di Kolose 1:14 yang berbunyi :

In wie wij de verlossing hebben, de vergiving der zonden”

(terjemahannya :”oleh Dia itu kita mendapat penebusan, yaitu keampunan segala dosa”).(hubungkan dengan Matius 19:16).

Lagi-lagi ini ucapan dan ide Paulus, bukan Jesus. Dan terus kita lanjutkan pada surat kiriman Paulus yang pertama kepada orang-orang di Tesalonika 5:9-10 yang berbunyi :

Want God heeft ons niet gesteld tot toorn, maar tot het verkrijgen van zaligheid door onze Here Jesus Christus”

die voor ons gestorven is, of dat wij het zij wij waken, het zij wij slapen, te zamen met Hem zouden leven”

(terjemahannya : “karena Allah menguntukkan kita, bukan untuk ditimpa kemurkaan, melainkan akan beroleh selamat oleh tuhan kita Jesus Kristus”

yang sudah mati karena kita, sehingga baik kita jaga (bangun), baik kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia”)

Kita lanjutkan lagi pada surat kiriman Paulus yang pertama kepada Timotius 2:6, berbunyi :

die Zich gegeven heeft tot in losprijs voor allen, en door van wordt getuigd te juister tijd”

(terjemahannya : “yang telah menyerahkan dirinya menjadi tebusan orang sekalian (semua orang), yaitu suatu kesaksian pada masa yang sudah ditentukan”).

Kita teruskan pada surat kiriman Paulus kepada Titus 2:14, yang berbunyi :

die Zich voor ons heeft gegeven om ons vrij te maken van alle ongerechtijheid, en voor zich te reinigen een eigen volk volijverig in goede werken”.

(terjemahannya : “yang Ia sudah menyerahkan dirinya karena kita, supaya Dia menebus kita dari segala dosa, dan supaya Ia mensucikan bagi dirinya suatu kaum akan miliknya sendiri, yang rajin berbuat baik”)

Kita lanjutkan pada surat kiriman Paulus kepada Pilemon 1:3 yang berbunyi :

Grace to you, and peace, from God our Father and the lord Jesus Christ”

(terjemahannya : “turunlah kiranya atas mu anugerah dan sejahtera daripada Allah Bapak dan daripada Tuhan Jesus Kristus”) (silahkan ayat ini disilang pada Roem 1:7).

Daripada tanggung, mari kita lanjutkan pada surat kiriman Paulus kepada orang Ibrani 9:26 yang bunyinya :

Want dan had Hij dikwijls moeten lijden sinds de grondlegging der wereld, maar thans is Hij eenmaal bij de voleinding der eeuwen, verschenen om door zijn offer de zonde weg te doen”.

(terjemahannya : “karena jikalau begitu tak dapat tiada kerap kali Ia merasai sengsara dari pada masa dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ini pada akhir zaman, Ia sekali juga telah menjadi nyata akan melenyapkan dosa dengan keadaan mengorbankan dirinya sendiri”.

Setelah kita membaca 10 hingga 11 ayat dari segala surat Paulus dari Roem hingga Ibrani, maka jelas bahwa ide penebusan dosa tersebut bukanlah dari Jesus Kristus, melainkan dari Paulus sendiri yang dihubung-hubungkan dengan dongeng atau kabar angin mengenai kematian Jesus dikayu salib, oh...tiang gantungan, walaupun sebenarnya tidak ada hubungannya. Karena itu dengan ajaran seperti ini sampai membuat jengkel filosof besar Jerman Frederich Wilhelm Nietsche sampai ia berkata : “Tuhan sudah mati”, dengan demikian seharusnya pula agama Kristen pun harus sudah mati, namun agar kelihatannya masih hidup, maka dibuatnyalah oleh Paulus dan diteruskan oleh para Patres Kristiani ide bangkit dari kubur setelah 3 hari 3 malam, diteruskan pula dengan dongengan dan berita angin bahwa Jesus naik ke langit dan nanti Jesus akan turun lagi, dengan demikian berlanjutlah ajaran Kristen hingga kini, dan dongengan konyol yang tidak lucu dan penuh penghinaan pada Jesus ini justru menjadi hidup dan langgeng karena ditopang oleh pemeluk-pemeluk yang otaknya sudah tidak normal dan tidak waras sejak 2000 tahun lebih yang lalu, seperti keluhan seorang ahli bahasa Griek/Yunani, Prof. Gilbert Murray yang menulis :

It is depressing to study “these obscure congregations, drawn from the proletarariat of the levant, superstitions, charlatan ridden, and helplessly ignorant who still believed in Gods begetting children of mortal mothers”

(terjemahannya : amatlah hina untuk mempelajari “Jemaat-jemaat gelap ini” yang diambil dari rakyat jelata Levant, suatu kebodohan yang tak tertolong, penuh tahayul, yang mudah percaya pada tukang jual obat yang masih percaya kepada Tuhan-Tuhan yang melahirkan anak melalui ibu-ibu yang fana”)

(Levant/levantijn mempunyai arti : 1. Oosterling – Penduduk dareh timur

2. Bewoner van kust van klein Azie -

Penduduk di pantai Asia kecil)

Juga ada kontradiksi antara ayat-ayat dalam Matius, Markus dll. dengan ayat-ayat bikinan Paulus, karena itu suka atau tidak suka kitab perjanjian baru bukan kitab suci lagi, dan konsekuensinya ialah tidak patut dijadikan kitab penuntun dalam hidup dengan segala aspeknya dimuka bumi ini.

Kesimpulan akhir dari tulisan sederhana ini ialah bahwa Jesus bukan penebus dosa seluruh umat manusia tapi hanya untuk menyelamatkan dan menghindarkan Bani Israel dari perbuatan dosa (redden van hun zonden), karena itu kontradiksi antara Injil Matius juga Markus yang mengatakan bahwa Jesus disalib karena dengki daripada umatnya bertabrakan dengan Paulus yang mengatakan bahwa Jesus disalib karenan untuk menebus dosa manusia. Dan konatradiksi abadi ini terdapat dalam satu kitab karangan yang konon tanpa rasa malu dan takut mengatas namakan Kitab Tuhan,.......... sungguh menyedihkan memang.

79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh Keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.



Wallahu’alam bishawwab.

Cianjur 26 Rajab 1430 AH/ 20 Juli 2009 AD.